Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Majikanku, Perusak Rumah Tanggaku
Majikanku, Perusak Rumah Tanggaku

Majikanku, Perusak Rumah Tanggaku

5.0
5 Bab
2 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Leonel terobsesi pada sosok Nayara, wanita muda yang memesona dengan sikap lembut dan senyum yang sulit dilupakan. Yang membuat segalanya semakin rumit, Nayara adalah istri dari Arvino, salah satu chef terbaik di restoran milik Leonel. Sejak pertama kali melihat Nayara di pesta pernikahan Arvino beberapa bulan lalu, Leonel tak pernah bisa menghapus bayangan wanita itu dari pikirannya. Cantik, anggun, dan penuh pesona-Nayara menjadi semacam candu yang tak bisa dia lawan. Dia melakukan segala cara untuk mendekati Nayara. Diam-diam mengatur jadwal kerja Arvino, memanipulasi kesempatan agar Nayara datang ke restoran, bahkan mencari tahu hal-hal pribadi tentang kehidupan rumah tangganya. Leonel tak lagi peduli bahwa dia telah memiliki Carissa, istri sah yang telah menemaninya selama lima tahun sejak mereka dijodohkan. Carissa adalah wanita baik, tapi tak pernah mampu membakar hasrat dan ambisi dalam dirinya seperti Nayara. Mampukah Nayara bertahan dari godaan lelaki yang tak mengenal batas, atau justru akan jatuh dalam pelukan majikan suaminya sendiri?

Bab 1 Awal Terjatuhnya Godaan

Leonel Vargas duduk di ruang kerjanya, mata tajamnya menatap layar laptop dengan penuh konsentrasi. Namun, pikirannya bukan pada dokumen yang terbuka di depan matanya, melainkan pada seseorang yang terus mengganggu benaknya sejak beberapa minggu lalu. Nayara. Nama itu terus terulang dalam pikirannya, tak peduli berapa kali dia mencoba mengalihkan perhatian.

Dia pertama kali melihat Nayara pada pernikahan Arvino, kepala koki terbaik di restoran yang dimilikinya. Pesta itu adalah sebuah acara megah dengan banyak tamu penting, tetapi bagi Leonel, semuanya kabur, tergantikan oleh kehadiran seorang wanita muda yang begitu memikat. Nayara. Rambut hitam panjangnya yang tergerai dengan lembut, mata coklatnya yang penuh misteri, dan senyumnya yang penuh kepolosan namun menggoda.

Semua itu terasa seperti sebuah mimpi yang tak ingin dia bangun. Setiap detail tentang Nayara terukir dalam benaknya, bahkan aroma parfum yang menguar di sekitarnya saat mereka pertama kali bertemu di pesta itu masih terasa jelas di hidungnya. Nayara begitu berbeda, begitu kontras dengan kehidupan Leonel yang telah terbiasa dengan wanita-wanita glamor dan penuh ambisi. Nayara adalah ketenangan, sementara dia sendiri adalah badai yang tak pernah bisa berhenti bergerak.

"Kenapa dia terus mengganggu pikiranku?" Leonel bergumam, tangannya meremas kertas yang ada di atas meja. Saat itu, pikirannya melayang lagi ke pesta pernikahan yang elegan itu. Nayara berdiri di samping Arvino, suaminya yang tampaknya tak memiliki kesadaran akan apa yang ada di depan matanya. Leonel mengamati Nayara dengan seksama, mencoba menangkap setiap gerakan dan ekspresi wajahnya. Seolah-olah dia bisa membaca wanita itu hanya dari cara dia berbicara dengan orang lain, caranya menatap dunia dengan penuh keheningan dan kesungguhan.

Sejak saat itu, Leonel tak bisa lagi menahan dirinya. Dia merasa, apa pun yang ada dalam hidupnya, semuanya terbayang samar-samar jika dibandingkan dengan Nayara. Meski dia sudah memiliki Carissa, istrinya yang selama ini dia nikahi dalam perjodohan lima tahun lalu, hati Leonel tetap berpaling pada Nayara. Carissa adalah wanita yang baik, penuh perhatian, dan tak pernah menuntut banyak. Namun, meski begitu, dia tak pernah bisa menggugah hasrat dalam diri Leonel seperti Nayara.

Setiap hari Leonel mencoba menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, tetapi setiap saat dia selalu merasa kosong, seolah ada bagian dirinya yang hilang. Dia mencoba mencari alasan untuk bertemu Nayara. Tidak langsung, tentu saja. Dia tahu, jika Arvino mengetahui niat buruknya, semuanya akan berakhir dengan cepat. Tetapi Leonel bukanlah orang yang mudah menyerah. Dia tahu bagaimana cara memainkan permainan ini dengan bijaksana.

