/0/3274/coverbig.jpg?v=bc7ed4e43828c1d5cc7709908a1f1b05)
Andini diceraikan, usai diduakan. Sakit, itu pasti. Selama menikah dengan Agung, Dini selalu diremehkan oleh mertua dan iparnya karena statusnya yang Hany lulusan u dan anak panti. Usai bercerai, dia mampu membuktikan bahwa di bisa sukses walau statusnya janda beranak satu. Setelah meraih kesuksesan, Agung kembali datang dan mengajaknya rujuk? Bagaimana respons Dini? Maulah dia rujuk kembali dengan alasan sang buah hati?
Bab 1
Kelakuan Agung dan Keluarganya
"Bang, tolong dong, belikan air minum! Itu galon sudah kosong semua!" pinta Andini.
"Alah... beli sendiri kan bisa! Biasanya juga beli sendiri! Manja banget!" ujar sang suami sambil terus memainkan game onlinenya.
Andini hanya bisa menghela nafas. Selalu begitu. Agung tidak pernah peduli kepadanya. Pun kepada anak semata wayang mereka. Padahal, dia sedari pagi hanya bermain game online. Sementara Andini harus mengerjakan semua pekerjaan rumah dan menyelesaikan jahitan tetangga.
Memang, sejak awal menikah, Agung tidak pernah mau membantu pekerjaan rumah. Baginya, pantang mengerjakan pekerjaan wanita. Itu akan menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang pria.
Andini beranjak bangun dari kursi kerjanya. Dia pergi ke warung sendiri.
"Nitip belikan rokok sekalian!" teriak Agung. Andini tak menjawab. Dia terus melangkah.
"Mak, beli rokok satu sama galonnya satu ya!"
"Aduh, Din! Kamu kok mau-maunya sih angkat galon sendiri! Berat itu! Mbok, ya, suruh si Agung itu!" omel Mak Warsih.
Mak Warsih adalah pemilik toko kelontong dekat rumah. Walaupun orangnya cerewet, tapi dia satu-satunya orang yang bersimpati terhadap Andini.
Andini hanya menanggapinya dengan senyuman. Saat dia hendak melangkah pergi, tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Din, gue mau beli sabun mandi sama bumbu dapur! Bayarin sekalian ya?" ujar Niken dengan tak tahu malu. Niken adalah kakak iparnya.
"Enak saja! Situ yang belanja, kenapa Dini yang harus bayar?" bela mak Warsih.
"Ya elah, Mak! Gue ngomong sama Dini, kenapa situ nyahut, sih?"
"Maaf, mbak! Saya bawa uang pas!" ujar Dini sambil melangkah pergi.
"Huh...! Dasar pelit!" omel Niken. Dini sudah terbiasa dengan semua itu. Jadi dia tidak kaget.
Melihat itu, mak Warsih tertawa terpingkal-pingkal.
"Syukurin...!" ujar mak Warsih sambil meneruskan tawanya.
"Ketawa ja, terus! Puas? Ya udah, kalo gitu gue ngutang dulu!"
"Eits, gak bisa! Utang elu saja yang Minggu kemarin belum dibayar, ini mau ngutang lagi! Gak ada! Bayar utang dulu!"
"Ish, dasar pelit! Tak sumpahin tokomu bakalan bangkrut, gak laku!"
"Tokoku jelas akan bangkrut kalau pembelinya modelan kamu semua!"
Akhirnya Niken pergi sambil ngedumel.
"Awas, kamu, Din! Akan aku adukan sama Ibu! Biar tahu rasa kamu!" omel Niken sambil jalan.
**************
Sesampainya Dini di rumah, dia sudah disambut teriakan Agung.
"Dini! Buatkan kopi! Sekalian, mana rokoknya?" ujar Agung tanpa merasa bersalah.
Dini beranjak ke dapur membuatkan kopi untuk Agung. Berulang kali dia mencoba menyalakan kompor, tapi tak berhasil.
Ceklek ... ceklek....
Dini masih berusaha, tapi kompornya tetap tak mau menyala. Saat dia mengecek, ternyata gasnya habis.
Dini menghela nafas lelah.
"Dini... mana kopinya? Lama amat!" teriak Agung.
"Bentar, Bang! Gasnya habis!" ujar Andini sambil melangkah ke luar untuk membeli gas di warung Mak Warsih.
