/0/8490/coverbig.jpg?v=99ca60951dd7d983c92dc4517596e310)
"Aku akan mengawasi mu setiap saat, sampai tidak ada celah bagi mu untuk bebas, karena aku akan menjadi mata-mata yang selalu mengincar mu!" Cover: Free Image Desain cover by HD Photo Editor And Lghtc
Aku memanjat sebuah pangar yang menjulang tinggi dan aku melompat ke dalam, sebuah rumah mewah dengan penjagaan yang begitu ketat, tidak pelak membuatku gentar untuk masuk.
Namaku Tristan, aku yang sudah profesional dalam menjalankan tugasku begitu sangat berhati-hati.
Aku segera melangkah masuk ke dalam melalui taman belakang.
Aku berhasil menghindar setiap lampu sorot yang mengarah kepadaku.
Seorang Tristan yang mendapatkan job besar untuk menghabisi pimpinan seorang gangster yang berbahaya di kota ini.
Aku bekerja sama dengan temanku yang bernama Pablo Osvaldo, pria berdarah campuran Meksiko.
Pria itu yang menyediakan biro untuk menerima jasa yaitu pembunuh bayaran dengan menyediakan tarif yang tidak sedikit.
Pablo menyediakannya melalui di situs internet yang bernama Dark Web.
Tak tanggung-tanggung, kali ini seorang wanita menghubunginya, dengan menjanjikan bayaran yang cukup mahal.
Pablo langsung menyanggupinya dan segera menemuiku
Aku sedang berada di restorannya sedang melayani pelanggan. Mereka menikmati makanan shrimp dumpling dengan olahan pangsit yang aku buat.
Pekerjaan itu sudah lama aku tekuni, demi menjaga pekerjaan sampingan ku sebagai pembunuh bayaran.
Aku adalah pembunuh yang jenius dan profesional.
Saat ini aku berhasil menggapai jendela dan menempatkan tubuhku di sana.
Tanganku bergerak mencabut pisau yang ada di balik bajuku, aku perlahan mencongkel jendela ruangan itu dan beberapa menit, aku berhasil membukanya.
Aku menutupnya kembali perlahan agar tidak menimbulkan suara, aku sudah berhasil memasukkan tubuhku ke dalam, aku mengedarkan pandanganku kesekeliling.
Ruangan yang aku masuki adalah ruang tamu yang berdekatan dengan taman yang ada di lantai satu.
Perlahan aku berpaling mengarahkan pandanganku ke arah tangga.
Di sana ada beberapa bodyguard yang naik turun, menunju lantai satu secara bergantian.
Aku harus berhati-hati karena rumah ini terlalu ramai dengan pengawalan, aku bisa pastikan bahwa targetku bukanlah orang sembarangan.
Ini jelas terlihat dari pengawal yang di perkerjakan cukup banyak, sehingga bisa di tebak bahwa bos mereka cukup berpengaruh, sehingga di beri penjagaan yang cukup ketat.
Aku yakin, jika Tuan Beniqno adalah orang yang memiliki banyak musuh, pantas saja wanita yang menghubungi Pablo mencari orang luar untuk melenyapkannya.
Tanganku bergerak membuka tas ransel yang selalu tersangkut di bahuku, setiap kali mendapatkan tugas yang extrim.
Aku membukanya sambil sesekali pandanganku mengedarkan sekeliling untuk menghindari, agar tidak ada orang yang melihatku berada di sana.
Aku segera mengambil tali untuk memanjatkan menuju lantai dua, mungkin dengan cara instan begini, tidak ada seorangpun yang melihatku.
Meskipun masih Fifty-Fifty, jika mereka mempunyai penglihatan yang cepat dan agresif mungkin akan tahu kedatangan ku malam ini.
Aku melirik ke arah jam yang berada di pengelangan tanganku, aku harus menyelesaikan pekerjaanku dalam waktu 15 menit.
Aku berjalan mengendap-endap menghindari dari beberapa penjaga di ruangan itu.
Tatapanku tajam mengarah ke lantai dua rumah mewah itu.
Aku dengan cepat meleparkan tali dan dengan sekejap aku bergantung, melompat menuju lantai dua.
Dua menit aku sudah berada di sana.
Aku merasa lega, karena tidak ada yang melihat pergerakan ku.
Tanganku bergerak memasukkan tali itu ke dalam tas ransel yang tersangkut di bahu.
Pandangan ku mengarahkan kepada ke dua ajudan Tuan Beniqno yang keluar dari sebuah kamar.
Aku memastikan jika kamar itu adalah milik majikan mereka.
Aku menarik masker untuk menutupi wajahku dan berjalan ke arah ruang itu dengan sangat berhati-hati.
Aku tidak ingin ketahuan oleh mereka, bisa pecah pertarungan nantinya, aku tidak ingin kembali dengan tangan kosong.
Perlahan aku menarik handle pintu dengan perasaan was-was, aku tidak bisa memprediksi ke adaan di dalam.
