/0/5748/coverbig.jpg?v=0430529f42cea1ef799a4bc21422463d)
Kehidupan rumah tangga yang harmonis menjadi berantakan ketika muncul sang mantan. "Teman? Tidak ada yang namanya teman antara laki-laki beristri dan perempuan bersuami. Apalagi berteman dengan mantan. Yang namanya mantan tidak perlu dikenang tapi harus dibuang ke kotak sampah," kata Anis. Begitu dahsyatnya pesona mantan hingga menghilangkan logika seorang Affandy Nugraha. "Mama harus sehat, harus kuat, harus bangkit dan tegar. Demi Angga, Anggi dan Mama sendiri. Kalau Mama terpuruk, mereka akan senang dan bertepuk tangan. Buktikan kalau Mama itu seorang wonder woman," kata Angga memberi semangat pada mamanya.
Hari ini Mas Fandi memberitahu kalau ia pulang terlambat, karena mau melayat ke rumah temannya. Seperti itulah Mas Fandi, setiap terlambat selalu memberitahu, jadi aku tidak cemas menunggu kabarnya.
Aku seorang ibu dari dua anak, yang sudah beranjak remaja. Aku juga bekerja di sebuah kantor kecamatan, dan Mas Fandi merupakan pegawai di sebuah kantor pemerintah. Sesibuk apapun aku di kantor, aku selalu mengutamakan keluarga.
***
"Anis, temenin aku melayat ya?" kata Sandra teman sekantorku, pagi ini.
"Siapa yang meninggal?" tanyaku.
"Teman SMA ku?"
"Sekarang melayatnya?" tanyaku lagi.
"Enggak, lebaran nanti! Ya sekarang!" kata Sandra.
Aku tertawa. Setelah izin dengan teman, kami langsung berangkat. Sepanjang perjalanan Sandra bercerita tentang temannya. Anton, temannya Sandra meninggal karena penyakit gagal ginjal. Sudah setahun ini rutin cuci darah. Memiliki dua anak laki-laki. Sekitar usia 15 dan 10 tahun. Istrinya memiliki toko sembako. Anton sebagai PNS di kantor pemerintahan.
Sesampai di rumah duka sudah banyak pelayat yang datang. Karangan bunga juga banyak berjejer. Tanpa sengaja, aku melihat mobil Mas Fandi. Aku berusaha mengedarkan pandangan mencari keberadaan mas Fandi. Tak terlihat dimana mas Fandi.
Sandra mengajak aku menemui istri Anton. Aku kaget, ternyata istri Anton itu bernama Leni yang pernah ketemu aku di rumah sakit. Leni juga tampak terkejut melihatku. Setelah mengucapkan bela sungkawa, kami keluar mencari tempat duduk.
Sandra bertemu dengan beberapa temannya. Aku ikut bergabung dengan mereka.
"Istrinya Anton pasti senang ya?" kata Ine teman Sandra.
"Kok bisa?" tanya Sandra.
"Anton sakit-sakitan malah istrinya selingkuh dengan mantan," sambung Citra teman Sandra yang lain. Aku hanya menjadi pendengar saja.
"Selingkuhannya datang nggak ya?" tanya Ine.
"Datang, aku tadi lihat kok. Mana ya?" kata Citra sambil mengedarkan pandangan.
"Itu, pakai kemeja putih, duduk dekat pintu masuk," kata Citra lagi. Kami semua menatap ke pintu.
Deg! Itu kan Mas Fandi. Sandra juga kaget, langsung menatap aku.
"Kenapa? Kenal ya?" kata Ine bertanya padaku.
"Kayaknya tetanggaku itu," jawabku berbohong sambil menata emosi. Aku menatap Sandra mengkode untuk ikut bersandiwara.
"Namanya Fandi, dia mantannya Leni. Leni ninggalin Fandi, karena Anton lebih kaya. Padahal sekarang Fandi sudah memiliki istri dan anak," kata Ine menjelaskan pada kami.
Aku sudah tidak kuat mendengar cerita Ine. Hatiku terasa nyeri, mataku mulai berembun. Sandra menatapku iba.
"Eh kami pulang dulu ya? Nggak enak kalau kelamaan ninggalin kantor," potong Sandra.
