/0/3995/coverbig.jpg?v=d5315fc086430f43d7986c9d69f08d9e)
Kesalahan masa lalu mendatangkan, penyesalan di masa sekarang. Cinta yang mustahil Michael Line Terius pada seorang Baby Hazel Morgan mendatangkan penyesalan yang mendalam.
Bab 1.
Michael Lane Terius usia 39 tahun, seorang dokter kandungan rumah sakit Wine Rosemelowe. Ia mengabdikan ilmunya untuk kemanusiaan, oleh sebab itu ia bergabung dengan rumah sakit Wine Rosemelowe dalam mewujudkan niat baiknya itu. Michael Terius adalah anak laki-laki satu-satunya dari keluarga Terius, meskipun kekayaan keluarganya berlimpah tidak membuatnya manja dan arogan.
Michael Terius membiasakan diri bergaul dengan segala lapisan masyarakat. Disetiap akhir pekan, merupakan hari khususnya untuk melakukan layanan sosial. Ia mengunjungi daerah pedesaan atau kota kecil untuk memeriksa kesehatan para wanita hamil dan anak-anak balita.
Ketika kuliah, ia berburu beasiswa hingga ke luar negeri, dan bekerja sampingan sebagai karyawan rumah makan atau tukang cat apartemen untuk mencukupi kebutuhan harian selama kuliah. Donnie Wine Rosemelowe adalah teman seperjuangannya dalam berburu beasiswa dan menjalakan misi sosial. Baginya lebih terhormat berjuang dengan tangan sendiri ketimbang mengandalkan kekayaan warisan keluarga.
Melihat watak keluarganya yang terlalu mengatur hidupnya, serta sifat ibunya yang dominan, ia memutuskan hidup mandiri tinggal di apartemen jauh dari aturan keluarga keluarga yang recok dan memusingkan. Di tambah lagi kesalahannya di waktu lalu terhadap Morgan Tanane wanita yang telah dilecehkannya, menyisakan rasa bersalah abadi bagi dirinya, Michael Terius menjadikan pekerjaan sebagai pelarian untuk meredakan rasa bersalah atas Morgan Tanane.
Michael Terius memacu mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kota St. Florenza di sekitar hutan Muara, tujuannya kali ini adalah memenuhi panggilan darurat seorang pasien yang hendak melahirkan. Karena wilayah hutan Muara hanya ada seorang dukun beranak, kemampuannya juga terbatas dalam menangani permasalahan persalinan.
"Selamat siang Nyonya, saya dokter Terius. Saat ini sudah berada di kota Deorosa, dalam waktu limabelas menit akan tiba St. Florenza, Tolong beri petunjuk arah yang akurat," kata Michael Terius kepada wanita yang menghubunginya tadi pagi, wanita itu adalah dukun beranak yang meminta pertolongan darurat untuk pengerja pertanian yang bermasalah dalam persalinan.
["Setiba di hutan Muara anda akan menjumpai sebuah jembatan. Berbeloklah ke kiri, ikutilan jalan pinggiran sungai, maka anda akan menjumpai pertanian HAZEL MORGAN," jawab wanita itu.]
"Terimakasih, Nyonya," jawab Michael Terius. Pria itu mengantongi ponselnya kembali. Begitu sampai di hutan Muara, Michael Terius sedikit bingung karena belum menemukan jembatan. Begitu melihat jalan kecil di sebelah kiri, ia membelokkan mobil.
Michael Terius memperlambat jalan mobilnya, hingga keluar hutan, ia tidak menemukan jembatan. sejenak Michael Terius terpukau dengan pemandangan di sekitarnya. Sejauh mata memandang tampak hamparan tanaman padi yang menguning.
"Hm? Di sini ada tanaman padi?" Michael Terius bersiul kagum. Ditepikan mobilnya, lalu berhenti. Ia keluar dari mobil, udara sejuk hutan jati menyambut tubuhnya, terasa nyaman menyegarkan. Michael Terius berjalan mengikuti jalan setapak, ia menghirup segarnya udara pedesaan sepuas-puasnya.
Sayup-sayup terdengar suara celoteh riang seorang gadis, Michael Terius mengerutkan kening memandang sekelilingnya mencari asal suara itu. Ia meneruskan langkahnya menyusuri jalan setapak. Beberapa menit ia berjalan, jalan setapak itu berakhir pada sebuah sungai.
Suatu pemandangan menakjubkan tampak seorang gadis dengan tubuh polos indahnya sedang berenang-renang di sungai bersama seekor anak gajah, dua ekor anjing herder dan sekumpulan angsa. Menyadari kehadirannya, dua anjing itu menggonggong memamerkan taringnya. Gadis itu terkejut, segera berenang bersembunyi di balik perahu.
"Siapa kau?" seru gadis itu gusar. "Berani sekali kau datang kemari! Ini adalah wilayah pribadi!"
"Maaf Nona, tidak ada papan peringatan jika ini adalah wilayah pribadi," jawab Michael Terius membela diri.
