/0/5809/coverbig.jpg?v=cbd69309e3d4677a4bfbadfd212fa1ef)
Zona gerah 21+!! Bijaklah dalam membaca cerita ini. Merasa di cintai sepenuh hati oleh seorang pria? Itu impian semua wanita. Tapi bagaimana jika orang yang mencintai itu Kakak Iparmu sendiri? Alexys tidak pernah menyadari bahwa selama ini ada seseorang yang selalu mengawasinya. Dia berpikir bahwa kehidupannya saat sang kakak tercinta menikah akan berjalan normal. Kakak ipar yang dia miliki ternyata memiliki perasaan untuknya. Apakah Alexys akan menyadari hal itu? Bagaimanakah hubungan mereka jika Alexys juga ternyata punya rasa yang sama?
"Dek, kamu mau kan jadi bridemaids kakak?"
Sepasang mata menatapku dengan binar berkilat.Tanganku yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk terhenti, aku mengerjap cepat dengan informasi yang barusan aku dengar. "Kak Elle mau married?"
Dia mengangguk dengan cepat sambil menarikku duduk di ranjang. "Drian lamar aku semalam.." Dengan semangat kak Elle menggerakkan tangan kanannya ke atas, memperlihatkan sebuah cincin berlian solitaire cantik dengan satu mata berlian dibagian tengahnya.
Aku menatapnya bingung. "Kak Drian?" Aku merasa salah dengar. "Bukannya kakak itu pacaran sama Kak Brian?"
Kakakku terkekeh dan menggeleng. "Aku kan memang dekat sama mereka berdua tapi sebenernya aku itu naksir Drian. Eh, aku ga sangka kalau ternyata dia punya perasaan yang sama ke aku pas aku nekat tembak dia!" Ellectra melonjak dari duduknya lalu memelukku, membuatku mau tak mau ikut tersenyum melihat betapa bahagianya kakakku malam ini.
"Selamat ya, Kak! Aku ga sangka kakak bakal married secepat ini dan ya aku mau jadi bridemaids kakak ..."
"Yes, thankyou adekku sayang ..." Dia kembali memelukku dan aku membalasnya.
Malam itu kami berbincang tentang rencana pernikahannya. Kak Elle menunjukkan foto baju-baju bridemaids yang katanya cocok untukku. Aku hanya ikut mendengar dan menggangguk-angguk karena aku belum terlalu paham.
Aku, Alexys Herdian, anggota keluarga biasa memanggilku Lexy. Usiaku delapan belas tahun. Aku baru saja lulus SMA. Keluargaku terdiri dari Papa, Julius Herdian, seorang pengusaha jasa ekpedisi yang cukup terkenal di Indonesia. Mama Karin Wulandri, seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya hanya sibuk mengurusi dua anak perempuannya. Kakakku, Ellectra Herdian dan aku.
Usiaku dan kakak terpaut lima tahun. Kak Elle, biasa kami memanggilnya, baru saja lulus kuliah dengan gelar SH. Dan berita yang aku dapat tadi lumayan mengejutkan karena seingatku kakakku itu ingin mengambil MH tapi entah mengapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah terlebih dahulu.
Drian Samuel, adalah anak teman baik Mama. Kembarannya Brian Simone. Mereka berdua anak Tante Lili dan Om Gary. Mereka kembar tapi tidak identik. Kak Drian dan Brian adalah teman sekolah kak Elle sejak SMP. Walau jurusan kuliahnya beda, mereka tetap akrab. Kak Drian ambil kedokteran. Sedangkan kak Brian mengambil jurusan yang sama dengan kak Elle, sekolah hukum.
Mereka berdua sudah seperti kakakku sendiri. Mereka juga sering main kerumah dan mengajakku pergi dengan kak Elle.
Mereka berdua sama tampan dan gagah. Tapi perbedaannya, kak Drian lebih pendiam dibanding kak Brian yang supel dan bawel. Aku jarang berbicara dengannya. Dia baik, hanya saja sedikit kaku. Tidak seperti kak Brian yang selalu lomba ngoceh dengan kakakku kalau kami sedang berkumpul.
Aku sedikit tidak menyangka karena kupikir kak Elle berpacaran dengan kak Brian. Mereka hampir setiap hari bersama.
Tapi sudahlah, aku hanya bisa ikut senang mendengar berita itu. Berita mengejutkan itu di sambut baik kedua orang tuaku keesokan harinya saat kak Elle bercerita pada mereka saat sarapan.
Kedua orangtuaku tidak pernah menentukan umur berapa kami boleh menikah. Selain itu kak Elle orang yang berpikiran matang. Dia tidak mungkin mengambil keputusan menikah secepat ini tanpa berpikir panjang.
Mama sangat senang karena akan berbesan dengan tante Lili. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Dulu orangtua mereka meninggal saat terkena bencana alam. Mama dan tante Lili bertemu di tempat pengungsian. Lalu mereka selalu bersama sejak itu. Saat Mama di adopsi, mereka putus hubungan dan kembali bertemu sepuluh tahun lalu.