Tapi tampaknya kamar Tuan Beniqno begitu luas, sehingga tidak mengetahui tentang ke datanganku.
Tapi bagaimana kalau ada pengawal mereka yang memergoki aku masuk ke dalam kamar Tuan mereka?
Mudah-mudahan mereka tidak mengetahui ke beradaanku di sana.
Ini adalah maut Tuan mereka, meskipun mereka begitu ketat menjaganya, tapi jika kematiannya berada di tanganku tentu saja tidak akan dapat di elakan.
Dengan memantapkan hati aku segera membukanya, aku tidak melihat siapa-siapa, aku tersenyum evil.
Tampaknya ini menjadi malam keberuntungan ku dan bisa dengan mudah menyelesaikan pekerjaanku.
Aku melirik Tuan Beniqno yang berada di ranjangnya, aku membuka tas ransel dan mengeluarkan kawat listrik untuk menghantarkan arus listrik ke dalam bak mandi milik Tuan Beniqno.
Tidak berapa lama pekerjaanku selesai, aku juga meninggalkan peledak di sana, tidak ingin menunggu lama, aku segera keluar melalui balkon yang ada di ruang tamu lantai dua.
Dengan elegan aku melangkahkan kakiku menuju ke arah balkon, tapi pas sampai di sana aku tidak melihat seorang ajudannya melihat bayangku melalui lampu LED yang ada di ruangan itu.
Sontak saja mereka mengejarku.
"Hey.... siapa di situ?" teriak mereka yang langsung berlari ke arahku.
Aku menempelkan tubuhku di dinding persis seperti cecak.
Mereka kehilangan jejak ku.
Aku mendengar mereka mengupat dengan suara keras.
"Damn!"
"Shit!"
Mereka mengedar pandangannya sekeliling mencari jejak ku.
Aku yang melihat mereka segera memberikan sebuah pukulan di kepalanya.
"Bug."
Pria itu tersungkur mencium lantai.
Tapi dia berhasil bangkit dan melawanku.
Aku merasa bahwa lawanku seimbang, aku harus waspada.
Pria itu mulai menghunus pisau untuk menusukku, namun pada saat bersamaan seorang pria datang mengeluarkan sebuah pistol aku menahan tembakan itu dengan tubuh temannya.
"Doooor."
Tak ayal peluru itu menebus tubuh temannya aku segera mendorong tubuh pria yang sekarat itu kearah pria pemegang pistol dan temanya itu berhasil menusuk pria itu.
"Jlebb."
Keduanya jatuh tidak bernyawa, ku segera meninggalkan mereka yang terkapar bersimbah darah.
Tak mau berlama-lama di tempat itu, aku segera memutar arah karena beberapa penjaga akan datang sana, sebab mendengar letusan senjata api.
Aku harus segera pergi.
Lagi-lagi aku mengambil jalan pintas dan berhenti sejenak saat melihat detonator yang berada bersamaku mulai beraksi.
Tampak situa yang bernama Beniqno sudah tewas di bak mandi.
Aku tersenyum tipis.
Tanganku bergerak menekan remote control untuk meledakkan kamar sang majikan mereka.
Aku segera memasuki sebuah kamar, aku begitu kaget melihat seorang gadis yang berada di kamar itu.
Gadis itu hendak tidur, tapi dia segera bangun saat melihat diriku masuk.
"Siapa kamu?" tanya gadis itu dengan wajah takut.
Dia segera berdiri dan membuka mulutnya untuk meneriaki diriku.
Tak ingin para penjaga itu datang dan menambah pekerjaanku lagi, aku segera menghampiri gadis itu dan membekap mulutnya.
"Diam!"
"Jangan berteriak, kalau masih ingin hidup!" ancam ku pada gadis itu.
Aku membawanya menuju jendela, gadis itu terus-menerus berteriak mencoba membuka suaranya agar terdengar keluar.
"Eum....eum!"
Tiba-tiba aku lengah karena gadis itu terus melawan sehingga remote control yang ada di tanganku tertekan begitu dan tiba-tiba terdengar mengeluarkan bunyi yang dahsyat!
"Boooooom!"
Seiring dengan tubuhku yang melayang ke bawah.
"Bruuuuk!"
Berkisah tentang seorang Pria yang bernama Farel Charly Van Houten yang ingin menikahi seorang gadis dari keluarga Romanov. Namun siapa sangka di malam pernikahannya dirinya di permalukan kerena pembelai wanitanya menolak dirinya. Dengan amarah dan dendam yang sudah lama dia simpan dirinya terpaksa memilih Putri kedua Romanov yang bernama Anabelle Felisha Romanov. Gadis yang selama ini ingin di tendang keluar oleh keluarga Romanov. Bagaimana kelanjutan nasib Anabelle andai dirinya sudah menjadi istri Farel? Akankah Farel memperlakukan dirinya dengan baik mengigat Farel di permalukan dan dendam lama yang masih tersimpan dan ingin dia balas dengan menghancurkan keluarga Romanov?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***