/0/9552/coverbig.jpg?v=f10a129d26776fa33dbaf4e7606bb357)
Jelita yang selalu dianggap sebagai itik buruk rupa di kelasnya ternyata akan di jodohkan dengan anak dari sahabat bapaknya dulu yang bernama Kenzo Putra Bagaskara pria dewasa yang sudah memiliki anak dan istri. Selain perjodohan yang begitu mendadak itu, usia mereka juga terpaut dua belas tahun lebih tua. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi perjodohannya itu tepat di hari ia menerima amplop yang berisi surat kelulusannya dari sekolah tempat ia belajar selama tiga tahun ini. Tak hanya itu di hari pernikahannya Jelita mendapatkan sebuah kejutan yang malang ketika ternyata dia mengetahui dirinya adalah istri kedua. Hal besar yang Jelita tak ketahui dari perjodohan itu, kalau ternyata wanita yang menjadi istri pertama suaminya adalah adiknya sendiri. Lantas bagaimana kisah rumah tangga yang penuh drama itu akan berlanjut?
"Saya terima nikah dan kawinnya Jelita Cahaya Mentari putri dari Kusman dengan mas kawin uang sebesar satu juta seratus seribu satu rupiah dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!" Ucap pria dengan rahang tegas itu dalam satu tarikan nafas. Nampak ia sangat tampan dengan setelan tuxedo warna hitamnya. Pria gagah itu tak lain adalah Kenzo Putra Bagaskara pemilik pusat perbelanjaan terbesar di kota itu, ia adalah putra Bagaskara sang pengusaha yang sukses. Betapa leganya kini Kenzo akhirnya bisa menghalalkan gadis itu, setelah seminggu lebih mengenalnya dalam momen singkat perjodohan mereka.
"Bagaimana? Saksi? Sah?" Tanya Pak Penghulu.
"SAH!"
Saksi pernikahan dan semua para tamu yang hadir menjawab dengan serempak, Kenzo langsung bernapas lega sementara keluarga Jelita pun hanya bisa menangis haru. Kini anak gadis mereka satu-satunya telah menemukan pasangannya, ia akan memiliki keluarganya sendiri.
Sementara Kenzo begitu gugup menanti kedatangan pengantinnya dan saat sang pengantin datang, ia terpana melihat sosok sang bidadari yang kini berjalan mendekatinya dengan di gandeng oleh kedua orangtuanya, Kusman dan juga Rukyah. Walaupun baju kebaya putih yang gadis itu kenakan nampak kebesaran, namun Kenzo tetap bisa melihat kecantikan istri kecilnya itu karena ia lah yang meminta sang MUA untuk memberikan pakaian yg sedikit lebih besar dari ukuran tubuh istrinya.
Baru saja dua insan itu di pertemukan, tiba-tiba sebuah suara menyapa mereka dengan begitu cerianya.
"Daddy Daddy." Dua anak kecil dengan gaun cantik mereka berlari dengan begitu semangat ke arah pria berusia tiga puluh tahun itu.
Semua pandangan kini tertuju pada dua anak kecil yang ternyata adalah anak kembar itu. Mereka tak datang sendiri, melainkan ditemani seorang wanita cantik dengan gaun putih selututnya yang setia berjalan di belakang dua bocah perempuan itu.
Tentu saja pemandangan itu membuat gadis bernama Jelita yang baru saja sah menjadi istri Kenzo sangat terkejut. Ternyata pria yang ia kenal dalam hitungan hari itu merupakan duda ganteng beranak dua, atau mungkin saja ia adalah dinikahi untuk jadi istri mudanya. Pikiran Jelita mulai kacau, ditambah huru hara dari mulut para tetangganya yang mulai membicarakan mereka di yang seharusnya membahagiakan itu.
Jelita yang tadinya akan duduk di samping sang suami kini digantikan oleh dua bocah perempuan yang tengah memeluk papa mereka dengan wajah polos yang seakan menahan kerinduan. Sementara Jelita masih sibuk dengan pikirannya seraya menatap ke arah wanita cantik yang tengah berjalan ke arahnya.
"Ya Tuhan, hal menakjubkan apalagi ini. Aku kira akan menikah dengan perjaka tua, eh ternyata duda. Atau bisa jadi aku dinikahi untuk dijadikan yang kedua." Batin Jelita tak percaya. "Perkenalan jalur kilat dan musibah ternyata sungguh tak mengenakkan." Gumam gadis itu merasa ngenes sendiri.
