/0/9307/coverbig.jpg?v=41e31b5cfc8e8c6be3c3d4cd773e2f68)
Eric Damian seorang laki-laki pekerja keras, yang sukses namun percintaannya itu tidak sesukses pekerjaannya. Dia sangat mencintai wanitanya dia hanya memiliki naluri terhadap wanita yang bernama Dewi Bela.
"Kring......kring.... kring" Suara alarm yang begitu nyaringnya sehingga mampu membangunkan Eric pagi itu. Eric sengaja menyetel alarm karena hari itu, Eric baru berkerja sebagai Menejer disebuah perusahaan di bidang pengadaan barang dan jasa. Oleh sebab itu dia di tuntut datang lebih awal dari biasanya.
Eric adalah seorang Anak lelaki pertama dari 4 bersaudara, dia sangat berantusias untuk bekerja agar dapat membantu orangtuanya dalam menyekolahkan Adik-adiknya.
Umurnya saat itu sekitar 24 tahun dengan postur badan yang gagah dan tentunya lumayan tampan dengan kulit warna sawo matang.
"Permisi Bu, Eric berangkat dulu ya," ucap Eric seraya pamit pada Ibu kostnya yang sedang menyirami tanamannya.
"Iya, kamu hati-hati ya di jalan, " ucap Ibu kostnya itu.
Eric menjalankan ritualnya secepat mungkin, agar dia bisa lebih cepat kekantornya tempat dia bekerja. Eric meninggalkan kostsannya itu dengan mengendarai motor sport kesayangannya.
Eric tinggal sendiri di kota itu umur yang masih muda dia sudah mendapatkan jabatan yang bagus dikantornya.
Dia memang sudah dipasilitasi rumah dan mobil kantor namun dia tetap memilih untuk tinggal dikostsannya di karenakan rumah dinasnya lumayan jauh dari kantornya. Karena itu dia juga lebih memilih menggunakan motor berpergian ke mana-mana.
Karena baginya naik motor itu sangatlah menyenangkan dan tampil lebih maskulin, Apa lagi jalanan Ibu kota itu jam kerja dan pulang selalu ramai dan macet sepanjangan sehingga membuat dirinya memilih untuk menaiki motornya itu.
Sesampai di kantornya Eric melirik jam dinding yang ada di atas pintu ruanganya tepat jam 7.10 wib. Suasana dikantornya itu pun masih sangat sepi lantaran karyawan yang lainnya pun belum ada yang datang.
"Pagi pak!" sapa Dewi Bela yang akrap dipanggil Bela itu memecahkan rasa hening Eric yang sibuk mengutak-katik handphone nya itu.
"Iya, pagi juga Bela," sahut Eric yang langsung tiba-tiba berdiri dia melengus keluar dari ruangan itu dia ingin sarapan tepat di sebelah kantorya, karna Eric merasa risih jika dia hanya berdua saja dengan Bela di ruangan itu.
Seperginya Eric dari sana membuat Bela ingin membersihkan ruangan itu dia juga membersihkan meja-meja dan menyapu ruanganya.
Bela sebenarnya bukanlah seorang klining service dia adalah lidership bagian pemasaran tetapi karena dia selalu datang duluan dari karyawan lainya, sehingga dia mengambil inisiatif sendiri untuk bersih-bersih sembari mununggu temannya yang lain.
Bela adalah sosok wanita yang berparas cantik, dia berambut lurus dengan kulit warna sawo matang, dia bergabung di perusahaan itu sekitar 1 tahun yang lalu, dia mendapatkan pekerjaannya itu setelah selesai kuliah.
Bela adalah Anak pertama dari empat bersaudara 3 perempuan dan yang bungsu laki-laki, namun takdir berkata lain Adek laki-lakinya itu sudah meninggal karena kecelakaan. Sehingga mereka semuanya adalah perempuan.
Namun karena pekerjaan Bela yang lumayan jauh dari rumahnya dia memilih untuk ngekost di daerah kota itu.
Dan dia juga tinggal di rumah sebuah keluarga yang tidak memiliki Anak, karena kebaikan Bela dengan keluarga itu, Bela sudah di perlakukan seperti Anak sendiri sejak kuliah dulunya dulu.
Bela sangat betah tinggal di sana karena dia sangat di manja oleh orangtua angkatnya itu.
Tepat jam 7.30 wib Eric sudah berada di ruangan metting, karena kebiasaan kepemimpinannya dia selalu mengadakan metting setiap hari Senin pagi dan setiap hari Sabtu sore guna untuk mengevaluasi kinarja dalam satu Minggu.
Setelah semua karyawan masuk ruangan, meeting pagi itupun berlangsung dengan pokok pembahasan tentang di siplin masuk jam kerja, karena dalam 1 bulan pertama dia bekerja, Eric selalu memperhatikan kurangnya di siplin jam kerja.
