/0/8312/coverbig.jpg?v=1ab8ecefcffd40a624d49fbe5884a718)
Tumbuh di panti asuhan selama 20 tahun, membuat Tara ingin mengetahui siapa dan di mana orang tua kandungnya. Dalam pencariannya itu, Tara justru terjebak dalam sebuah hubungan pernikahan kontrak, dengan seorang laki-laki yang baru ia kenal. Perjanjian pun dimulai, yang mana saling menguntungkan bagi keduanya. Akankah Tara menemukan orang tua kandungnya? Pernikahan yang berawal dari sebuah kontrak, bisakah membawa kebahagiaan bagi Tara?
Perkenalkan, namaku Tiara Indah, sering dipanggil Tara. Entah mengapa aku harus dipanggil dengan nama itu, padahal aku lebih menyukai nama belakangku yaitu Indah.
Tinggal di panti asuhan selama 19 tahun, membuatku susah untuk meninggalkan tempat itu. Namun, aku tidak bisa tinggal gratis selamanya di sana.
Sudah satu minggu sejak meninggalkan tempatku tumbuh, tempat masa kecil di mana kasih sayang yang tidak kudapatkan dari orang tua kandung, aku bisa mendapatkannya di sana.
Ayah dan bunda menyayangiku seperti putrinya sendiri, bukan hanya padaku, tetapi pada semua anak yang tinggal di sana, anak-anak asuh mereka.
(Brug)
"Aww," rintih ku, merasakan sakit pada bagian belakang.
"Kalo jalan liat-liat dong, kotor kan bajuku." Seorang pemuda marah-marah karena tindakanku yang ceroboh.
"Maaf-maaf, aku nggak sengaja," ucapku, mencoba berdiri.
"Aku bersihin, ya?"
"Nggak usah, nanti malah tambah kotor lagi," tolak pemuda itu, kasar.
Aku sudah meminta maaf, juga sudah menawarkan bantuan untuk membersihkan bajunya.
Kenapa dia harus kasar sih? Tampang saja tampan, tetapi kelakuan jelek, batinku merutuk pemuda sombong yang berdiri di depanku sambil membersihkan kemejanya yang terkena minuman.
Tanpa berkata apa pun lagi, aku berjalan meninggalkan pemuda sombong itu. "E-e-eh, mau ke mana kamu? Enak banget main pergi gitu aja," protesnya.
Aku berbalik, menatap wajah sombongnya. "Apa? Minta maaf lagi? Tadi kan udah, nggak terima, kan? Udah aku tawarin buat dibersihin juga nolak, terus mau apa lagi? hm?" cecarku, kesal.
"Ganti rugi." Tanpa rasa malu, pemuda itu menengadahkan telapak tangannya meminta uang ganti rugi dariku.
"Ganti rugi buat apa? Cuma kotor sedikit kok, dicuci juga hilang," balasku, sinis.
"Gampang banget ya kalo ngomong, ini kemeja mahal. Aku pakai ini buat ketemu sama orang tuaku," bentaknya.
Apa? Dia siapa? Berani sekali membentakku. Memangnya dengan bentakan seperti itu, aku bakal takut sama dia. Sorry ya, tidak sama sekali.
"Sok banget sih, mau ketemu sama ortu aja pake baju rapih," ucapku sambil berlalu pergi.
"Kamu-"
(Kriing.. Kriing)
Aku mendengar nada dering ponsel. Nampaknya suara panggilan itu menghentikan amarahnya. Kudengar, pemuda itu menjawab telepon. Tanpa peduli lagi, aku pun melanjutkan langkah.
Gara-gara bertemu dengan pemuda sombong itu, aku sampai telat masuk kerja. Untung kepala bagian cleaning service orangnya baik, aku hanya telat beberapa menit dan langsung memulai kerja setibanya di sana.
Hampir satu minggu aku bekerja sebagai cleaning service pada salah satu perusahaan di kota. Aku tidak mau selalu merepotkan ayah dan bunda. Usiaku sudah cukup untuk mencari uang untuk membalas semua jasa-jasa mereka. Selain itu, aku juga ingin mencari orang tua kandungku.