Kami berjalan menuju mobil Sandra.
Aku lihat mbak Sisi dan Ibu datang melayat, mereka kaget melihatku.
"Lho kamu kok kesini, kenal ya?" tanya ibu.
"Nemenin Sandra Bu," jawabku.
"Oh."
"Tuh Mas Fandi juga ada di sana," kataku sambil menunjuk ke arah Mas Fandi duduk. Secara bersamaan ternyata Mas Fandi melihatku dengan ekspresi yang terkejut. Mbak Sisi dan ibu diam, sepertinya ada yang mereka sembunyikan.
"Ayo San," aku menarik tangan Sandra.
Di dalam mobil Sandra, aku menangis melepaskan sesak dan emosi yang dari tadi aku tahan.
"Menangislah biar kamu lega," kata Sandra.
"Maaf ya Nis, kalau aku tidak ngajak kamu tadi, kamu tidak akan tahu ini," kata Sandra lagi.
"Enggak apa-apa kok, dengan begini akhirnya ketahuan juga," jawabku
"Jangan bertindak gegabah, ya? Selidiki dulu semuanya. Aku akan selalu ada untukmu kapanpun kamu butuh bantuanku." kata Sandra.
Aku mengangguk, sambil berusaha menghapus air mata. Jangan sampai orang di kantor tahu kalau aku habis menangis.
***
"Pa, kemarin melayat dimana? Di tempat lain atau di tempat Leni?" tanyaku pada Mas Fandi ketika pulang dari kantor.
"E..e kemarin gak jadi melayat. Banyak yang harus di selesaikan di kantor. Makanya pagi ini baru melayat," jawab Mas Fandi agak gugup.
"Kok nggak bilang sama Mama? Biasanya Papa tu apa-apa cerita sama Mama," tanyaku lagi.
"Maaf Papa lupa. Jangan marah ya sayang," kata Mas Fandi sambil mencium keningku.
Inilah yang membuat aku bucin. Ia pandai sekali membuat hati berbunga-bunga.
Aku mengangguk.
Drtt....drtt
Gawai Mas Fandi bergetar, sekilas kulihat nama Dani yang tertera di layar. Dani siapa ya? Perasaan Mas Fandi tidak punya teman yang bernama Dani.
"Halo?" Mas Fandi menerima panggilan di telepon
"..............."
"Iya, iya."
"..............."
Mas Fandi mengakhiri panggilan di telepon.
Setelah Magrib, Mas Fandi sudah kelihatan rapi.
"Mau kemana, Pa?" tanyaku.
"Mau takziah, Ma."
"Ke tempat Leni ya? Mama ikut ya?" Kataku sambil bergegas ganti baju.
"Tapi Ma, Papa berangkat sama Mirza dan Candra."
"Ya nggak apa-apa, Mama kan kenal sama mereka. Mereka pasti tidak akan keberatan."
"Nggak jadilah ma. Nggak enak sama mereka, mereka kan nggak bawa istri."
"Lho emang kenapa? Kan tujuannya mau takziah."
"Enggak usahlah, sudah banyak orang juga yang takziah kesana." Mas Fandi menjawab dengan nada agak kesal. Apa yang kamu sembunyikan Mas?
Aku kembali ke kamar. Berganti pakaian lagi, samar-samar aku dengar Mas Fandi menelpon seseorang.
"Maaf ya, aku nggak jadi datang. Soalnya Anis mau ikut."
"................"
"Jangan marah, Sayang, nanti hilang cantiknya."
"..............."
"Iya...."
Sayang?! Mungkinkah Leni yang dipanggil sayang oleh Mas Fandi? Aku pura-pura sibuk dengan gawaiku, ketika Mas Fandi masuk ke kamar.
Malam ini aku terbangun, aku lihat jam, menunjukkan pukul satu dini hari. Aku menoleh ke samping, Mas Fandi tidak ada. Aku keluar kamar untuk mencari Mas Fandi. Samar-samar ku dengar suara di dapur. Dengan langkah pelan aku menuju dapur. Mas Fandi sedang melakukan video call dengan perempuan.