"Bukankah kau melewati batu pemujaan di ujung jalan setapak sana?" seru gadis itu lagi. "Itu adalah batu suci pemujaan penduduk Muara. Jika tidak ada kepentingan pemujaan atau memanen padi, kau tidak boleh melewatinya."
"Maafkan aku! Aku tidak mengetahui tradisi di desa ini," jawab Michael Terius merasa bersalah.
"Kembalilah ke batu pemujaan, dan tunggulah aku di sana. Aku akan memintakan pengampunan untukmu!" gadis itu kembali berseru.
"Baiklah!" balas Michael Terius berseru. Ia pun kembali ke tempat mobilnya berada Sesampai di tempat semula, ia mendapati tumpukan batu hitam setinggi dirinya berdiri anggun di pinggir jalan. Di atas batu itu ada senampan bunga dan tiga batang dupa harum yang hampir padam. Michael Terius menunggu kedatangan gadis itu di atas mobil.
Lima belas menit berlalu, tampak di kejauhan seorang gadis memakai kemben warna putih dengan kain tenun warna merah maroon khas penduduk Muara datang menghampirinya. Ia membawa senampan bunga, tiga batang dupa, dan air dalam sebuah mangkuk yang terbuat dari batok kelapa.
Gadis itu memercikkan air ke rambut Michael Terius, kemudian menyatukan telapak tangan dan menempelkannya di hidung, gadis itu memejamkan mata berdoa menghadap arah utara. Selesai berdoa ia meletakkan bunga dan dupa di atas batu hitam, lalu menuangkan air dalam batok kelapa di atas mobil Michael Terius "Sekarang kau boleh berlalu dengan selamat," kata gadis itu, "Apa yang membawamu ke kota St. Florenza Tuan? Apakah kau membutuhkan bantuan Tuan?"
"Aku mencari pertanian Hazael Morgan, ada pengerja wanita yang membutuhkan pertolongan persalinan. Bisakah kau menunjukkan di mana tempatnya untuk aku dapat segera melakukan pertolongan?" tanya Michael Terius.
"Jika kau berjalan lurus, kau akan menemukan jembatan. Di sanalah kau akan menemukan pertanian Hazael Morgan," jawab gadis itu.
"Terima kasih atas bantuanmu Nona," ucap Michael Terius, ia menatap wajah gadis itu. Rasanya gadis itu bukanlah orang asing, gadis itu sangat mirip dengan Morgan Tanane pujaan hatinya. Rambutnya hitam kecoklatan sebahu model bob berponi, kulitnya putih, bibirnya merah merekah. Sangat cantik, secantik Morgan Tanane.
Michael Terius memacu mobilnya kembali, sesuai arahan gadis itu. Sesampai di pertanian Hazael Morgan, Michael Terius melakukan pertolongan persalinan pada salah satu pengerja wanita yang hendak melahirkan. Persalinan itu berjalan dengan lancar, ada tanda merah di pantat bayi itu, mengingatkan ia pada Matthew Terius anaknya. Pria itu tersenyum sendiri.
Selama menjadi dokter di rumah sakit Wine Rosemelowe, Michael Terius tinggal di apartemen pribadinya di Green River berhadapan langsung dengan rumah sakit Wine Rosemelowe. Ah! Teman-temannya itu hidup bahagia bersama anak dan istri mereka. Ada sebersit perasaan iri terhadap mereka, perasaan cintanya yang menggantung pada Morgan Tanane, membuatnya malas menjalin hubungan dengan wanita lain.
Meski begitu, sahabat-sahabatnya itu tidak pamer akan kehidupan bahagia keluarga mereka. Mereka kompak menghiburnya dengan bercerita hal-hal konyol semasa muda dan bernostalgia semasa masih berjuang meraih sukses.
Selepas makan malam bersama sahabatnya, Michael Terius menyempatkan diri berjalan-jalan menikmati keindahan malam di sungai Green River. Ia teringat kembali akan gadis yang ia jumpai di St. Florenza siang tadi. Gadis itu sangat cantik mengesankan. Mengapa hatinya terasa dekat dengan gadis itu? Akankah ia bertemu kembali dengannya?
Sekoyong-konyong ia dikejutkan dengan sebuah batu yang meluncur secara tiba-tiba melewati depan hidungnya. Detik berikutnya terdengar pekik panik seorang gadis, disertai suara benda jatuh. Tampak agak jauh disana, seorang pria hendaj melakukan peecehan pada seorang gadis. Dengan cepat Michael Terius melompat menendang punggung pria yang hendak melakukan pelecehan pada seorang gadis dan memitingnya, serta menyeretnya ke pos polisi di perempatan jalan.
"Pria ini mabuk dan melakukan pelecehan di tempat umum, perbuatannya membahayakan orang lain," ujar Michael Terius pada petugas polisi.
Cinta mustahil Stanley Glend Mosey kepada Moana Lang Marple yang terhalang oleh fakta, dan kenangan masa lalu. Ditengah kerikil tajam yang menghujam menjerumuskan Stanley Glend Mosey pada penyesalan yang mendalam.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.