Mereka meletakkanku di depan pintu rumah bunda 19 tahun yang lalu. Mungkin saat itu usiaku baru satu bulan atau bahkan baru dilahirkan. Entahlah, aku tidak tau itu, ayah dan bunda juga tidak tau tepatnya.
"Ra, kok tumben sih kamu telat? Biasanya selalu datang beberapa menit sebelum jam kerja," ucap Ziva, sahabatku di panti. Usianya lebih tua satu tahun dariku.
"Iya. Tadi ketemu sama cacing pengganggu di jalan," jawabku asal.
"Cacing pengganggu?"
"Sssstt, kerja kerja. Jangan ngobrol mulu." Tegur Bu Nadia - Kepala Bagian Cleaning Service.
"Eh, i-iya, Bu," jawabku cukup terkejut dengan kedatangan bu Nadia yang tiba-tiba.
Setelah mendapat teguran dari bu Nadia, aku kembali mengerjakan tugas seperti biasa.
"Wah, lihat itu!"
"Ganteng banget, siapa sih?"
"Dengar-dengar sih wakil direktur yang baru datang hari ini, mungkin dia orangnya."
"Wakil direktur?"
Cuap-cuap para karyawati terdengar di telingaku. Sangat mengganggu sekali, apalagi di jam kerja seperti ini mereka malah bergosip.
(Prok-prok)
"Perhatian semuanya. Saya perkenalkan laki-laki yang berdiri di sebelah kiri, dia adalah wakil direktur yang akan menggantikan Pak Satya. Namanya Pak Tara," jelas Yuda.
Aku tidak menggubris pengumuman dari Pak Yuda. Toh, bukan urusanku. Tugasku hanya memastikan setiap sudut tempat di kantor bersih tanpa noda.
"Ra, kamu dipanggil bu Nadia tuh," ujar Ziva, mengambil alat pel yang sedang aku pegang.
"Bu Nadia? Suruh ngapain?" tanyaku, karena baru beberapa menit bu Nadia baru saja menegurku, tetapi beliau tidak mengatakan apa pun.
Aku bergegas ke ruangan bu Nadia. Entah ada hal apa yang membuatnya memanggilku di jam kerja seperti sekarang.
(Tok-tok-tok)
"Masuk."
"Maaf, Bu. Ada apa ya manggil saya?" tanyaku, duduk pada kursi yang berseberangan dengan bu Nadia.
"Saya baru dapat perintah, karena wakil direkturnya bukan lagi pak Satya. Jadi, mulai besok kamu yang harus membersihkan lantai atas," terang bu Nadia.
"Loh, kenapa saya, Bu? Bukannya sudah ada pak Ahmadi?"
"Pak Ahmadi itu sudah tidak muda lagi. Wakil direktur yang baru minta diganti karyawan bersih-bersihnya sama yang masih muda dan kuat."
"Tapi kenapa harus saya, Bu?"
"Itu perintah langsung dari pak Darren, direktur utama di kantor ini. Memangnya kamu berani menolak perintahnya?"
"Tidak, Bu. Saya tidak berani."
"Ya sudah, sekarang juga kamu langsung naik ke lantai atas," perintah Bu Nadia.
Aku hanya bisa pasrah mendapat perintah dari atasan. "Baik, Bu."
Aku kembali ke lobi untuk mengambil beberapa peralatan yang dibutuhkan, sebelum naik ke lantai paling atas kantor ini.
"Gimana, Ra? Ada apa bu Nadia manggil kamu?" tanya Ziva langsung menyergapku dengan rasa penasarannya.
"Aku disuruh ganti lokasi kerja."
"Ganti lokasi? Maksudnya ... dipindahin?" tebak Ziva.
Aku mengangguk, membenarkan tebakan Ziva. "Ke lantai paling atas. Katanya permintaan dari wakil direktur yang baru," jelasku.
"Kok aneh? Kenapa wakil direktur milih kamu?"
"Mana aku tau, tapi yang minta aku buat pindah lokasi bukan dia-"
"Jadi siapa?"
"Pak Darren," jawaban terakhirku membuat Ziva mengerutkan kening.
Tanpa menunggu jawaban darinya, aku langsung berjalan menuju lift karyawan agar bisa sampai di lantai atas.
