/0/6313/coverbig.jpg?v=20220611164927)
Rahasia kelam membawa Saga yang bernasib buruk bertemu dengan Erlando, atasannya yang menawari untuk menikahi adik perempuannya- Eliyah. Perempuan yang penuh dengan rahasia yang membuat Saga menggila dibuatnya.
Rahasia kelam membawa Saga yang bernasib buruk bertemu dengan Erlando, atasannya yang menawari untuk menikahi adik perempuannya- Eliyah. Perempuan yang penuh dengan rahasia yang membuat Saga menggila dibuatnya.
Dimalam hari yang pekat meremang, suara deritan pintu baru saja dibuka, dengan langkah yang gontai laki-laki itu memasuki salah satu ruangan kecil sebuah apartemen yang berjejer di gedung yang bertingkat-tingkat tinggi.
Brak...
Ia menutup pintu dengan kasar, lalu mencari sebuah ranjang untuk menopang akan tubuhnya yang terkapar lemah. Tanpa menyalakan lampu, ia tidur dengan posisi tengkurap. Kemeja nya tidak ia ganti, bahkan ia hanya melonggarkan dasinya yang melilitnya dari pagi hingga malam buta seperti ini.
Keesokan dipagi hari dengan jam menunjukkan pukul 9 ia tersentak kaget, ia sadar pada pukul segini ia sudah telat 30 menit yang lalu, belum benar ia dapat menghirup oksigen dengan tenang malah dirundung waktu seakan mampu mencekiknya. Ia kalang kabut terbangun dan mencari wastafel untuk sekedar mencuci wajahnya yang kusut. Ia tak sempat untuk membersihkan badannya, ia bahkan tak sempat untuk mengganti pakaiannya, gilanya lagi ia bahkan tak sempat untuk menggosok gigi nya. Sungguh kehidupan yang dramatis.
Ia pergi dengan keadaan yang mengenaskan di pagi hari dengan bau badan yang belum di semprot pengharum pakaian atau hanya sekedar merapikan rambut, ia tak sempat. Malang betul nasib nya yang dicemooh oleh penumpang bus lewat tatapan menjijikkan. Baru didalam bus lah ia menghela nafas berat sambil merapikan rambut tebalnya itu. Ia sadar pula bahwa pekerjaan adalah soal berinvestasi pada hidup. Jadi, ia mengabaikan apapun yang tidak berarti atau merugikan bagi dirinya.
Setelah sampai, ia langsung memasuki kantor dengan senyum simetrisnya serta dengan lambaian tangan kecil untuk menyapa para teman pegawai seperti dirinya. Namun yang ia dapat hanya senyum yang dipaksakan. Ia tak ambil pusing dan hanya mencoba membuat orang sekedar menyukainya.
Setelah sampai di ruang kerjanya yang sempit, dengan gelisah karena ia tahu bahwa yang di depan matanya banyak sekali berkas-berkas yang harus ia pelajari ulang dan diketik. Ia menghela napas dengan berat, lalu mencoba membuka kertas demi kertas untuk ia baca dan mengetiknya di komputer. Saat sedang berkelahi dengan kesibukannya, seseorang datang dengan memakai jas hitam dan raut wajah yang tegas. Ia menghentikan segala kegiatannya dan berdiri serta menundukkan kepala untuk menghormati orang di depannya itu. tepat sekali, orang itu adalah atasannya.
"Kamu ikut saya ke ruangan saya sekarang!" Kata orang itu dengan suara kecil namun membuat laki-laki itu seolah disepak terjang. Satu pertanyaan masuk dalam fikiran-nya yang di liput kegelisahan, apakah ia akan di pecat karena telat?
"Oh, matilah aku" batinnya.
Atasannya telah pergi dan melanjutkan helaan nafas gusar dari laki-laki berperawakan normal itu, melihat sisi kiri dan kanan kepada teman-teman gawainya, ia resah. Lirikan mereka seperti mengatakan bahwa kamu harus hati-hati dan mencoba untuk sabar.
Huh...
Ia menggaruk lehernya dengan kasar dan langsung pergi untuk menemui CEO nya. Iya lagi lagi bertanya dengan dirinya apakah ini kesalahan karena ia telat datang ke kantor atau karena kerjaannya tidak bagus. Tidak lama ia pun sampai dan langsung masuk ke dalam ruangan atasannya.