Dengan alasan untuk membahas resep terbaru atau pengembangan menu, Leonel mengundang Arvino dan Nayara datang ke restoran. Pertemuan itu berlangsung santai, seolah hanya pertemuan profesional biasa. Namun, bagi Leonel, setiap detik yang berlalu adalah kesempatan untuk mendekatkan dirinya pada Nayara. Dia tidak perlu lagi berpura-pura. Tentu, dia sangat berhati-hati, tidak ingin Arvino atau orang lain menyadari apa yang sedang terjadi dalam pikirannya. Namun, dia merasa, setiap kali Nayara melintas di depannya, dia tidak bisa menghindari dorongan untuk mendekatinya lebih jauh.

Hari itu, saat Nayara memasuki restoran dengan senyuman ringan, Leonel merasakan detak jantungnya semakin cepat. Wanita itu selalu begitu anggun, memancarkan aura yang membuat segala sesuatu di sekitarnya tampak redup. Nayara tidak berbicara banyak, namun cara dia berbicara dengan Arvino, cara dia menyapa orang lain, memberikan kesan bahwa dia jauh lebih dalam dari apa yang terlihat. Nayara adalah misteri yang ingin Leonel pecahkan.

"Leonel, apakah kita sudah siap dengan menu terbaru?" Arvino bertanya, menarik Leonel dari lamunannya.

"Ah, tentu, Arvino. Kami sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Namun, ada beberapa hal yang ingin saya bahas dengan Nayara," jawab Leonel dengan suara yang lebih dalam dari biasanya, menatap Nayara dengan intens.

Nayara tersenyum, seolah tidak ada yang aneh, meski Leonel bisa melihat ragu di matanya. "Tentu, apa yang ingin Anda bicarakan, Leonel?"

Leonel menyadari bahwa setiap percakapan dengan Nayara harus direncanakan dengan cermat. Dia tidak bisa terburu-buru, meskipun setiap detik bersamanya terasa seperti godaan yang tak bisa dia lawan. Di dalam hatinya, Leonel tahu bahwa dia harus memiliki Nayara. Tidak peduli apa yang harus dia korbankan. Meski dia sudah memiliki Carissa, meski pernikahan mereka tampak baik-baik saja, dia merasa terperangkap dalam ikatan yang tidak memberinya kebahagiaan yang sebenarnya.

"Bagaimana jika kita berbicara lebih lanjut setelah jam kerja? Saya ingin membahas beberapa ide untuk menu spesial yang lebih personal," Leonel berkata dengan senyum tipis. "Saya rasa, Anda bisa memberikan sentuhan yang berbeda."

Nayara menatapnya sebentar, ragu, tetapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, jika Anda rasa itu penting, saya tidak keberatan."

Setelah makan malam yang berlangsung dengan perbincangan ringan, Leonel dan Nayara berjalan menuju bagian belakang restoran. Leonel bisa merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Mereka hanya berdua, dan meski suasana masih tenang, Leonel bisa merasakan udara menjadi lebih tegang, lebih penuh dengan kemungkinan.

"Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Anda, Nayara," kata Leonel, suaranya serak namun tegas.

Nayara berhenti sejenak, menatap Leonel dengan tatapan yang sulit ditebak. "Apa itu, Leonel?"

Leonel maju selangkah, menatapnya dengan penuh hasrat yang tak bisa dia sembunyikan lagi. "Saya merasa ada sesuatu yang mengikat kita berdua. Saya tidak tahu bagaimana Anda melihatnya, tapi saya merasa kita bisa lebih dari sekadar teman."

Ada keheningan panjang. Nayara menarik napas dalam-dalam, tetapi Leonel sudah bisa merasakan bahwa ini adalah titik balik. Dia tahu dia hanya perlu sedikit lebih banyak waktu, sedikit lebih banyak usaha, dan Nayara akan menjadi miliknya.

Namun, jauh di dalam hatinya, Leonel juga tahu bahwa permainan ini bukanlah tanpa risiko. Sebagai bos dari suami Nayara, dia tahu bahwa ini adalah jalan berbahaya yang bisa berakhir menghancurkan banyak orang. Tetapi dorongan yang kuat itu, dorongan untuk memiliki Nayara, membuatnya tak bisa mundur.

"Leonel..." Nayara mulai berbicara, tetapi saat itu, langkah Arvino terdengar di kejauhan. Suasana yang tadinya tegang itu seketika menjadi dingin kembali.

Leonel memutar tubuhnya, menyembunyikan ekspresi yang bisa saja mengkhianati niatnya. "Mari kita bicarakan nanti, Nayara. Waktu akan memberi kita jawabannya."

Nayara hanya mengangguk, namun dalam hatinya, dia mulai merasakan bahaya yang mengintai di sekelilingnya.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY