/0/8230/coverbig.jpg?v=d984ebe2ace33cf0661a709fdacd7e4a)
Bdjdopslama Bdbdjjd
Disebuah tempat yang menjadi jantung kota kecil disebelah timur laut dari perbatasan antara wilayah Hamoursh dengan bangsa Elfair, suara bising orang-orang yang beraktivitas disana terus saja terdengar saling bersahutan. Kepadatan ditempat tersebut terus meningkat seiring berjalannya waktu. Itulah pasar. Dimana banyak pedagang yang menawarkan barang dagangannya, untuk ditukar dengan beberapa keping Ruby yang memang menjadi sebuah mata uang dibenua Magire Kivanal ini.
Matahari semakin meninggi sejak tadi, namun hal itu sama sekali tak menghalangi mereka untuk terus mencari sekantung uang. Dibalik semua itu, tak pernah luput juga dari yang namanya 'Tikus Jalanan' atau bisa dikatakan sebagai berandal jalanan yang setiap harinya mencuri apa saja yang memuaskan kedua mata kotor orang-orang seperti itu. Melakukan keahlian mereka, bermain dengan kedua tangan hina itu untuk mengelabuhi dan memanfaatkan keramaian dari setiap situasi yang ada.
Tempat itu memang tak akan pernah lepas dari orang-orang seperti itu. Dan yang lebih dikenalnya lagi adalah para bedebah yang hidup didalam sebuah Guild perampok yang jaraknya sekitar kurang dari dua kilometer dari pasar itu.
Siang hari ini, seorang pria berambut cokelat gelap tengah mengibaskan pandangannya ke segala arah, memperhatikan kerumunan yang terjadi disekitarnya, sembari mencari sebuah celah yang tepat untuk beraksi. Ini memang bukan pertama kalinya mereka melakukan hal seperti itu. Mencuri memang sudah menjadi sebuah pekerjaan bagi orang-orang seperti dirinya.
Siang hari yang cerah diantara kerumunan yang tengah tenggelam dalam kesibukan masing-masing, pria itu tak sendirian. Ia bersama para komplotan tengah menjalankan sebuah rencana yang sebelumnya telah mereka susun ketika pertemuannya disebuah ruang makan yang kecil dan hangat di Guild mereka itu. Hari ini adalah hari dirinya bertugas bersama ketiga rekannya yang lainnya.
Dia bersama seorang anak berusia sekitar sebelas tahun tengah menyusuri jalan umum. "Kau siap, Fyerith?" Tanyanya pada bocah berambut pirang disampingnya tersebut. Bocah itu spontan mengangguk, diwajahnya tak terlukis sedikitpun tentang keraguan yang menghiasi wajah kalem itu.
Fyerith memang adalah seorang anak yang lebih tenang, berkat sebuah didikan yang dilakukan oleh Horald, sukses membuat sosok Fyerith tumbuh menjadi seorang bocah berkepala dingin. Berpikir sebelum bertindak adalah salah satu nasehat yang selalu diucapkan Horald padanya.
"Apa yang lain akan mengetahui keberadaan kita, Edgar?" Kini balik Fyerith yang bertanya pada dirinya. Edgar kembali mengibaskan pandangannya mencari kedua sosok temannya tersebut, meskipun tak ada satupun orang yang dicarinya itu ada dalam pandangannya, namun setelah beberapa detik kemudian, ia melihat sosok Liza bersama Fyon yang tengah berada didekat sebuah pertunjukan atraksi kecil diujung jalan yang mereka lalui saat ini.
Intinya hari ini, apapun caranya mereka harus berhasil mendapatkan rampasan sebelum kembali ke Guild mereka. Red Raven adalah sebuah nama Guild yang sudah didirikan sejak lama sekali. Edgar sama sekali tak tahu dimana nama itu dibuat. Tapi, semalam Liza membuat sebuah nama untuk kelompok mereka. Karena dua hari yang lalu Dryzell telah memberikan sebuah perintah kepada seluruh anggota Guild untuk membuat regu beranggotakan minimal empat orang, demi mempermudah pekerjaan.
Kemudian Liza memilih lalu mengusulkan sebuah nama untuk keempat anggota yang berisikan Edgar, gadis berambut kuncir kuda itu, Fyerith si bocah pirang, dan juga Fyon. Liza menyebut kelompok itu dengan sebutan 'Aegis of the Sun'. Awalnya Fyon sangat terbahak setelah mendengar nama itu yang baginya terdengar aneh, namun setelah lama kelamaan pria berbadan tegap tersebut menjadi semakin akrab dengan sebutan itu. Bukan karena terpaksa ia harus menyetujuinya, tapi karena juga Liza telah mengancamnya jika menolak dan mencoba memberi nama baru.