Aku kembali masuk ke kamar dan menangis. Tak lama kemudian Mas Fandi masuk ke kamar. Aku pura-pura tidur. Mas Fandi masih menatap gawainya. Akhirnya Mas Fandi terlelap. Segera aku mengambil hp Mas Fandi pelan-pelan. Aku tahu pasword hpnya. Ternyata belum diganti. Aku cari panggilan terakhir dengan seseorang bernama Dani Setelah kusalin no hpnya, kuletakkan kembali.
***
"San, bantuin aku ya," Kataku pagi ini di kantor.
"Bantuin apa?" kata Sandra, tapi mata masih menatap gawainya.
"Mencari informasi tentang Leni."
"Apa?" Sandra langsung memandangku dengan heran.
Aku menceritakan tentang kejadian tadi malam.
"Oke, serahkan padaku," Kata Sandra
"Makasih ya, San."
Sandra bertindak cepat buktinya baru sehari sudah mendapatkan bukti-bukti berupa foto Mas Fandi dan Leni. Leni memang cantik, pantas kalau Mas Fandi terpikat lagi. Aku mengenal Leni ketika Ibu mertua sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit. Ternyata kamarnya bersebelahan dengan kamar suami Leni yang juga dirawat di rumah sakit.
"Leni, kenalkan ini Anis istrinya Fandi" kata Mbak Sisi ketika aku menunggu Ibu mertua di rumah sakit.
"Leni."
"Anis."
"Saya keluar dulu ya Mbak. Nanti Mas Anton nyariin" kata Leni pamit. Aku dan Mbak Sisi mengangguk.
Mbak Sisi menceritakan kalau Leni sedang menunggui suaminya yang sakit. Anton sudah sering keluar masuk rumah sakit karena penyakit ginjal yang dideritanya.
Setelah itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Perilaku mas Fandi juga masih biasa. Atau aku yang tidak pernah peka, karena terlalu bucin.
Kupandangi foto mereka, terasa nyeri dihati. Mengapa engkau berbagi hati Mas? Apakah kekurangan ku selama ini? Walaupun aku seorang wanita kantoran tapi urusan rumah tangga masih yang utama. Aku selalu menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anak.
Aku tidak akan bertindak gegabah, harus menyelidiki dulu supaya tidak jadi bumerang untukku sendiri. Harus menyusun strategi.
Rumah tangga Fahmi dan Hanum tampak sangat harmonis dengan memiliki dua orang anak yaitu Arya dan Adiva. Kehadiran Hani, kakak kandung Hanum yang sedang bermasalah dengan suaminya, membuat rumah tangga Fahmi dan Hanum menjadi berantakan. Perselingkuhan Fahmi dan Hani pertama kali diketahui oleh Arya. "Nggak usah ikut campur masalah orang tua. Tugas kamu hanya belajar. Kalau sampai ibumu tahu, kamu akan merasakan akibatnya, paham?" ancam Mas Fahmi. Hanum yang berusaha membongkar perselingkuhan Fahmi malah dimusuhi oleh ibu mertuanya. "Ibu tetap tidak percaya kalau Fahmi selingkuh. Tapi kalau memang ia berselingkuh, wajar saja karena kamu sebagai istri tidak bisa melayani suami dengan baik." Ada fakta yang lebih mengejutkan, ternyata Fahmi pernah berselingkuh dengan perempuan lain. Cobaan demi cobaan datang dalam kehidupan Hanum. Mau tidak mau Hanum harus menghadapinya dan selalu berusaha tegar di depan anak-anaknya. Mampukah kehidupan rumah tangga Hanum dan Fahmi bertahan? Ataukah mereka memilih untuk berpisah? Ikuti kisahnya…
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
" Sadar Gra, gue temen pacar lo!! " Pekik Sila frustasi dengan tingkah pria di hadapannya. " Aku gak peduli, yang penting kamu pacar aku. " Acuh nya dengan seringai yang menyebalkan. " Stress, gila. Mati aja lo sana. " " Aku rela mati asal bersamamu. " " Najis" --- Kewarasan Sila sepertinya di permainkan saat menghadapi Agra yang merupakan pacar dari sahabatnya, pria itu tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai pacar. Apalagi saat pria itu yang bersikap mengatur dirinya layaknya pasangan kekasih membuat Sila benar benar gemas ingin mencekik leher pria itu hingga mati.
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!