Cakram tersenyum penuh kemenangan saat melihat Shaka mencak-mencak di tempatnya.
Shaka itu ganteng, wangi, idaman, pinter, masa iya di coret dari KK? Nanti kalau dirinya tidak punya uang, bisa hancur harga dirinya sebagai sultan muda!
Wanita paruh baya dengan wajah cantiknya berjalan lenggak-lenggok mendekati anak dan suaminya yang tengah bersantai di kolam renang belakang.
"Kenapa sih pa teriak-teriak?" tanya Gealin Adyana Reyzidan, Mama Shaka dengan suara cempreng khasnya.
"Ini ma! Si Shaka! Gak mau tunangan dia. Katanya sih udah punya pacar!" adu Cakram dengan nada julit khasnya. Mendengar itu Shaka berdecak.
Jujur saja, Shaka selama ini tertekan karna menjadi bahan bullyan di keluarga nya sendiri.
Wajah Gea langsung mendramatis. "Shaka? Kamu nolak sayang?" Gea mengeluarkan air mata dusta nya.
"Ma-"
"Kamu tega buat mama malu, sayang? Hm?" potong Gea tanpa memberikan Shaka membalas ucapannya. Gea menunduk sok sedih. Cakram langsung merangkul istrinya.
"Sabar sayang. Memang ini resikonya punya anak durhaka. Sabar ya sayang, sabar."
"Cih! Sok kecakepan. Muka kaya remahan peyek aja gayanya selangit! Harusnya lo itu berterimakasih karna udah di jodohin sama mama dan papa! Lo jadi terhindar dari rumor 'Shaka sang sultan muda yang belok!' Dasar gak tau terimakasih!"
Tiba-tiba gadis berumur 11 tahun dengan rambut berantakan bak singa ikut nimbrung. Dia Gialaina Adyana Reyzidan.
Pohon toge mana pohon toge? Cepat! Shaka mau gantung diri bersama para ulat dan kawan-kawan seperjuangannya! Shaka tidak kuat!
Punya bapak julit, emak tukang drama dan adik perempuan berumur 11 tahun yang punya mulut super pedas membuat Shaka rasanya ingin nekat kabur dari rumah!
Walaupun gak berani karna Shaka takut marga 'Reyzidan' nya di cabut.
"ARGH!" Shaka berteriak sembari memukul kepala sendiri.
Tiga orang yang menjadi tersangka menatap horor Shaka.
Gia langsung bertepuk tangan. "Yes! Ma! Pa! Abang kerasukan! Iket dong iket!" seru Gia heboh.
"Eh jangan di ikat kasian atuh!" Protes Gea.
"Buang aja udah biar sekalian!" lanjut Gea sembari cengengesan.
"Heh!" tegur Cakram penuh peringatan.
Shaka berbinar, laki-laki dengan wajah songong itu berharap papa nya waras untuk kali ini saja!
"Jangan kaya gitu! Tali mahal! Kalau buang ke tempat jauh juga jalannya pake bensin! Buang-buang duit! Sekalian aja jual! Semalem ada tante-tante yang pengen cari sugar baby!" Usul Cakram dengan alis yang di naik-turun kan.
Shaka langsung merosot di lantai. Tatapannya kosong. Help! Dia benar-benar depresi saat ini!
"Ya Allah. Shaka kan ganteng, wangi, rajin mandi, rambut item keren. Duit juga banyak. Kenapa harus menjadi bahan bullyan? Apakah ini ujian orang ganteng? Kalau iya gak papa. Shaka bersyukur. Gak mau ngeluh karna Shaka emang ganteng. Ganteng sekali. Ganteng banget. Terlalu ganteng!"
-RELATIONSHIT!-
Gedubrak!
"Ck! Siapa ni yang naro pintu di sini? Mana gede banget lagi! Lo kira lo keren ngalangin jalan kaya gini hah? Gue jual juga ni pintu!" Gadis dengan stelan dress putih tulang dan rambut yang di gerai itu terus mengomeli pintu yang baru saja membuat keningnya benjol.
Dirinya tak habis fikir, kenapa pintu ini di taruh di depan rumah? Kan kasian kening nya jadi benjol.
"Kamu ngapain, Aprilia?" Suara lembut yang berbeda jauh darinya itu membuat sang empu berbalik.
"Ciuman sama pintu!" sahut wanita yang di panggil 'Aprilia' itu ketus. Zanata Aprilia Rose, itu nama lengkap dari sosok yang sekarang tengah melipat tangannya di depan dada dengan ekspresi jutek.
Zayana Keila Juli, gadis itu tertawa kecil.
"Emang bisa?" tanya Juli geli.
"Gak usah sok imut! Jauh-jauh sana! Ntar virus penyakitan lo nular ke gue lagi!"
Juli langsung melunturkan senyum nya lalu menunduk.
"Maaf," kata Juli sembari tersenyum tipis.
"Ya udah, aku duluan ke mobil ya. Kamu juga nyusul. Mama sama papa udah nungguin."
"Cot! Sana pergi!" usir Aprilia tak suka. Jika boleh jujur, Aprilia benci sekali dengan gadis penyakitan yang selalu membuat April dalam kondisi sulit itu.
Penyakitan, nyusahin, manja pula! Kadang April berpikir, kenapa Juli bisa kuat hidup di saat dirinya menjadi beban bagi banyak orang?
April terkekeh sinis. "Dasar hama!"
-RELATIONSHIT!-
Suasana di restoran ternama yang ada di Jakarta terasa begitu dingin dan tegang. Dua keluarga itu sedari tadi fokus mengunyah hidangan yang tersaji untuk sekedar menyusutkan hawa-hawa negatif yang terjadi saat ini.
Berbeda dari orang-orang yang berada di sekitarnya, Aprilia malah dengan santai memakan makanannya tanpa merasa terintimidasi oleh situasi.
"Kamu Aprilia?" Suara cempreng tapi terdengar seperti di buat sok anggun itu membuat sang pemilik nama mengangkat kepalanya sekilas lalu kembali fokus makan.
Kalau sudah tau kenapa masih bertanya? Begitu pikir Aprilia seraya tersenyum sinis dalam diam.
Jujur saja, Aprilia tipe orang yang tak suka berbasa-basi. Kalau tidak penting ya akan dirinya acuhkan. Terkesan tidak sopan memang, tapi mau bagaimana lagi? Sejak kecil Aprilia tidak pernah di ajari caranya bersikap. Maka dari itu dia menjadi pribadi yang suka seenaknya.
Kalau di rasa benar maka akan Aprilia jalani walaupun banyak kritikan. Dan jika ada yang tak suka maka akan Aprilia buat babak belur detik itu juga.
"Aprilia, kamu di tanyain loh sama Tante Gea." Ini Mayang Selina. Mama Aprilia. Salah satu alasan yang membuat Aprilia rasanya tak betah untuk bernafas.
"Oh masa? Sori gak denger. Maaf tante," sahut Aprilia sambil tersenyum paksa ke arah Gea. Semuanya melongo mendengar balasan dari April.
"Bersikap yang sopan, Aprilia!" desis Evan Malik, papa April kepada sang anak sulung.
"Kurang sopan apasih pa?" April terlihat jengah di tengah kondisi ini.
Evan menggeram tertahan melihat respon April. Dia langsung melayangkan senyum tak enak kepada keluarga 'Reyzidan'
"Maafkan anak saya. Dia memang tidak pernah bisa bersikap sopan. Anak sulung saya ini liar. Sekali lagi saya minta maaf."
"Keliatan sih. Modelan cewek gak bener."