Di dalam ruangan ia berhati-hati dengan sikapnya, ia mengambil tempat didepan atasannya, setelah ia duduk ia bahkan tak berani menatap mata atasannya, ia hanya menatap bawah dan berdoa untuk keselamatannya agar apa yang ia takuti tidak terjadi. Di sela-sela pikiran kotornya, ia masih mampu untuk memikirkan kerjaan lain setelah ia di pecat. Namun karena atasannya tak kunjung bersuara, ia pun memulai dengan pertanyaan.
"Ada apa Pak?" Tanya laki-laki itu dengan hati-hati.
Sekarang tatapan atasannya seperti sedang menelisik aura laki-laki itu dengan teliti. Mata laki-laki itu mengikuti arah mata atasannya yang fokus kepada wajahnya. Iya tak mengerti apa yang atasannya lakukan dengan dirinya sampai atasan-nya pun berkata,
"Apa kau mau menikah dengan adikku?" Kata atasannya dengan lugas. Pertanyaan itu mampu membuat mata serta mulut laki-laki itu termangap, iya kaget sangat terkejut dengan apa yang atasannya katakan. Ia tidak bisa mengatakan apapun bahkan menelan pun susah dilakukannya. Iya masih terlalu terkejut dengan apa yang atasannya katakan.
"Apa kamu bersedia?" Tanya atasannya lagi.
Laki-laki itu mulai mencerna apa yang atasannya katakan dan mulai menormalkan dirinya. Ia menatap mata atasannya dengan fokus, ia ingin mencari celah di mana bahwa atasannya itu sedang bercanda atau tidak.
"Menikah? Ap... apa bapak serius?" Tanya laki-laki mengkonfirmasi ucapan atasannya. Mata laki-laki itu masih menelisik dengan jelas apakah atasannya serius atau hanya permainkan nya saja.
"Iya, saya serius dengan perkataan saya. Jadi, apa kamu bersedia menikah dengan adik saya?" Pertanyaan itu kembali lagi terucap, mata laki-laki itu beralih menunduk dan hendak berfikir. Ia tidak menemukan mimik bahwa atasannya sedang mempermainkannya.
Maaf sebelumnya pak, ucapan itu terdengar hati-hati, Apa bapak serius. Bapak sedang bercanda kan? pertanyaan itu sangat hati-hati di lontarkan dengan pandangan menelisik untuk mencari pembenaran
Atasannya mendesah, dengan wajah tegas nya ia mengatakan
Apa pernah kamu melihat saya bercanda? kata atasannya. Laki-laki itu sedikit terkejut,
Ah tidak Pak, maaf saya hanya sedikit terkejut dengan perkataan bapak. Ungkapnya.
Jadi?
"Emmm... Tapi, tapi keadaan saya seperti ini pak. Apa tidak sebaiknya memilih yang lebih pantas buat adik bapak." Ucap laki laki itu dengan hati-hati.
"Bukan saya yang memilih kamu tapi adik saya yang memilih kamu." Jelas atasannya yang sekarang menjabat sebagai direktur itu.
"Apa pak?" Reflek laki-laki itu bertanya. Ia bingung dengan perkataan atasannya.
"Iya benar. Dia memilih kamu untuk menjadi suaminya, ia merasa kalau kamu orang yang di cari, dan yang jelas kamu harus bersedia menikah dengan adik saya karena dia telah memilih kamu. Kamu tidak boleh menolak, ingat!" Atasannya kembali mempertegas.
"Bagaimana bisa pak? Kami belum pernah bertemu dan apakah dia sudah melihat saya?" raut kebingungan masih ia perlihatkan.
Benar, mereka belum pernah bertemu sama sekali. Walau ia telah 3 bulan bekerja disini tetapi melihat kedatangan adik dari atasannya saja laki-laki itu tak pernah. Ia tentu tau kalau atasannya punya adik ketika ia dimintai untuk menikah dengan adiknya sekarang.
"Kalian memang belum pernah bertemu langsung, tetapi adik saya pernah melihatmu beberapa kali."
Kerutan di kening laki-laki itu tercetak jelas, iya berpikir sejenak bahwa apakah tuhan memberinya hari yang baik sekarang atau buruk? Ia masih dalam jalur kebingungan dan kebimbangan. Tapi, didalam kebimbangan ia jelas berfikir dan berandai apakah adik atasannya buruk rupa sampai harus meminta kakaknya yang punya otoriter penuh untuk menjadikan seseorang sebagai tikus percobaan. Ia masih dilema.
"Saya tidak ingin kamu berlama-lama di sini, jadi saya harapkan kamu menerima lamaran adik saya. Jika kalau tidak, kamu bisa mencari perusahaan yang lain tapi sayang jika kamu melakukan itu, kamu tidak bisa diterima di perusahan manapun karena saya akan blacklist nama kamu. Jadi bersiaplah untuk menikah dengan adik saya. Dan perlu kamu ketahui juga adik saya tidak jelek seperti apa yang kamu bayangkan." Mendengar itu, laki laki itu langsung terperanjat.