Sebagai manusia biasa diapun hampir memutuskan mencari kerja yang lain di karenakan betapa banyaknya yang harus dia benahi di dalam perusahaan tersebut dan hari demi hari dilaluinya dengan semangat yang luar biasa sehingga menghantarkan perusahaan itu ke puncak kejayaanya.
Banyak karyawan sangat senang dengan kepemimpinanya yang sangat tegas dan sangat di siplin. Dan tidak sedikit juga karyawan yang tidak suka gaya kepemimpinanya di karenakan karyawan yang biasa mangkir dan nakal tidak bisa lagi bermain-main dengan sesuka hati mereka.
"Tuk... tuk...tuk...:" Pintu ruangan Eric berbunyi
"Iya, silahkan masuk!" sahut Eric langsung.
"Permisi pak,ini laporan keuangan mohon untuk di tandatangani Pak," ucap Ratih seraya menyodorkan file yang disematkan di map yang berwarna merah itu pada Eric selaku atasannya.
Eric menerima berkasnya sambil melemparkan senyuman ramahnya dia langsung menandatangani berkasnya tanpa memeriksanya lagi, karena dia sangat mempercayai kinerja Ratih yang selalu jujur.
Ratih sudah sangat lama bekerja dan menjabat menjadi bagian keuangan, bahkan Ratih adalah salah satu tangan kepercayaan Bos pemilik perusahaan yang di pimpin Eric itu.
Dua tahun berlalu Eric menjalani rutinitasnya itu setiap hari, bahkan dia sempat lupa untuk mengambil cuti tahunanya. Diapun terpikir sejenak, untuk mengambil cutinya untuk liburan.
Satu minggu Eric liburan membuat Bela kewalahan di kantornya karena dia harus mengisi kekosongan tugas dari Eric di tambah tugas utamanya adalah sebagai marketing.
"Selamat malam Pak Eric, maaf mengganggu liburanya Pak, saya mau tanya kira-kira kapan Bapak masuk kembali Pak? karna hari selasa ada jadwal ikut meeting di luar kota untuk tender pengadaan barang, demikian isi Whatshap Bela kepada Eric.
"Iya Bela, mohon di informasikan kepada Candra supaya dia yang menggantikan saya, " balas Eric
"Iya Pak, namun mohon maaf Pak sebelumnya Candra juga sekarang sedang cuti mendadak karena orang tuanya meninggal, jadi Pak Candra sudah berangkat kemarIn sore Pak, " pesan dari Bela yang di baca oleh Eric yang merasa bimbang karena disatu sisi dia ingin liburan, namun dia juga tidak mungkin mengabaikan pekerjaan begitu saja.
Candra adalah sekretaris Eric, Eric memilih laki-laki sebagai sekretarisnya untuk menghindari skandal-skandal yang sering terjadi di sebuah perusahaan yang kerap membawa perusahaan jatuh kejurang yang tidak benar.
"Baiklah Bela,sebenarnya saya cuti 2 minggu, tetapi tidak masalah hari Senin saya pastikan saya masuk," ucap Eric membalas pesan Bela. Mereka sudah terbiasa membicarakan hal bekerja walau di luar jam kerjanya akan tetapi seiring waktu berjalan keakrapan mereka berduapun berubah menjadi sebuah rasa yang berbeda.
Eric menganggap Bela adalah sosok wanita yang hebat dan di siplin hal itulah membuat Eric menjadi kikuk terhadap Bela, demikian juga sebaliknya Bela juga menyukai Eric kerena kekagumanya serta ketegasanya yang mampu membawa perusahaan menjulang tinggi.
Namun mereka sama-sama memendam rasa yang ada di hati mereka, Eric sangat merasa takut mengutarakan cintanya terhadap Bela walau pun sebenarnya sangat banyak waktu dan kesempatan yang diberikan Bela untuk mengungkapkan cintanya terhadap Bela.
Karena Bela juga merasa yakin bahwa Eric punya cinta terhadapnya, namun rasa takut Eric jauh lebih besar di banding rasa cintanya.
bersambung....
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Natalia dulu mengira dia bisa meluluhkan hati Kenzo yang dingin, tetapi dia salah besar. Ketika akhirnya memutuskan untuk pergi, dia mendapati dirinya hamil. Meski begitu, dia memilih untuk diam-diam meninggalkan dunia pria itu, yang mendorong Kenzo untuk mengerahkan semua sumber dayanya dan memperluas bisnisnya ke skala global-semua itu dilakukannya demi menemukannya. Namun, tidak ada jejak Natalia. Kenzo perlahan-lahan berubah menjadi gila, menjungkirbalikkan kota dan membuat kekacauan. Natalia akhirnya muncul kembali bertahun-tahun kemudian, dengan kekayaan dan kekuasaannya sendiri, hanya untuk mendapati dirinya terjerat dengan Kenzo sekali lagi.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.