Aku yang masih kecil hanya banyak diam dan ikut mendengarkan dengan antusias saat pertemuan kedua keluarga digelar seminggu kemudian. Terlihat pancaran kebahagiaan di kedua mata orangtua kami terutama Mama yang terlihat tidak bisa menahan haru.
Akhirnya para orangtua sepakat pernikahan akan di gelar 6 bulan lagi. Aku ikut tersenyum bahagia melihat kak Elle saling pandang dengan kak An, biasa aku memanggil kak Drian.
Kak Brian menghampiriku. "Hei you ..." Dia tersenyum dan memelukku sekilas. "We're gonna be family."
"Hi Kak, iya nih ga sangka ya ...." Aku balas memeluknya.
Kak Brian itu sifatnya easy going, humoris, dan jahil.
Lalu aku menghampiri kak Elle dan mengucapkan selamat. Setelahnya aku beralih ke kak Drian.
"Selamat ya, Kak ... semoga lancar sampai hari H.". Aku memeluknya kikuk.
Selama ini aku tidak pernah berjarak sedekat ini dengan kak Drian. Dan baru pertama ini aku melihatnya tersenyum selebar itu. Dia balas memelukku sedikit erat di banding pelukan kak Brian tadi.
"Thanks Lex ... aku seneng akhirnya kita bakal jadi keluarga." Dia meremas pelan bahuku sebelum melepasnya.
Aku ikut bahagia melihat kakakku. Aku harap persiapan pernikahannya berjalan lancar.
***
Hari ini hari pernikahan kak Elle dengan kak Drian. Setelah enam bulan keluarga kami terutama Mama sangat sibuk dengan persiapannya, akhirnya hari ini datang juga.
Kak Elle terlihat sangat cantik. Dengan gaun panjang berwarna broken white, mirip dengan model yang dipakai Kate Middleton saat menikah dengan Prince William, tapi bagian bawah gaun kak Elle berbentuk mermaid. Tatanan rambutnya dibuat simpel membuat aura kecantikannya semakin menguar. Ada mahkota kecil dibagian atas dan hiasan bunga kesukaannya dibagian belakang sanggulan rambutnya. Mataku berkaca-kaca melihat kakakku itu.
Kami sangat dekat, walau usia kami sedikit terpaut jauh tapi kami saudara yang dekat. Kak Elle selalu mengajakku pergi kemanapun dia pergi saat libur. Kami juga sering menghabiskan waktu dengan kak Drian dan kak Brian.
Aku sedikit sedih karena pastinya waktuku dengannya akan berkurang. Tapi kakakku itu berjanji semua akan berjalan seperti biasa. Karena memang mereka rencananya akan tinggal dengan keluarga kami setelah menikah.
Gimana caranya dia bilang tidak akan berubah, tentunya dengan kehadiran suami, kak Elle pasti lebih banyak menghabiskan waktu dengan suaminya bukan? Entahlah ...
Acara pernikahan berjalan penuh haru. Aku menggandeng lengan kak Brian saat masuk ke lorong gereja melihat kak Drian menunggu didepan altar.
Selama ini aku tidak pernah melihatnya memakai baju resmi, dan aku seketika terpana. Dia terlihat luar biasa gagah dan sangat tampan. Wow!
Mereka membaca sumpah pernikahan kemudian saling memasangkan cincin. Aku yang sebelumnya menahan isak haru berubah tersipu saat kak Drian mengecup pelan bibir kakakku. Rasanya aneh melihat mereka berdua seperti itu.
Aku ikut larut dalam kebahagian euphoria pesta di hotel bintang lima malam itu. Kak Brian terus bersamaku karena kami bridemaid dan bestman utama kedua pengantin. Aku merasa sedikit pegal tidak biasa memakai heels.
Setelah berkeliling ruangan menemani pasangan itu menyapa para tamu dan selesainya serangkaian acara akhirnya pesta itu usai. Hampir seluruh undangan sudah mulai pergi, hanya tersisa keluarga dekat saja. Aku merasa lega akhirnya bisa duduk di meja VIP khusus keluarga melonggarkan ikatan heelsku.
Suara gelas bertemu kaca meja membuatku mendongak.
"Cape dek?" Kak Drian meletakkan gelas berisi orange jus ke depanku.
Dan aku tertegun sesaat. Kemana kakakku?
"Iya, Kak ... ga biasa pake heels." sahutku.
Dia mendorong gelas itu, mengisyaratkan untukku minum. Aku mengangguk berterima kasih dan mengangkatnya ke mulutku.
Ah, rasanya segaar!
"Kak Elle mana?" Mataku mencari karena pengantin wanita itu tidak terlihat.
"Naik duluan. Capek katanya." Dia duduk di sampingku.
