Penyakit yang sejak kecil ia derita ini, sungguh membuatnya menderita. Dokter bilang ia susah sembuh karena mindset yang direkam otaknya sejak kecil tentang masalah kebersihan, terlalu kuat.
Mamanya yang menjadi pemicu dirinya terkena Mysophobia. Sang mama yang sering keguguran menjadi sangat over protektif pada Sean sejak kecil sehingga menyebabkan Sean kecil sudah terbiasa dengan kebersihan, malah terlalu suka dengan kebersihan sehingga ia akan merasa panik jika berada di ruang yang kotor.
'Aku harus hubungi asisten Nick agar menjemputku setelah meeting nanti?' bisiknya dalam hati.
Sean keluar dari mobilnya, bergegas menelepon sekretarisnya agar segera menjemputnya. Sean baru saja akan menekan nomor di ponselnya, tiba-tiba dari arah depan seorang gadis berlari begitu kencang ke arahnya, hingga tabrakan antara Sean dan gadis itu pun tak terelakkan lagi.
Sean terkejut saat tubuh gadis ini sudah berada di atas tubuhnya sementara bibir gadis itu sudah menyapa bibirnya. Sean seketika merasa jijik setengah mati, ia mulai terengah-engah karena panik, dan tak lama kemudian ia kehilangan kesadaran sepenuhnya.
"Hei, bangun! Bangun, Tuan!" panggil Keyra berkali-kali.
Namun, sia-sia saja. Laki-laki blasteran tampan ini telah pingsan karena dirinya.
"Ah, sial! Kenapa pakai acara nabrak, sih? Padahal aku lagi buru-buru mau ke kampus. Kacau semuanya, nih," keluh Keyra sebal.
Ia beranjak dari tubuh Sean, mencoba memapahnya ke mobil, lalu membaringkannya di kursi belakang. Keyra lalu duduk di belakang kemudi dan ketika ia mencoba menyalakan mesin mobil yang ternyata mogok.
Keyra lalu keluar mencoba membuka kap mesin, lalu mengambil busi mobil dan mencoba peruntungannya.
"Semoga hanya masalah busi kotor saja," gumam Keyra pelan.
Keyra membersihkannya kemudian memasangnya kembali lalu mencoba untuk start mesin mobilnya lagi. Dan berhasil. Mobil bisa dinyalakan. Ia langsung bergegas mengemudikan mobilnya ke rumah sakit Internasional.
[Selamat siang, Pak. Saya mohon izin tidak dapat mengikuti perkuliahan karena ada urusan keluarga. Terima kasih]
Keyra menyempatkan diri izin pada dosennya karena tak memungkinkan baginya kembali ke kampus saat ini. Ia harus memastikan laki-laki ini baik-baik saja, barulah ia bisa tenang.
Sesampainya di rumah sakit, Sean langsung mendapatkan perawatan terbaik.
"Gimana aku bisa bayar biaya rumah sakitnya nanti? Dilihat dari gaya pakaian dan mobilnya, laki-laki ini sepertinya orang kaya. Apa aku geledah saja dompetnya untuk bayar uang muka perawatan dia?" gumam Keyra bimbang.
"Nona, tolong anda tangani surat-surat terkait perawatan yang akan dilakukan pada Tuan Sean!" kata seorang dokter muda pada Keyra.
"Saya bukan walinya, Pak dokter. Saya tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit semewah ini," aku Keyra jujur.
Dokter muda itu tersenyum pada Keyra, lalu menenangkannya.
"Anda tenang saja, Nona. Anda tidak perlu membayar sepeser pun karena Tuan Sean adalah pasien VVIP yang telah mendepositkan sejumlah uang di rumah sakit ini. Anda tanda tangani saja administrasinya karena mama dan papa Tuan Sean sedang berada di luar negeri saat ini."
