/0/6517/coverbig.jpg?v=ae6eebf19b285f23a1028697ca9ea79f)
Dari catatan Lulu, sekretaris yang juga sahabatnya, Davina tahu perselingkuhan Fathan. Tragisnya, Lulu ditemukan tewas terbunuh. Siapakah pembunuh Lulu? Bagaimana nasib rumah tangga Davina dan Fathan? Simak kisah selengkapnya!
Dari catatan Lulu, sekretaris yang juga sahabatnya, Davina tahu perselingkuhan Fathan. Tragisnya, Lulu ditemukan tewas terbunuh. Siapakah pembunuh Lulu? Bagaimana nasib rumah tangga Davina dan Fathan? Simak kisah selengkapnya!
Apakah Tuhan butuh alasan ketika menimpakan cobaan kepada seseorang? Ataukah semua manusia memang sudah seharusnya menghadapi cobaan versi masing-masing meskipun dia berusaha menjadi hamba yang baik dan tidak neko-neko? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Davina Zaila Hamidah. Dirinya sudah mencoba menjalani hidup dengan sebesar-besarnya kemampuan menjaga rumah tangganya. Perempuan keturunan Arab-Sunda berhidung mancung dan berkulit putih bersih itu masih memikirkan kenapa bisa semua orang yang dicintai akhirnya berbalik memusuhi dan merebut kebahagiaan yang tengah direguknya.
"Kamu tega sekali melakukan ini kepadaku, Mas! Kamu benar-benar lelaki biadab! Mereka semua sahabatku, tega-teganya kamu berselingkuh dengan sahabat-sahabatku!" jerit Davina sambil menunjuk wajah Fathan, suaminya yang hanya bisa duduk terpekur di kursi sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Fathan hanya terdiam. Dia membiarkan wanita yang telah memberinya seorang anak perempuan itu mengurai kemarahannya. Dia memang pantas menerima semua caci-maki Davina.
"Aku meninggalkan karierku yang sedang berada di puncak untuk menikah denganmu! Aku melupakan keinginan kuliah lagi untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anakmu! Aku rela melepas semua mimpiku demi menjadi istrimu, tetapi begini balasan yang aku terima!"
Suara Davina terhalang tangis yang mulai tak bisa dibendungnya. Hatinya patah oleh sekejam-kejamnya pengkhianatan Fathan.
Seandainya, seandainya saja dia tahu bahwa keempat sahabatnya adalah orang yang tega menusuknya dari belakang, tak akan pernah dia menjadi pencetus ide terbentuknya Geng Cokelat. Kini sesalnya berlapis-lapis. Otak warasnya bahkan nyaris tak mampu menerima kenyataan bahwa sahabat-sahabat yang sangat dia sayangi tak lebih dari burung hantu berbulu cendrawasih.
"Sayang, aku minta maaf untuk semuanya. Aku memang laki-laki bodoh. Seharusnya aku tidak melayani kemauan mereka," sesal Fathan.
"Kemauan mereka? Oh ... jadi cuma mereka yang salah dan kamu yang suci? Jadi ini semua adalah kesalahan mereka dan kamu tidak ada andil di dalamnya?" Davina meradang. Napasnya memburu seperti singa lapar yang hendak menerkam musuh.
"Aku sudah bilang ini juga salahku! Oke, semua ini aku yang salah! Sayang, aku tidak bermaksud mengkhianati kamu. Semua ini terjadi di luar kuasaku. Semua terjadi begitu saja. Saat aku tersadar, ternyata aku sudah tersesat jauh. Maafkan aku, Sayang. Please, maafkan aku. Kita mulai semuanya dari awal lagi. Aku janji setelah ini kita akan baik-baik saja, Sayang." Fathan bangkit dari duduknya lalu bersimpuh di kaki istrinya.
Davina memalingkan wajahnya. Jika suaminya berselingkuh dengan orang yang tidak dikenalnya, mungkin tidak akan sehancur ini hatinya. Jika Fathan menduakannya dengan satu orang, mungkin tak seremuk ini perasaannya. Ini sudah melewati batas kesabaran dan pemaklumannya sebagai istri, sebagai wanita, juga sebagai manusia.