Aku mengerutkan dahi, kalau kakakku naik untuk apa suaminya masih disini? Tidak lama Mama menghampiriku dan berkata bahwa sebentar dia akan naik ke lantai kamar dengan Papa. Aku bilang akan menunggu sebentar karena kakiku masih nyeri. Aku melambai ke beberapa saudaraku yang naik juga.
Dan aku terheran dengan kakak iparku itu masih duduk santai disampingku sambil menghabiskan jusnya "Kok ga naik kak? Kak Elle pasti nungguin loh ..." Mataku mengerling jahil.
Kak An hanya tersenyum. "Kamu masih sakit kan kakinya? Nanti aku bareng kamu aja."
Aku sedikit tercenung dengan jawabannya tapi aku tidak mau ambil pusing. Mungkin dia juga masih lelah. Banyaknya tamu yang datang membuat mereka berdua kecapekan pastinya. Tapi satu hal membuatku bingung, siapa yang bantu kakakku membuka gaunnya?
Aku membuka heels dan menentengnya lalu berdiri. "Yuk, Kak, naik ..." sahutku.
Aku tidak enak jika memang dia menungguku. Dia mengangguk lalu kemudian menyampirkan jasnya ke bahuku. Memang sih bajuku itu hanya gaun berenda cantik dengan tali spaghetti, bahu dan bagian dadaku sedikit terbuka. Tapi tidak lantas membuat dia harus melakukan ini kan?
Tapi aku tidak ingin terlalu memikirkan alasan kenapa dia seperhatian itu. "Thanks Kak ..." Pria itu hanya tersenyum sebagai jawaban.
Lantai kamar kami sama, hanya beda nomor. Semalam sebelumnya aku tidur dengan kak Elle, tapi malam ini mereka akan tidur dikamar pengantin mereka. Sedangkan kamar kak Brian berhadapan dengan kamarku.
Saat masuk lift aku sedikit canggung. Aku tidak pernah berdua saja dengan kak Drian. Aku berusaha mencairkan suasana sambil bertanya kemana mereka akan honeymoon.
"Jepang. Dan kamu sama Brian ikut." sahutnya tanpa melihatku.
"Hah?" Aku terkejut. Ngapain aku ikut mereka honeymoon?
-tbc-
Zona Gerah 21+!! Bijaklah dalam membaca cerita ini ... Greet, seorang gadis polos yang selalu insecure dengan tubuhnya yang gemuk, tidak menyangka akan bertemu kembali dengan cinta pertamanya saat di bangku kuliah, Tristian Delmar. Kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka disaat jelang wisuda, membuat hubungan mereka merenggang. Empat tahun kemudian, Greet tidak bisa menolak kembali kehadiran pria itu saat dia pindah kerja dan menjadi anak buah Tristian. Disaat yang sama sahabat sekaligus senior Greet, Luna, justru menjadi calon tunangan Tristian, membuat Greet semakin enggan menerima kenyataan jika perasaannya pada Tristian masih ada. Akankah akhirnya mereka bisa saling jujur tentang perasaan satu sama lain dan akhirnya bersama? Atau justru Greet merelakan Tristian untuk bersama Luna?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Maya dan Adrian, serta sahabat mereka Sinta dan Rizky, tampaknya memiliki segalanya: karier yang sukses, rumah yang nyaman, dan kehidupan sosial yang aktif. Namun, di balik fasad kebahagiaan mereka, hubungan mereka masing-masing mengalami ketegangan dan kekosongan yang menyedihkan. Suatu malam, dalam upaya untuk menyegarkan hubungan mereka yang hambar, Maya dan Sinta memutuskan untuk mengusulkan sesuatu yang ekstrem: "fantasi tukar pasangan ranjang." Awalnya, ide ini tampak gila dan di luar batas kenyamanan mereka. Namun, dengan dorongan dan desakan dari pasangan mereka, Maya dan Adrian, serta Sinta dan Rizky, setuju untuk mencoba. Ketika fantasi tersebut menjadi kenyataan, keempatnya merasakan perasaan canggung, kebingungan, dan kecemasan yang tak terduga. Namun, dalam perjalanan mereka melalui pengalaman ini, mereka mulai menggali lebih dalam tentang hubungan mereka, mengungkapkan kebutuhan dan keinginan yang mungkin terlupakan, serta menyembuhkan luka-luka yang telah terbuka dalam pernikahan mereka. Dalam prosesnya, mereka menghadapi konflik, kecemburuan, dan ketidakpastian yang tidak terelakkan. Namun, mereka juga menemukan keintiman yang lebih dalam, pemahaman yang lebih besar tentang satu sama lain, dan kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang hampir putus asa. Novel "Fantasi Tukar Pasangan Ranjang" menawarkan pandangan yang tajam tentang kompleksitas hubungan manusia, dengan sentuhan humor, kehangatan, dan kisah cinta yang penuh dengan emosi. Di tengah fantasi yang menggoda, mereka menemukan keberanian untuk menghadapi kenyataan, menerima kekurangan masing-masing, dan membangun kembali fondasi cinta mereka dengan cara yang lebih kuat dan lebih tulus.