Jelita masih mematung di tempatnya, tatapan matanya masih fokus pada Khanza yang tengah berjalan ke arahnya dengan senyum yang sedikit di paksakan. Acara pernikahannya pagi itu sungguh sangat luar biasa dengan adanya kejutan besar yang tak pernah terlintas di pikiran Jelita. Para tamu undangan yang hadir yang tak lain adalah para tetangga Jelita sudah mulai mengeluarkan gunjingan mereka, berbisik satu sama lain mengenai pernikahan malang gadis itu. Namun orang tua Jelita hanya menampakkan wajah tenang mereka. Sementara pak Bagas dan istrinya saling pandang tak percaya, tentu saja mereka terkejut dengan kehadiran putri dan cucu kembar mereka di sana.
"Kenapa Khanza bisa ada di sini, bukankah mama bilang sudah meminta Khanza untuk tidak datang kemari?" bisik Bagas pada istrinya.
"Mama juga tidak tahu pah, mama sudah melakukan sesuai rencana kok. Ini pasti kerjaannya Kenzo pah?" Jawab Kartika dengan wajah kesalnya.
"Dasar itu anak, seneng banget nambah masalah. Terus sekarang gimana nih, semua tamu sudah mulai pada berbisik. Kasian menantu kita tuh, sudah kek manekin baju di mall mah." Ucap panik pak Bagas yang melihat Jelita masih bergeming.
"Entah lah anaknya papah tuh, apalagi yang dia rencanakan sekarang. Mama juga nggak ngerti lagi dah, untung saja Kusman dan Rukyah sudah tahu masalah ini."
Arka yang melihat adegan tak mengenakkan itu langsung menarik lengan Khanza dan membawa wanita itu keluar dari tempat acara. Sedangkan Jelita kini di tuntun untuk duduk di samping sang suami oleh ibunya.
"Ayo nak kamu harus duduk di samping suami mu! Biarkan acara ini berjalan sampai selesai. Jangan hiraukan bisikan-bisikan makhluk halus itu." Bisik Rukyah mencoba menyadarkan putrinya dari lamunannya itu.
"Ayo sayang sama Granny dulu ya. Biarkan Daddy sama mama Jelita menyelesaikan acaranya." Ucap Bu Kartika pada kedua cucunya dan menarik lembut lengan kedua gadis kecil itu agar memberi ruang pada Jelita dan Kenzo untuk menyelesaikan acaranya.
"Untuk mempelai wanita yang sudah sah berstatuskan seorang istri Salim dulu sama suaminya." Ucap sang pembawa acara hari itu yang diadakan begitu sederhana.
Kenzo terlebih dulu mencium kening gadis yang kini sudah sah menjadi istrinya itu, barulah Jelita menyalaminya, mencium punggung tangan Kenzo tanpa sedikitpun melihat wajah pria itu. Jelita masih berdebat dengan pikiran dan hatinya, lihat saja suara bisik-bisik para tetangga semakin heboh terdengar. Tapi acara itu tetap berlangsung bahkan dirinya juga sudah resmi menjadi Nyonya Kenzo Putra Bagaskara. Lantas apa yang harus ia disesali kini?
"Maafkan aku baby. Aku menempatkanmu pada situasi yang kacau ini." Lirih Kenzo dalam hati yang terus menatap lekat Jelita yang hanya menundukkan kepalanya itu.
"Kenapa ibu dan bapak tidak berkomentar apa-apa, bahkan mereka terlihat begitu tenang di tengah gunjingan para tetangga. Apa mereka sudah tahu tentang status si manusia bunglon ini?" Batin Jelita.
Setelah acara salaman selesai, Jelita dan Kenzo diminta untuk menandatangani buku nikah mereka.
"Ini sebenarnya konsepnya bagaimana sih, kalau memang aku ini istri keduanya masa ya pakai acara punya buku nikah segala. Berarti ini sudah resmi terdaftar di KUA? Emang bisa begitu? Atau jangan-jangan wanita tadi adalah wanita simpanannya, dan anak-anak itu adalah anak dari hasil hubungan gelap mereka. Eits dah teorinya jadi banyak banget sih." Gerutu Jelita yang masih membatin sendiri.
"Acara selanjutnya penyerahan mahar dan buku nikah." Ucap pemandu acara hari itu.