"Ah tidak pak, tidak." Cengirnya.
"Kalau tidak ada lagi yang kamu tanyakan, kamu bisa keluar sekarang. Tapi kamu harus ingat, kamu harus menemui saya besok di rumah saya untuk membicarakan penuh masalah ini." kata kata atasannya membuatnya semakin dilema.
Ia hanya bisa mengangguk dan pergi dari hadapan atasannya itu.
Sekarang, laki laki-laki itu digadang rasa kebimbangan yang mendalam. Ditempat kerjanya ia hanya melirik pada layar komputer yang menyala namun otaknya masih di gerogoti perintah atasannya.
Bukk...
Seseorang tiba-tiba memukul mejanya dan ia pun terkejut,
"Kamu kenapa sayang?!" Seorang wanita berperawakan seksi dengan rambut yang panjang datang dan langsung mendekati laki laki itu.
"Kamu ini," kesahnya.
"Coba jelasin kenapa kamu sampai di panggil pak Erlando?" Tanya wanita cantik itu.
"Hmmm... Nanti aku kasih tau ya. Sekarang kamu bisakan Peluk aku dulu, aku kangen sama kamu." Kata laki-laki itu dengan manja pada wanita itu.
"Ouhhh... Sini sini." Mereka pun berpelukan walau banyak pegawai yang melihat namun tidak mereka hiraukan karena itu seperti biasa untuk dilihat.
"Wait wait, bau apa ini." Disela Memeluk laki laki itu, perempuan tadi melepaskan pelukan mesranya dengan cepat.
"Kamu belum mandi ya?!" Tebak wanita itu sambil mengendus badan laki laki itu dan menutup hidungnya ketika bau itu menyengat dari tubuh kekasihnya.
Laki-laki itu hanya bisa nyengir mendengar kekasihnya mengatakan itu.
"Ihhhh jorok Saga!!" Seru perempuan itu dan langsung melenggang pergi.
"Sela! Oh ya ampun, dengarkan aku dulu! Hahahaha!" Saga pun terkekeh karna melihat kekasihnya pergi dengan jijik darinya.
Kembali saat ia melihat komputer itu, kembali lagi otakn ya memikirkan hal tadi. Ia ingin emosi dan mengeluarkan kegeraman nya. Namun ia sadar kalau ia sedang di tempat kerja nya.
Kali ini, ia memilih untuk pulang lebih cepat dan tidak melakukan lembur. Ia berencana akan berpesta di bar dengan teman-teman serta pacarnya, Sela. Setelah mandi dan bersiap dengan rapi, ia keluar dari apartemen nya dan pergi dengan Sela yang menjemput nya mengenakan mobil.
Mariana kehilangan segalanya dalam sekejap. Suaminya berselingkuh dengan saudara kandungnya sendiri. Bayi yang sangat dinantikannya meninggal dunia. Dan Bella, sahabat baiknya, pergi untuk selamanya setelah melahirkan. Di tengah duka yang belum usai, suami Bella yang sekaligus atasannya datang dengan sebuah tawaran mengejutkan. "Kamu sahabatnya, dan kamu juga baru kehilangan anakmu. Aku tahu ini sulit, tapi bayi ini membutuhkanmu. Hanya kamu satu-satunya yang bisa kupercaya." Mariana tidak tahu apakah itu jalan keluar atau justru awal dari kehancuran baru. Apa yang awalnya hanya tentang mengisi kekosongan perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam. Kehangatan yang tidak seharusnya ada, tatapan yang bertahan terlalu lama, dan perasaan yang terus tumbuh di tempat yang salah. Tapi bisakah cinta bertahan jika sejak awal ia hadir dalam situasi yang begitu keliru?
"Aku menginginkanmu! Maka jadilah milikku! Aku tidak menerima penolakan!" Ucap Devien penuh penakanan. Mata Nindy sudah berembun. "Tolong! Tolong!" Nindy berusaha meminta tolong dengan berteriak sekuat tenanga. "Huuust! Simpan suaramu untuk mendesah, karena suaramu hanya akan terbuang sia-sia saja, kau tahu 'kan jika ruangan ini kedap suara, siapa yang akan mendengarmu hm?" Devien sekarang benar-benar di pengaruhi nafsu, gairahnya yang terpendam sudah menguar. baca selengkapnya di bawah ;)
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?
© 2018-now Bakisah
TOP