Gadis ini protes, bosan mendengar ajakan menginap atau ajakan bercinta. "Aku maunya kau bertanya, 'Maukah kau menikah denganku Manda!'" Seperti layaknya gadis-gadis lain Amanda yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dengan pria bernama Jeremy ingin juga dilamar oleh kekasihnya itu, sayang hubungan mereka tetap hanya pacar, tidak ada kemajuan jadi tunangan atau suami istri.
"Nanti, ya!" Selalu ini yang Jeremy katakan saat Manda yang melamarnya lebih dulu.
"Nanti-nanti. Nanti sampai kapan? Sampai aku hamil atau sampai kamu kenyang meniduri gadis di luaran sana hah?" tanya Manda sedikit emosi. Dia tahu kelakuan pacarnya yang brengsek itu, sayangnya dia menyayangi pria bajingan ini.
"Sabar Manda, aku masih sibuk kerja!" Jeremy pebisnis muda yang memiliki ambisi tinggi, dia pewaris konglomerat dan salah satu crazy rich indonesia.
"Sibuk kerja sampai lupa pacar. Kalau hal seperti ena-ena saja tidak lupa." Selalu hal ini yang Manda keluhkan, dia sering diabaikan oleh Jeremy yang terlalu sibuk bekerja dan bersenang-senang dengan banyak gadis.
Entah pelet apa yang Jeremy pakai untuk memikat Amanda sehingga sulit lepas darinya, yang jelas Manda meleleh kalau Jeremy bersikap romantis. Hal minus dari Jeremy adalah terlalu sibuk bekerja dan mudah diajak ke keburukan oleh sahabat-sahabatnya. Hal unggul dari Jeremy adalah sangat kaya raya, menuruti apa yang Melda mau dan sangat romantis jika mereka tengah bersama.
"Makanya ikut denganku ke manapun agar tidak ada wanita yang disuguhkan pebisnis lain padaku." Bagaimana tidak tergiur tidur dengan gadis bayaran, kolega-koleganya setiap kali meeting pasti menyuguhkan makanan penutup gadis-gadis cantik, sayang jika Jeremy lewatkan.
Manda berharap kebiasaan buruk itu segera hilang dari Jeremy sehingga nanti saat berumah tangga tidak lagi berbuat nakal. "Aku mana bisa ikut, papa pasti tidak akan mengizinkannya."
"Maka tunggu aku, ya!"
Manda mendongakkan kepalanya. "Tunggu sampai kapan, kamu sudah punya segalanya, aku juga."
"Sampai perusahaanku semakin besar dan buka cabang di berbagai negara."
"Alah basi!" Manda membuang muka, tak mau menatap Jeremy kekasihnya.
"Apa rasa cintaku yang begitu besar tidak bisa kau lihat?" tanya Jeremy mengeluarkan kata gombalannya, pasti Manda akan meleleh mendengar ini.
"Pret!"
Jeremy mengusap punggung Amanda yang tak tertutup apapun, dia pun berbisik. "Apa lagi bukti cinta yang mau kau dapat dariku, Sayang?" bisikan manja itu menghasilkan embusan napas Jeremy yang hangat dan membangunkan bulu kuduk Melda.
"Aku mau berlian model terbaru!" Ini permintaan Manda, dia pecinta berlian.
"Berlianmu sudah sangat banyak, Manda. Tidak yang lain saja?" tanya Jeremy, dia bosan membelikan berlian.
"Tidak mau, pokoknya antar aku beli berlian setelah ini."
"Satu ronde lagi dulu, ya?" tanya Jeremy sambil mengecup tengkuk Manda, gadis itu jadi kegelian, hasratnya mendadak melejit.
Daripada kembali digempur Jeremy yang tak cukup hanya satu ronde, Manda mau kabur cari alasan saja. "Dasar Bastard. Aku pergi saja sendiri, beli pake uang sendiri juga bisa, wle!"
"Manda ....!"