/0/3255/coverbig.jpg?v=7a6fdfb4df5d001957977ac00ca3f167)
Alana, seorang gadis yang dijual oleh ibu tiri dan pacarnya ke sebuah pasar gelap yang menjual wanita-wanita muda untuk dijadikan budak seks. Beruntungnya, sebelum naik ke tempat pelelangan, Lana kabur dengan mengelabui para penjaga meskipun pada akhirnya dia tetap ketahuan. Mereka mulai mengejar Lana yang berlari dengan pakaian yang sangat terbuka dan juga bertelanjang kaki. Dia berlari dan menemukan sebuah rumah yang sangat mewah, kemudian menaiki pagarnya untuk menghindari kejaran orang-orang itu. Sayangnya, Lana tidak tahu rumah seperti apa yang dia masuki. Sekali dia masuk kedalam, dia tidak akan pernah bisa keluar lagi dari rumah itu. "Apakah ini adalah malam keberuntunganku? aku mendapatkan wanita tanpa membuang uangku. Diaz, Charlotte, bawa dia ke kamarku dan persiapkan semuanya." "Bantu aku untuk membalas dendam, sebagai bayarannya kau bisa menggunakan tubuhku sesukamu." "Lana, aku akan membantumu pergi dari tempat ini dan lepas dari cengkraman Jeffrey. Kamu tidak pantas diperlakukan sebagai alat pemuas oleh Jeffrey, malam iuni kau harus pergi setelah aku memberi tanda padamu. Jangan khawatirkan aku."
"Kenapa kalian bisa sejahat itu padaku? padahal aku mencintai kalian berdua dengan sepenuh hati, Mom... Gerald..."
"Alana, kamu memang cantik dan sangat baik hati, tapi kamu bukan tipeku. Kamu sangat polos dan bodoh bisa mempercayai kata-kataku begitu saja. Tentu saja itu bukan salahku, kamu sendiri yang memberikannya padaku," Gerald tersenyum padaku.
"Anak manis, kasihan sekali dirimu. Kau pikir kita akan bersenang-senang disini? sayang sekali aku sama sekali tidak punya niatan untuk melakukan itu denganmu. Itu karena Juan tidak memberiku uang untuk membeli tas terbaru, jadi salahkan saja dia. Jika dia memberiku uang mungkin ini tidak akan pernah terjadi padamu," ibuku tiri pura-pura kasihan padaku.
"Kukira kamu menyayangiku, menganggapku sebagai anakmu sendiri. Tidak kusangka kamu sejahat ini dengan menjualku, aku akan memberitahu papa tentang kelakuanmu ini," aku merasa kecewa, marah dan sedih karena wanita yang aku cintai seperti ibuku sendiri, ternyata hanya memasang topeng didepanku dan Papa. Dia hanya mengincar harta milik papa.
"Apa dia akan memercayai perkataanmu? Belakangan ini kamu selalu membuatnya marah dan kecewa karena kamu tidak mematuhinya, satu kata yang keluar dari mulutku dan dia akan memercayaiku tanpa ragu. Aku dimatanya adalah pasangan yang sempurna tanpa celah, berbeda dengan wanita yang sudah melahirkanmu," ibu tiriku terlihat senang setelah menerima amplop dengan yang berisi sejumlah uang. Ia membagi beberapa gepok uang pada pada Gerald.
"Jadi kamu juga membohongi papa? jahat sekali, dia sangat mencintaimu. Kenapa kamu menjadi seperti ini, dulu kamu sangat baik padaku, memerhatikanku dan papa. Kenapa sekarang kamu berubah menjadi seperti ini..." aku menatap wajah ibu tiriku dengan kekecewaan.
"Ini adalah diriku yang sebenarnya Alana, untuk mendapatkan hati Juan dan juga kau, aku harus rela melakukan apa saja untuk mendapatkan hati dan kepercayaan kalian. Tapi ternyata tidak perlu waktu yang lama sampai kalian berdua berada dalam genggaman tanganku. Tinggal satu langkah lagi sampai dia menyerahkan semuanya padaku," wanita yang belum lama menjadi ibu tiriku ini terlihat begitu senang seolah dia memang menantikan ini.
"Papa bukan orang yang bodoh, dia tidak akan memberikan semuanya padamu. Dia pasti akan menyadari niat busukmu, lalu dia juga akan mencariku."
"Hahahahah... kita lihat saja nanti," balasnya.
"Aku akan membalas kalian berdua, lihat saja nanti. Aku akan membuat kalian jatuh sejatuh-jatuhnya dan tidak ada yang akan menolong kalian saat itu," aku benar-benar marah sampai mataku terasa panas dan air mataku mengalir. Sumpahku akan membalas perlakuan mereka padaku suatu saat nanti.
"Lana, memangnya kamu mau membalasku dengan apa? Setelah masuk tempat itu, kamu tidak akan bisa keluar sama sekali. Aku harap kamu menikmati hidupmu yang sekarang, pasti akan banyak lelaki akan memilihmu dengan harga tinggi," Gerald mengusap wajahku, sekarang aku merasa sangat jijik dengan sentuhannya padaku. Aku meludah tepat di wajahnya.
"Bangsat!" dia menjambak rambutku.
"Ayo pergi Gerald, urusan kita sudah selesai disini," ibu tiriku mengajak Gerald pergi. "Kalian boleh pergi membawa dia, anak ini tidak ada hubungan apa pun denganku," ujarnya pada beberapa lelaki bertubuh besar yang hendak membawaku entah kemana.