Sebelum menaiki lift, bu Nadia memintaku untuk langsung membersihkan ruangan wakil direktur begitu sampai di lantai atas.
Setelah mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada jawaban yang kudapatkan. Aku pun memberanikan diri untuk membuka langsung pintunya.
Kosong. Tidak ada siapa pun di sana. Tanpa berpikir lagi, aku mulai melakukan tugas. Tidak ada orangnya justru lebih baik, pikirku.
"Wah, ternyata kayak gini pemandangan dari lantai atas," seruku, mengagumi pemandangan yang terpampang indah di hadapanku.
(Pyarr)
Aku tersentak. Itu suara gelas kaca yang terjatuh. "Aaaaaa."
"Siapa itu?"
"Lepasin, kamu mau apa?" teriakku, saat tangan seseorang mencekal lenganku.
"Ssstt, jangan berisik." Aku semakin ketakutan saat tangan orang itu membungkam mulutku.
Aku berusaha memberontak, mencoba melepaskan cengkraman tangan yang mencekal lenganku.
"Tolong, jangan berisik. Aku cuma mau minta bantuanmu," pinta orang itu.
Aku tidak bisa melihat wajahnya. Orang itu mencekal lengan dan membekapku dari belakang. Siapa yang tidak takut coba saat berada di posisi itu?
Ayu Widiastuti adalah seorang gadis remaja berusia 18 tahun, yang juga ingin menikmati masa indah remajanya. Namun, bagaimana jadinya kalau masa yang indah itu harus terkubur dengan adanya sebuah trauma? Ayu takut pada lawan jenis. Hidupnya tidak pernah tenang, jika ia harus berhadapan dengan seorang laki-laki. Suatu ketika, Ayu berurusan dengan seorang laki-laki yang berpenampilan urakan. Seorang badboy yang suka mabuk-mabukan dan kerap mengikuti balapan liar. Siapa sangka jika laki-laki dengan penampilan badboy itu, adalah laki-laki yang berusaha keras untuk membantu Ayu keluar dari traumanya. Akankah Ayu berhasil keluar dari trauma dan bisa menikmati masa remajanya? Lantas, bagaimana hubungan Ayu dengan laki-laki itu?
Persahabatan tujuh Tuan Muda tampan nan rupawan, mampu menyihir semua orang kala melihatnya. Meski mereka hampir dikatakan jarang berkumpul, namun kharisma setiap diri tidak akan sirna dengan mudahnya. Tapi suatu masalah tiba-tiba muncul, salah satu dari mereka yang berprofesi sebagai dokter menemukan adanya kejanggalan dan keanehan. Hingga suatu ketika, serangan makhluk mengerikan menggemparkan seisi kota. Makhluk apakah itu? Mampukah para tuan muda memecahkan kasus dan masalah ini? Seperti apakah perjuangan mereka, langsung saja kita saksikan ceritanya.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Mengandung adegan dewasa 21+ Raisa Anastasya mengalami kematian tragis, tertabrak truk, setelah melabrak tunangannya yang tengah berselingkuh. Bukannya mati dan kembali ke alam baka, Raisa malah masuk ke tubuh perempuan lain yang juga bernama Raisa, seolah semesta memberikan kesempatan kedua padanya. Sembari memanfaatkan paras cantik tubuh barunya, Raisa mulai menjalankan rencananya untuk balas dendam. Tapi tiba-tiba Zefan, direktur perusahaannya yang terkenal punya sifat sangat dingin, menarik Raisa ke salah satu kamar. Di bawah pengaruh alkohol, dia merenggut keperawanan Raisa karena mengira wanita itu adalah Raisanya yang lama. Setelah menghabiskan malam-malam menggairahkan bersama direktur, Raisa selalu terbayang saat mereka melakukan hubungan dan dibuat ketagihan oleh sang direktur, sehingga bimbang untuk melanjutkan balas dendamnya. Bisakah Raisa tetap fokus pada rencana utamanya di saat direktur terus menghantui melalui godaan sentuhan yang begitu menggairahkan? Dan apakah Raisa bisa menemukan benang takdirnya yang sebenarnya? Ngobrol sama author di Instagram dan TikTok @hi.shenaaa ya~
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.