/0/24066/coverbig.jpg?v=bb3057d377a848234c49946c88ed88ea)
"Paman enghh sakit hmppp," rintih Shila saat Sam mulai menghujam dirinya. "Sssttt pelankan suaramu sayang, ayah dan ibumu akan dengar!" bisik Sam lirih.
Kantor SM Company
Ada Sam yang saat ini tengah sibuk dengan urusan kantornya.
Semua orang menjulukinya anjing gila.
Ya karena ia memang segila itu dengan pekerjaan.
Tuk tuk
"Masuk!" serunya tanpa mengalihkan tatapannya yang fokus membaca jurnal kantor.
Terlihat Hiro, asisten pribadinya masuk ke dalam dengan menenteng beberapa kantong plastik.
"Waktunya makan siang," soraknya dengan girang sembari mengangkat kantong plastik yang ia bawa.
Sam melihat jam tangannya dan memang waktunya makan siang meski kurang 5 menit lagi.
"Kenapa kau begitu cepat jika perihal tentang makanan? Apa pekerjaanmu selesai? Masih kurang 5 menit kau sudah makan siang," omel Sam membuat Hiro yang hendak menyuapkan potongan pizza ke dalam mulut berhenti sejenak.
"Perutku sudah keroncongan, telat makan 5 menit aku bisa mati kelaparan," beritahunya pada Sam.
Sam membuang napas gusar sembari menutup jurnal yang ia baca.
Ia menatap makanan yang Hiro beli.
"Kenapa pola makanmu sangat tidak sehat sekali? Makan siang seharusnya kau makan sayur- sayuran, kenapa malah makan- makanan seperti itu?" komentarnya pada semua makanan yang Hiro beli.
Hiro tak memedulikan hal itu di mana ia sibuk dengan makannya mengingat ia sangat lapar sekali.
Sam beranjak dari kursinya dan menghampiri Hiro.
"Jangan mencicipi apalagi memakannya!" peringati Hiro saat Sam baru saja membuka box pizza.
Sam berdecak dan mengurungkan niatnya untuk mngambil sepotong pizza milik Hiro.
"Oh ya aku hampir lupa, nanti malam kau harus pulang, tante Mira mengundang keluarga Xavier untuk ke rumah," beritahu Hiro yang baru ingat akan pesan Mira semalam.
Sam berdecak kala ia tahu apa niat dan tujuan mamanya mengundang keluarga Xavier.
Yaps benar, perjodohan antar keluarga pebisnis.
Hiro menelan kunyahannya lalu menatap Sam yang tampak diam.
"Kau pasti lelah kan dengan perjodohan ini?" Sam menatap datar Hiro.
"Menikahlah dengan Aluna agar kontes perjodohan ini berakhir," ledeknya pada Sam.
Sam berdecak dan meraih rokok milik Hiro.
"Aku tidak berniat untuk menikah sampai tua nanti," beritahunya pada Hiro.
Hiro langsung tersedak karena ucapan Sam barusan.
"Apa kau berniat untuk membunuhku? Aku sedang makan, jangan mengatakan sesuatu yang tak terduga," dumelnya yang kembali minum untuk menghilangkan rasa panas dalam tenggorokannya.
"Bagaimana jika kau saja yang menikah dengan Aluna?" tawari Sam pada Hiro.
Hiro dengan mulut yang penuh menatap garang Sam.
"Tidak, meski ia cantik jelita aku tetap memilih keponakanmu, Shila. Sampai kapanpun aku akan memilih Shila," katanya dengan kekeh.
"Percayalah, ia akan takut saat melihatmu," ketus Sam pada Hiro.
Hiro menggelengkan kepalanya sembari asyik mengunyah jungfoodnya.
"Setelah aku selesai bekerja denganmu dan sudah kaya, aku akan langsung melamarnya detik itu juga," kompori Hiro yang mana hal itu membuat Sam memicingkan matanya.
"Aku sangat penasaran dengan rupanya sekarang, terakhir kali kita bertemu saat dia masih remaja, apa kini ia sudah menjadi gadis yang cantik jelita?" gumam Hiro yang sangat penasaran dengan rupa keponakan Sam.
Sam tampak berpikir dan mengingat.
"Sepertinya ia kelas XII SMA, terakhir kali aku bertemu dengan kak Andre 9 tahun yang lalu, tepat papa meninggal," gumamnya yang kembali mengingat kejadian hari itu.
"Kenapa dia tidak kembali ke kota saja, sekarang di mana ia tinggal? Padahal tewasnya om Sarcotragus tidaklah ada hubungannya dengan dia, kenapa ia merasa bersalah seperti itu," gumam Hiro membuat Sam menatapnya dengan perasaan yang berkecamuk.
"Aku tahu harus kemana," gumam Sam yang tiba- tiba beranjak dari sofa dan melenggang pergi begitu saja.
Malam harinya Mira tengah menunggu kedatangan keluarga Xavier.
Di mana ia sudah tak sabar untuk membahas tentang pernikahan putra- putri mereka.
Mira tampak mondar- mandir di ruang tamu membuat para maid serta pengawal yang melihatnya ikut merasa gelisah
"Hiro dan Sam kemana sih, kenapa mereka belum juga datang padahal sekarang sudah pukul 8 malam," dumelnya yang beberapa kali menelpon Sam atau Hiro untuk meminta mereka segera pulang sebelum keluarga Xavier datang.
Mira menoleh dengan terkejut saat mendengar suara mobil.
Fiuhh
Mira bernapas lega kala melihat mobil Sam yang terparkir di depan teras.
Dengan senyum yang sumringah dan lebar Mira bergegas untuk menyambut putranya.
"Sayang," sapanya yang langsung merentangkan kedua tangannya saat melihat Sam keluar dari mobil.