Tak lama kemudian, Dini sudah kembali sambil menenteng tabung gas. Dia segera kembali ke dapur untuk membuat kopi, sebelum Agung kembali berteriak marah.
"Ini, Bang, kopinya!" ujar Dini.
"Hm...." Agung menanggapinya hanya dengan deheman. Dini segera kembali ke dapur untuk memasak makan siang.
Siang ini, Andini ingin makan sayur asem, sambal terasi, dan lauk ikan asin. Membayangkannya saja, membuat Dini menelan liur.
"Din! Dini!" teriak mertua Andini saat masuk ke rumahnya.
"Ada apa sih, Bu? Kok teriak-teriak gitu! Malu kalau didengar tetangga!" ujar Agung.
"Mana istrimu? Dia itu sudah berani kurang ajar sama kakak iparnya! Dini!"
Dini yang mendengar suara ribut dari depan rumahnya, bergegas keluar.
"Ada apa, Bu? Kok teriak-teriak? Saya tadi masih masak."
"Kamu itu bikin malu saja! Mbok, ya, kalo Niken minta dibayarin, ya dibayarin saja! Wong belanja segitu saja kok, kamu pelit! Jangan lupa, uang yang kamu pakai belanja itu uangnya anakku! Adiknya Niken!"
Selalu begitu. Sebenarnya, Dini sudah jengah. Namun, dia berusaha bertahan. Demi anaknya.
Dia kasihan jika anaknya harus tumbuh tanpa kasih sayang ayahnya.Walaupun, selama ini, Agung nyaris tidak pernah mau memegang anaknya. Dia terlalu asyik dengan dunianya.
"Maaf, Bu! Tadi itu saya memang benar-benar hanya bawa uang pas! Jadi, tidak bisa membayar belanjaan mbak Niken!" ujar Dini halus.
"Alah..., alasan saja kamu! Emang dasar kamunya saja yang pelit!"
"Memang tadi mbak Niken belanja apa, Bu?" tanya Agung.
"Tadi mbakmu belanja sabun mandi sama bumbu dapur. Tapi, gak jadi. Sama Mak Warsih gak boleh ngutang. Wong hutangnya yang dulu belum dibayar!"
"Memang berapa, Bu, hutangnya?"
"Gak banyak, kok! Hanya lima ratus ribu!"
Agung membuka dompetnya dan memberikan uang lima ratus ribu kepada ibunya.
"Udah, ini Ibu bayarkan hutangnya mbak Niken!"
"Tambahin dua ratus ribu, dong, Gung! Besok Ibu ada arisan!"
"Lho, kan kemarin sudah Agung kasih dua juta, Bu! Buat belanja satu bulan dan buat bayar arisan! Ini uang tabunganku untuk membayar kreditan mobil dan uang semesteran Shelly."
"Itu, Gung! Emmm..., uangnya Ibu pakai buat beli gamis baru. Kan Ibu malu, pakai gamis itu-itu terus!"
Agung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Koleksi gamis Ibunya sudah satu lemari penuh. Namun, tetap saja. Selalu beli dan beli lagi.
Agung mengambil dompet lagi dan menyerahkan uang dua ratus ribu kepada Ibunya. Dini hanya mampu memandangnya.
"Terimakasih, Gung! Ibu pulang dulu!"
"Jangan boros-boros, Bu! Agung juga ingin menabung!"
"Iya, iya!"
Dini kembali ke belakang. Dia meneruskan pekerjaannya dan membereskan rumah dengan berurai air mata.
Sampai kapan dia harus begini? Dia mencoba bertahan, tapi suaminya tidak ada tanda-tanda mau berubah. Agung begitu royal kepada keluarganya, tapi perhitungan kepada anak dan istrinya.
Dia hanya mendapat nafkah dua juta rupiah per bulan. Itu pun harus dipotong untuk bayar listrik lima ratus ribu. Belum lagi untuk membelikan susu dan diapers anaknya. Sisanya untuk belanja kebutuhan dapur.
Sebenarnya, gaji Agung sebesar sepuluh juta rupiah sebulan. Dini mengetahui itu pun karena tidak sengaja menemukan slip gaji di kantong celana suaminya. Itu belum termasuk tunjangan dan uang lembur.