"Aku akan membawa Nafasha ke apartemen. Kami akan tinggal di sana untuk waktu yang tidak ditentukan. Aku butuh sendiri dulu untuk menjernihkan pikiran dari kelakuan busuk kalian."
"Sayang, jangan pergi. Kalau kamu muak sama aku, biar aku saja yang pindah ke apartemen. Kamu tetap di sini sama Nafasya."
"Aku bukan mau pindah ke apartemen kamu, tapi ke apartemenku sendiri. Jangan temui kami sebelum aku izinkan."
Davina bergegas meninggalkan Fathan yang masih meringkuk di lantai. Dia paham sifat istrinya. Jika sedang marah harus dibiarkan sendiri dulu. Iya, untuk kemarahan jika dirinya melakukan kesalahan-kesalahan kecil seperti pulang terlambat atau tak sengaja menyakiti perasaan Davina. Sekarang ... kesalahan yang dilakukannya adalah kesalahan fatal. Empat tahun pernikahan, badai yang dibuatnya terlalu sulit untuk tidak menenggelamkan kapal yang sedang dia kemudikan bersama anak dan istrinya.
Karam. Apakah kapal mereka akan karam? Apakah Davina akan memintanya untuk bercerai? Membayangkan kemungkinan itu Fathan segera berlari menuju kamarnya. Pintu kamar mereka terkunci rapat.
"Sayang, tolong buka pintunya. Buka pintunya!" teriaknya keras. Tidak terdengar jawaban dari dalam kamar. Davina sedang sibuk memasukkan baju-bajunya ke dalam koper. Setelah kopernya penuh, dia merapikan beberapa perlengkapan. Kosmetik, obat-obatan, sepatu dan sandal tak lupa dimasukkan ke dalam tas. Setelah dirasa beres semuanya, dia membuka pintu kamar. Fathan meraih bahunya, tetapi dengan cepat Davina menepisnya.
Perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu melangkah cepat menuju kamar Nafasya, putri kecilnya yang baru berusia tiga tahun.
Terlihat Nafasya masih tertidur pulas. Di sofa kamar Suster Ratna, baby sitter pengasuh Nafasha tampak terkejut dengan kehadirannya. Perempuan itu pucat dan ketakutan mendengar pertengkaran tuan dan nyonya rumah.
"Sus, tolong bantu packing baju-baju Nafasha. Setelah itu baju Suster juga dibawa. Kita akan pindah ke apartemen, tolong cepat sedikit."
"Ba-baik, Bu." Suster Ratna segera mengeluarkan koper dan tas untuk perlengkapan Nafasya. Davina mendekati putri kecilnya yang tidak terganggu dengan teriakannya tadi. Ada sesal menelusup halus ke dalam dadanya. Sesal dan kesal yang membuatnya hilang akal.
Sekali lagi ingatannya menelusuri satu demi satu nama-nama sahabatnya yang menebar luka. Arumi yang pendiam, Faiza sang bintang, Ghina yang dewasa, serta Lulu yang jenius. Kenapa mereka melakukan hal ini kepadanya? Apakah keempat sahabatnya sengaja bersekongkol untuk merebut kebahagiaannya?
Ah, Lulu. Semoga dia berbahagia di alam sana. Meski didera perih dalam hatinya, Davina lirih mendoakan agar Lulu mendapat tempat terbaik dalam keabadian. Lulu wanita paling periang di antara mereka. Kenapa Lulu harus mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini? Lulu diduga memasukkan racun sianida ke dalam minumannya. Jasadnya ditemukan keesokan hari di ruangan kerjanya.
Perlahan bulir bening membasahi pipi Davina. Rasanya tidak mungkin jika Lulu berniat mengakhiri hidupnya. Namun, jelas ada permohonan maaf di file yang tersimpan di dalam komputernya.
"Aku yang akan pergi. Davina, aku yang akan keluar dari rumah ini. Kamu tetap di rumah bersama Nafasya. Aku yang harus dihukum untuk semua kesalahan ini. Tolong jaga Nafasha baik-baik." Fathan muncul di depan pintu dengan wajah kuyu. Davina hanya meliriknya sesaat. Baginya lelaki itu sudah mati. Dia bahkan tak sudi melihat wajah suaminya lagi.