"Aku pergi dulu Alana, nikmatilah kehidupan barumu sekarang, pasti akan sangat menyenangkan untukmu," dia menepuk kepalaku pelan sebelum pergi dengan wanita itu.
"Dasar bajingan, lihat saja nanti. Aku akan membalas perbuatan kalian padaku?!" teriakku pada mereka yang sama sekali tidak menanggapi amukanku.
"Lepaskan aku?! Jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian?! Lepas?! Lepas!" aku memberontak sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkeraman dua orang lelaki kekar disini kiri dan kananku.
"Kami sudah membayarmu dengan harga yang mahal, jadi lebih baik kamu menurut karena kami tidak ingin melukai kulit mulusmu," ujar salah satu dari orang-orang ini.
"Aku tidak pernah setuju untuk ini, lepaskan aku berengsek?! Jika kalian ingin wanita kenapa kalian tidak mengambil perempuan tadi saja?!" tamparan yang sangat keras membuat wajahku kebas dan telingaku sedikit berdeging. Aku juga bisa merasakan rasa darah dari dalam mulutku.
"Kamu sudah menjadi seorang budak dan tidak berhak meninggikan suaramu. Ikuti saja perintah kami jika kamu tidak mau aku menghajarmu lagi."
***
"Apa jadwalku setelah ini Diaz? Jika tidak ada aku ingin pergi ke satu tempat," ujarnya sambil menatap layar laptop dengan sangat serius.
"Hari ini kau bebas, tapi Jordy menghubungiku. Katanya ada hal yang harus dia bicarakan denganmu tentang orang itu," jawab Diaz.
"Apa itu artinya dia sudah mendapatkan informasi yang aku inginkan dari orang itu?" dia berbicara tanpa menatap lawan bicaranya.
"Sepertinya begitu, itulah kenapa dia ingin segera bicara denganmu begitu kau selesai bekerja. Juga, mereka bilang Margareth melakukan ulah lagi disana," Jeffrey menatap Diaz dengan dingin.
"Usir dia dari rumah itu. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi, dia terlalu merepotkan. Begitu dia sudah keluar segera bereskan dia dengan sangat rapi," ujarnya, dia kembali sibuk dengan laptopnya.
"Dia sudah melayanimu dengan sangat baik dalam beberapa bulan ini, sayang sekali padahal dia sangat mudah untuk dikendalikan," Diaz mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.
"Kamu bisa mengambilnya jika kamu mau Diaz."
"Apa kamu bercanda Jeff? Dia memang sangat cantik, tubuhnya juga sangat indah. Tapi aku sangat tidak suka sikapnya yang sangat cerewet dan suka menuntut. Aku lebih suka yang menurut, apalagi diatas ranjang," ujar Diaz sambil terkekeh.
"Itu akan sangat membosankan Diaz, aku ingin mencari seorang wanita yang sedikit liar sehingga aku harus menundukkannya sedikit," Jeffrey tersenyum miring membayang sesuatu di kepalanya.
"Kau selalu mengubah tipe wanitamu, setiap waktu. Pantas saja banyak yang menunggumu memilih mereka, membuat mereka bertanya-tanya kapan kau akan membawa mereka ke ruanganmu," sahut Diaz.
"Aku tidak bisa dengan sembarang wanita, hanya mereka yang menarik perhatianku bisa masuk kedalam rumahku, menikmati semua fasilitas didalamnya bahkan mereka juga mendapatkan uang. Hari ini aku akan ke tempat Frank, kamu tidak perlu ikut karena aku ingin pergi sendirian," ucap Jeffrey pada asistennya itu.
"Kamu tahu apa yang harus dilakukan di pasar gelap, jangan pakai nama aslimu disana dan gunakan samara agar tidak ada yang mengenalimu," imbuh Diaz dengan cerewet. Dia lalu menelepon seseorang lagi untuk membawakan pakaian untuk Jeffrey.
"Ini bukan pertama kalinya untukku, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Kau tidak perlu menceramahi sesuatu yang sudah aku tahu dengan baik Diaz, aku sangat membenci itu," dia melotot kearah asistennya itu.
"Aku hanya mengingatkanmu saja, tidak ada salahnya bukan, kalau begitu aku akan pergi ke Royale Palace untuk bermain sekaligus mengontrol orang-orang kita disana. Oh ya, aku juga meminjam mobil Porsche milikmu," Diaz mengambil kunci mobil yang tergeletak begitu saja di meja.
"Kamu belum terbiasa menggunakannya, kenapa tidak memakai mobil yang sudah kuberikan padamu?" Jeffrey tampak waswas karena mobilnya itu baru saja dibeli beberapa hari yang lalu.
"Aku ingin mencoba hal yang baru, ada seorang wanita yang ingin aku dekati dan mencoba membuatnya terkesan padaku," pria yang bernama Diaz itu melambaikan tangan sebelum pergi meninggalkan bos sekaligus sahabatnya pergi.
"Jangan sampai merusak mobilku, kau tidak akan sanggup untuk memperbaikinya?! Haish si berengsek itu," Jeffrey melonggarkan dasinya lalu menyandarkan dirinya di kursi lalu mengambil rokok dari lacinya. Dia merasa lelah dengan kehidupan ganda yang dijalaninya sebagai CEO perusahaan dan anak seorang bos mafia yang menguasai beberapa perdagangan senjata, dan obat-obat terlarang. Bagaimana dia hidup itu sudah diatur sejak dia terlahir.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.