Selama ini, Agung tidak pernah jujur tentang jumlah gajinya. Sejak awal menikah, Dini hanya diberi nafkah dua juta rupiah. Bahkan, hingga usia pernikahan mereka tiga tahun dan memiliki seorang balita yang tampan, uang nafkah yang diberikan Agung pun tidak berubah.
Sebenarnya, dengan gaji segitu, seharusnya mereka bisa hidup berkecukupan dan memiliki sedikit tabungan. Tapi sayang, Agung lebih suka menghabiskan gajinya untuk keluarga dan teman-temannya daripada untuk anak dan istrinya.
Sejak awal menikah, mereka sudah menempati rumah sendiri. Rumah itu dibuatkan oleh ayah mertua Dini untuk anak lelakinya. Dini senang karena tidak harus serumah dengan mertua dan iparnya. Jadi, dia bisa bebas. Tidak ada yang merecoki rumah tangga mereka. Walaupun pada kenyataannya, sungguh berbeda.
Hampir setiap hari mertua dan iparnya pasti membuat masalah. Jarak yang dekat membuat mereka bebas keluar masuk rumah Dini. Bahkan, Dini merasa, dia kehilangan privasinya di rumah sendiri.
Arum menjadi saksi saat sang ayah menjatuhkan talak untuk Ibunya dan memilih pergi bersama istri barunya. Arum menjadi saksi saat sang Ibu berjuang untuk membesarkan dan menyekolahkannya tanpa nafkah dari ayahnya. Arum menjadi saksi saat sang Ibu terpaksa menikah dengan seorang pemabuk karena fitnah. Selain itu, Arum juga harus menghadapi rasa sakit yang membuatnya frustasi dan hampir memilih bunuh diri. Kesakitan-kesakitan itu, tertancap kuat dalam relung hati Arum hingga menimbulkan dendam untuk wanita itu. Wanita yang telah merebut ayahnya dan membuatnya melupakan tanggung jawab terhadap anak kandungnya.
SPOILLER "Apa? Gak. Naura gak mau, Ma! Masak,Naura disuruh nikah sama si tukang rese itu, sih! Gak! Gak mau!" Apa jadinya jika kamu dipaksa menikah dengan tetangga depan rumah? Itulah yang dirasakan saat ini. Dia terpaksa menjadi pengantin pengganti karena sang mempelai wanita tiba-tiba menghilang. Bagas dan Naura harus berjuang menjalani pernikahan tanpa cinta. Saat rasa itu sudah menyapa, sang mantan kembali hadir. Bagaimana Bagas menanggapinya? Akankah rumah tangga mereka bertahan? Ataukah akan kandas karena hadirnya orang ketiga?
Kienan dan Akbar sudah menikah selama lima tahun dan belum dikarunia keturunan. Saat Kienan mendapati dirinya tengah hamil,dia harus menerima kenyataan bahwa sang suami tengah berselingkuh. Yang lebih menyakitkan lagi, wanita tersebut tengah hamil besar. Perusahan keluarganya yang dipercayakan kepada sang suami nyaris bankrut karena banyaknya penyalahgunaan keuangan. Bagaimana Kienan menghadapi kemelut rumah tangga dan perusahaannya?
Jarvis Dharmawangsa adalah seorang pengusaha kaya raya. Dia memiliki seorang anak laki-laki bernama Nathan Ivander Dharmawangsa. Istrinya bernama Adelia. Slamet Baskoro adalah adalah seorang penjual nasi goreng. Slamet memiliki seorang anak perempuan bernama Nindy. Pertemuan tak sengaja mereka membuat mereka bersahabat. Di kedai nasi goreng milik Slamet, Jarvis sering bertemu Nindy. Kesederhanaan Nindy membuatnya terpesona dan dia berencana akan menjodohkan putranya dengan Nindy. Rencana pernikahan mereka terpaksa dipercepat karena kondisi kesehatan Slamet yang terus menurun. Usai akad nikah, Slamet meninggal dunia. Nathan terpaksa menerima peenikahan itu. Namun, ternyata, di belakang Nindy, Nathan juga menikahi kekasihnya. Satu tahun usai pernikahan Nathan dan Nindy, Jarvis meninggal dunia. Atas desakan sang Mama, kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk menceraikan Nindy. Apalagi, saat itu Jovanka sedang hamil. Empat puluh hari usai kematian Jarvis, pengacara keluarga datang dan membacakan surat wasiat. Ternyata, semua aset diwariskan kepada Nindy. Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...