Sedangkan Edgar ataupun Fyerith sama sekali tak pernah mempermasalahkan hal tersebut, karena bagi Edgar secara pribadi, ia memang sangat menyukai kata itu. Seperti sebuah makna yang lebih besar dari sekadar beberapa kata yang terucap.
Maka dari itu, Edgar berinisiatif membuat sebuah logo dalam semalam, untuk menjadikan sebuah lambang dari komplotan mereka dengan menggabungkan logo Guild dengan logo Aegis of the Sun tersebut, perpaduan antara Burung hantu yang merupakan logo Red Raven, dengan sebuah lingkaran matahari yang menjadi sebuah Aegis bagi sang Burung Hantu kebanggaan Guild.
Edgar menyimpulkan kalau Aegis of the Sun juga sebagai sebuah pertahanan untuk Guild yang mereka cintai itu. Disitulah Fyon mulai menyukai kata Aegis of the Sun tersebut. Matahari seolah adalah mereka berempat dan Burung hantu itu diibaratkan sama seperti semua orang yang ada di Guild.
Mereka berempat akan berusaha menjadi seperti sang Surya yang memberikan kehangatan setiap harinya. Maka dari itu, meski matahari adalah cahaya terkuat, tapi sewaktu-waktu bisa saja berubah menjadi sebuah kegelapan, dan cahaya emasnya tak terlihat lagi dikala malam hari.
Edgar dan Fyerith menyelinap diantara kerumunan orang-orang yang tengah melakukan jual beli barang. Edgar berjalan kedepan sambil buru-buru dan berpura-pura tersandung sesuatu sampai menabrak seseorang yang menjadi targetnya, demi mengalihkan sebuah perhatian.
Setelah semua orang terfokus pada dirinya, disitulah kecepatan kedua tangan mungil Fyerith beraksi. Bocah itu dengan sangat cepat menjambret sebuah kantung berisikan kepingan Ruby. Edgar bersandiwara supaya tak ada satupun orang yang mencurigai perbuatan itu. Memang harus cukup pintar untuk melakukan hal tersebut, apalagi ditempat umum seperti itu.
Jika sedikit saja gagal, bukan menjadi sebuah risiko lagi ketika sampai harus babak belur karena dihajar habis-habisan oleh orang-orang dipasar karena ketahuan mencuri. Jika mereka berhasil lolos, beda lagi ceritanya. Biasanya orang-orang akan membiarkan tikus jalanan itu kabur dibanding harus bersusah payah mengejar lari mereka yang memang sangat gesit seperti kelinci liar di hutan.
Banyak sekali umpatan ataupun ujaran kebencian yang mereka terima dari setiap aksi yang mereka lakukan. Tapi itu bukanlah sebuah masalah. Uang adalah nomor satu dibenua manapun bagi mereka.
Fyerith melempar kantung itu pada Edgar dan pria itu merampas benda tersebut dengan sangat cepat dari tangan Fyerith sehingga memang betul-betul tak ada orang yang menyadari hal tersebut. Setelah berjalan cukup jauh, barulah target mereka tersadar bahwa uangnya telah dicuri. Dan benar saja dugaan Edgar sebelumnya. Mereka akan langsung menyatakan mereka berdua sebagai pelaku kejahatan tersebut dan anehnya orang-orang disekitar itu langsung percaya begitu saja.
Edgar memiringkan senyumnya. "Kita harus cepat, Fyerith. Beri kode itu pada mereka berdua." Ujar Edgar pada Fyerith. Anak itu mengangguk mengerti dan langsung berlari menjauhi Edgar. Fyerith berlari kearah tempat Liza dan Fyon yang memang sejak tadi pertunjukan kecil itu sempat tertunda karena sebuah ucapan mengejutkan dari seorang laki-laki yang tadi baru saja jadi korban pencopetan.
Fyerith ikut berteriak, "Pencuri!" Sambil menunjuk tangannya kearah Edgar. Sedangkan Edgar mulai berlari kearah yang berbeda, sambil mengarahkan sebuah ibu jarinya kearah komplotannya yang berjarak beberapa ratus meter saja. Fyerith berkata seperti itu, karena hanya untuk membuat keadaan menjadi riuh saja, sehingga membuat Liza dan Fyon meluncurkan aksinya tanpa diketahui sama sekali oleh orang-orang disekitar itu.
.......
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!