Sam langsung memeluk mamanya dengan paper bag yang ia bawa.
"Kamu sangat tampan sekali, jangan bilang jika kamu diam- diam mempersiapkan diri juga untuk malam ini kan?" tebak Mira yang ikut gembira kala melihat penampilan rapi putranya.
Sam hanya tersenyum dan memberikan hadiah untuk mamanya.
"Ini untuk mama," katanya sembari merangkul pundak mamanya untuk masuk ke dalam mansion.
"Ah kenapa kamu sangat manis sekali," puji Mira yang merasa tersentuh dengan sikap manis putranya.
Tak lama keluarga Xavier datang.
Mira tampak antusias dalam menyambut kedatangan mereka.
"Ayo masuk," ajak Mira pada Aluna dan Xavier.
Sam yang tengah duduk di ruang tengah beberapa kali menghembuskan napas gusarnya.
Jika bukan karena Sam sayang pada mamanya, ia enggan untuk menemui keluarga Xavier terlebih membicarakan hal tentang perjodohan.
"Hei Sam, ayo sapa Aluna dan om Xavier," panggil Mira saat Sam tak kunjung beranjak dari sofa untuk menyambut kedatangan mereka.
Sam langsung bangun dan menyambut mereka dengan berjabat tangan.
Mira langsung mengajak mereka untuk makan malam lebih dulu.
Selesai makan, Mira mulai membuka obrolan seriusnya.
"Langsung saja pada intinya ya, untuk malam ini bagaimana jika kalian berdua langsung bertukar cincin? Kita langsungkan pernikahannya minggu depan, bagaimana? Kalian berdua setuju kan?" tanya Mira pada Aluna dan Sam.
"Ya tante," jawab Aluna dengan tersipu malu.
"Tidak!" tolak Sam membuat semua mata tertuju padanya.
"Sam, apa yang kamu katakan?" tanya Mira sembari memegang punggung tangan Sam.
"Aku benci pernikahan dari perjodohan khususnya pernikahan politik. Jadi aku menolak untuk menikah dengan Aluna," tegas Sam memberitahu Mira dan Xavier.
Mira terlihat sangat panik saat ini kala Sam bertindak di luar dugaan.
"Tapi aku mencintaimu Sam," kata Aluna mengungkapkan perasaanya tanpa merasa sungkan atau malu dengan papanya dan Mira.
"Tapi aku tidak mencintaimu, pernikahan dilangsungkan jika kedua belah pihak saling mempunyai rasa dan disetujui keduanya, bukan hanya dilakukan oleh sepihak," tegas Sam dengan geram pada Aluna.
"Kau sudah berani menolak lamaranku, itu artinya kau menyatakan putusnya kerja sama kita," tekan Xavier yang sejak tadi diam kini menatap tajam dan merah Sam.
"Putuskan saja kontrak anda dengan perusahaan saya jika anda merasa dirugikan. Dari awal papa juga tidak setuju dengan pernikahan politik seperti ini, tapi anda begitu memaksa untuk bisa menikahkan saya dengan putri anda dengan menawari kerja sama, sekarang saya ingin hidup bebas tanpa terikat oleh kontrak ataupun perjodohan yang anda rencanakan," tegas Sam dengan panjang lebar pada Xavier.
Mira yang melihat dan mendengar ucapan Sam entah kenapa seakan ditampar oleh kenyataan.
Ia diam membisu tanpa berani ikut buka suara atau membantah.
Sam beranjak dari meja makan dan menatap mamanya.
"Mama bilang Sam boleh menikah dengan wanita pilihan Sam sendiri kan, jika Sam sudah memiliki keinginan untuk menikah?" Mira dengan sedikit bimbang mengangguk.
"Tunggu saja, Sam akan membawa wanita itu ke hadapan mama," pesannya sebelum meninggalkan meja makan.
"Selain menjadi ART, kamu harus melayani saya di ranjang dan berikan ASI mu pada saya setiap saat, kau bisa menulis berapun nominal gajimu!" perintah Slater Jagger.
"Paman akhh sakit enghh," rintih Selva saat Mark memaksa dan terus mendorong miliknya ke dalam sana. Mark mengerang dan terus mendorong miliknya sembari berbisik, "Pelankan desahanmu sayang, ayah ibumu bisa bangun."
"Dapatkan wanita itu untukku. Malam ini dia akan menjadi milikku!" ujar Leo De Vana kala mata glasialnya menangkap mangsa yang menarik malam ini. ••• Leo De Vana ketua mafia Cosa Nostra yang terkenal bengis dan kejam akan musuh- musuhnya. Menduda selama 5 tahun tidak membuat Leo merasa kesepian. Dia sangat anti dan benci dengan sesuatu yang berurusan dengan wanita. Hingga Leo merasakan jatuh cinta kali pandangan pertama pada gadis SMA yang mampu meluluhlantahkan hatinya yang sudah lama mati sejak perselingkuhan istri dan sahabatnya. Demi bisa mendapatkan gadis tersebut, Leo merebut kehormatannya demi bisa menjerat gadis tersebut untuk menjadi milik Leo De Vana seutuhnya.
"Berikan ASImu pada putraku akan kuberikan dunia dan seisinya!" Ujar El Zibrano Elemanus. "Kau gila? Aku masih sekolah, mana mungkin bisa menyusui anakmu!" marah Lea kesal "Bisa, dengan bantuan ku!" El tanpa segan meremas benda kenyal Lea.
"Kau sedang mengintip? Bagaimana jika kuajari secara langsung?" Tawari Hunter Oragle kala menangkap basah putri tirinya mengintip dirinya yang tengah bergumul panas dengan ibunya. •••• Perasaan dan hubungan tabu itu menjadi rumit saat fakta dan kebenaran mencuat.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.