Fathan berlalu menuju kamar dan mengemasi beberapa pakaiannya. Dia menyambar kunci mobil lalu segera meninggalkan rumah mereka. Rumah yang berisi banyak kenangan bersama Davina yang sangat dicintainya. Berkali-kali Fathan memukul kemudi. Pikirannya kacau balau. Ternyata harus begini akhir benang kusut yang membelit tubuhnya.
"Aku memang laki-laki brengsek!" teriaknya sambil memukul kemudi dengan keras lalu kakinya menginjak rem dengan cepat. Mobil berhenti di pinggir jalan. Suara klakson bersahutan membelah jalanan. Fathan tidak peduli. Dia membuka pintu mobil lalu membantingnya keras. Laki-laki tinggi kekar itu berjalan keluar dari mobil sambil meraba sakunya mencari rokok.
Hamparan tanah kering dan pecah-pecah terpampang di hadapannya. Sepertinya areal sawah ini usai dipanen padinya. Tampak batang-batang pohon padi yang terpotong setengahnya, juga banyak bulir padi berjatuhan di tanah kering. Fathan menyalakan rokoknya, lalu mengisapnya dalam-dalam. Kepulan asap segera membumbung di atas kepalanya.
Fathan pernah menduga jika petualangannya dengan para sahabat Davina suatu hari akan terbongkar. Namun, dia tidak pernah menyangka jika Lulu tega mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Lulu meninggal di kantornya. Semua barang di ruangan dijadikan barang bukti oleh polisi. Namun, Davina berhasil mengcopy file-file penting milik Lulu sebelum polisi mengambilnya.
Dari situlah semua bermula. Rahasia yang pada awalnya hanya diketahui Lulu akhirnya sampai ke tangan Davina. Satu tindakan bodoh Lulu benar-benar menghancurkan semuanya. Fathan bahkan sudah berusaha 'membungkam' Lulu dengan mengirimkan 'uang tutup mulut' setiap bulan, meskipun Lulu tak pernah memintanya. Sial!
Tiba-tiba ponselnya berdering. Satu panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Fathan menekan tombol hijau.
"Selamat siang Pak Fathan, bisakah bapak datang ke kantor polisi sekarang? Ada dugaan Ibu Lulu tidak bunuh diri, melainkan sengaja dibunuh. Kami sangat berterima kasih jika Anda mau bekerjasama dengan datang ke kantor kami sekarang juga."
Pembunuhan? Jantung Fathan berdegup lebih kencang. Siapakah yang tega membunuh Lulu?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Yulia dipaksa menikah dengan keluarga Jayendra. Setelah menikah, semua orang berharap dia bisa memiliki bayi dengan suaminya sesegera mungkin. Namun, ternyata suaminya, Billy Jayendra, sedang mengalami koma! Apakah Yulia ditakdirkan untuk menjalani kehidupan yang tidak berbeda dengan seorang janda? Tak disangka, suaminya yang koma itu sadar kembali pada hari setelah pernikahan mereka! Billy membuka matanya dan menatap Yulia dengan dingin. "Siapa kamu?" "Saya adalah ... istri Anda," jawab Yulia ragu-ragu. Mendengar hal ini, Billy terlihat sangat kesal. "Istriku? Kenapa aku tidak ingat pernah menikah dengan wanita mana pun? Aku akan meminta pengacaraku untuk segera memulai prosedur perceraian sekarang juga!" Jika bukan karena keluarga Billy mencegahnya untuk menceraikan Yulia, Yulia pasti sudah diceraikan setelah satu hari menikah. Kemudian, dia mengandung seorang anak dan ingin pergi secara diam-diam, tetapi Billy mengetahui rencananya dan tidak setuju. Yulia menatapnya dengan tidak senang. "Kamu tidak menyukaiku dan kamu selalu menggangguku sepanjang waktu. Apa artinya pernikahan kita? Aku ingin bercerai!" Tiba-tiba, kesombongan Billy menghilang dan dia menarik Yulia ke dalam pelukan hangatnya. "Kamu adalah istriku, dan kamu milikku sekarang. Jangan pernah berpikir untuk menceraikanku!"
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
© 2018-now Bakisah
TOP