Keyra akhirnya bisa bernafas lega. Ia kira dirinya yang harus membayar semuanya. Memikirkannya saja ia sudah sakit kepala. Bagaimana tidak? Rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Internasional yang tarifnya pasti luar biasa mahal. Keyra menyudahi lamunannya, lalu ia bergegas menandatangani formulir pendaftaran rawat inap di bagian administrasi.
Ia menunggu dengan cemas di ruang tunggu hingga setelah beberapa menit, dokter dan beberapa perawat membawa Sean ke kamar VVIP miliknya. Dokter memberi isyarat pada Keyra agar mengikutinya ke ruangan Sean. Keyra mengangguk lalu mengiringi dokter dan para perawat menuju ruangan rawat inap milik Sean yang luar biasa lebar dan mewah.
'Wah! Ini sih bukan kamar rumah sakit. Ini apartemen mewah,' batin Keyra takjub.
Kamar VVIP milik Sean ini dua kali lipat lebih besar dari rumah kontrakannya, lengkap dengan fasilitas bak kamar hotel bintang lima. Gila!
''Bakalan betah kalo nginep di sini, kayaknya.'
Keyra kembali membatin saking takjubnya dengan kemewahan kamar rawat inap milik Sean ini.
Dokter Billy tersenyum tipis melihat kepolosan Keyra yang tampak takjub melihat kemewahan di depan matanya. Keyra sebenarnya gadis yang sangat cantik andai dia bisa merawat dirinya. Dandannya yang urakan begini, belum lagi kebersihan pakaian dan rambut yang tidak terjaga, wajar saja membuat Sean yang menderita Mysophobia sejak kecil menjadi syok dan pingsan seperti sekarang.
"Nona, anda boleh menunggu di sini sampai Tuan Sean siuman. Bicaralah baik-baik pada Tuan Sean soal kecelakaan tadi! Saya yakin Tuan tidak akan mempermasalahkan masalah biaya dan hal lainnya. Hanya saja saran saya, anda jangan terlalu dekat saat bicara padanya karena Tuan Sean menderita Mysophobia," terang dokter menjelaskan.
"Baik, Dokter...." sahut Keyra sambil mengangkat kedua alisnya bermaksud menanyakan nama dokter muda nan tampan di depannya ini.
"Dokter Billy," jawab dokter Billy mengerti maksud gadis di depannya ini.
"Terima kasih informasinya, Dokter Billy. Saya akan pergi setelah Tuan Sean siuman. Saya juga akan minta maaf pada beliau nanti," kata Keyra sopan.
"Kalau begitu, kami permisi."
Dokter Billy dan para perawat pun meninggalkan kamar Sean. Keyra mendekati Sean yang masih belum siuman juga. Ia jadi ingat perkataan dr. Billy tadi yang mengatakan bahwa Sean syok karena dirinya. Wajar juga kalau dia pingsan, mengingat Sean mengidap Mysophobia yang tak tahan dengan sesuatu yang kotor penuh dengan kuman.
"Sialan! Berarti aku kotor dan penuh kuman, dong!" umpatnya kesal.
Namun, akhirnya ia menyadari bahwa dirinya benar-benar kotor untuk ukuran pasien Mysophobia.
'Gara-gara dia, mata kuliah favoritku jadi ga bisa aku ikuti. Benar-benar sial!' batin Keyra kesal.
Ia menatap wajah tampan blasteran di depannya ini lalu kembali membatin dalam hatinya.
'Semoga saja dia cepat siuman agar aku bisa ikuti mata kuliah psikometri hari ini.'
Setengah jam berlalu. Sean mulai mengerjapkan matanya lalu membukanya pelan-pelan. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan terkejut bukan main saat mendapati wanita kotor yang menabraknya tadi, berada di dekatnya.
Sean seketika histeris melarang Keyra mendekatinya. Dengan garang ia mendesis tajam ke arah Keyra.
"Keluar dari sini! Jangan mendekatiku, Wanita kotor!"
Bersambung...