Kenzo pun menyerahkan box mahar yang telah di persiapkan sang mama berupa uang dan seperangkat alat sholat. Jelita menerimanya masih dengan wajah tertunduk, sekali lagi ia mencium punggung tangan suaminya. Setelah penyerahan mahar pak penghulu memberikan mereka buku nikah yang menjadi ikatan resmi mereka di hari itu. Acara dilanjutkan dengan sesi foto sang pengantin dan keluarganya. Wajah Kenzo kini tengah berbahagia, hanya saja Jelita masih sibuk dalam diamnya.
*****
"Kamu mau apa kemari?" tanya Arka dengan sinisnya ketika ia dan Khanza sudah berada di halaman depan rumah Jelita yang nampak sedikit sepi karena para tamu semua ada di dalam rumah. Arka sengaja membawa Khanza menjauh dari acara itu pernikahan yang sudah hampir selesai itu.
"Tentu saja menemui suamiku. Kenapa malah kamu yang keberatan!" Jawab sengit Khanza seraya menepis tangan Arka agar melepaskan genggaman tangannya.
"Bisa nggak sekali saja kamu membiarkan Kenzo menikmati hidupnya. Dia baru memulai hidup barunya dan kamu malah muncul di sini mengacaukannya." Arka menatap tajam.
Khanza tersenyum sinis mendengar ucapan asisten suaminya yang begitu lancang memberikan ceramah untuknya. "Bukankah gadis itu yang mengacaukan hubunganku dengan suamiku yang selama ini baik-baik saja. Apa sekarang kamu juga berpihak padanya seperti mama? Asal kamu tahu, Kenzo yang memintaku membawa anak-anak datang kemari. Ah ya satu lagi bukankah seharusnya yang menjadi korban di sini adalah aku?" Tutur Khanza dengan penuh penekanan.
Arka hanya menatap wajah di hadapannya dengan tatapan yang tak biasa, entah rasa apa yang harus di berikan pada Khanza. Simpati? Tapi bukankah dia hanya adik kandung bosnya, jadi dia di sini bukanlah korban. Kasihan?Tapi sang kakak jauh lebih kasihan karena waktu lima tahunnya telah dihabiskan dalam sandiwara untuk menjaga mental sang adik tetap aman.
"Rencana apalagi sih yang kamu buat Kenzo, dasar bodoh." Batin Arka merasa kesal sendiri mengetahui bosnya sendiri yang meminta Khanza untuk datang ke acara itu.
"Stop mengatakan aku mengacaukan hidup suamiku, aku bisa saja membubarkan pernikahan ini sebelumnya tapi kamu lihat sendiri bahkan aku datang setelah mereka sudah resmi menjadi suami istri. Satu hal lagi jangan pernah ikut campur urusan rumah tangga kami. Bukankah tugasmu hanya menjadi asistennya dalam bekerja, bukan dalam mengurus kehidupan pribadinya." Lanjut Khanza lagi seraya berlalu pergi meninggalkan Arka, kembali masuk ke dalam rumah Jelita.
Tentu saja Khanza saat ini merasa hancur, bayangkan saja ia harus menerima dirinya di madu. Bahkan selama lima tahun ini sang lelaki yang menjadi suaminya itu tak pernah menyentuhnya lalu sekarang dia dijadikan seperti pembawa kesialan dalam hidup suaminya oleh mertua dan juga sahabat Kenzo. Khanza merasa dipojokkan sendiri atas sikap mereka, bukankah seharusnya mereka kasihan padanya? Suaminya sudah di rebut oleh gadis kecil itu.
Bertambah sesak dan perih rasa di hati begitu melihat sang suami tengah tersenyum bahagia menggandeng istri barunya tepat di hadapannya. Senyum yang selama ini bahkan tidak pernah Kenzo perlihatkan di hadapannya.
"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan mas? Apa kamu tidak merasa kasihan padaku sedikit saja?" Batin Khanza dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Dua putri kembarnya yang belum mengerti apa-apa juga ikut bergabung dalam acara sesi foto bersama itu. Mertuanya juga terlihat sangat bahagia.
Bagaimana jika kamu tiba-tiba dinikahkan dengan seorang pria hanya karena kamu pernah menolong adiknya dari bahaya? Ya, hal inilah yang terjadi pada gadis bernama Pelangi. Seorang gadis polos dan jujur, serta akan mengalami cegukan dan wajahnya akan semerah tomat matang jika ia berbohong. Pelangi tidak pernah membayangkan kalau ternyata di acara itu pula ia akan di jodohkan dengan atasannya itu oleh pengantin wanita yang berhasil ia tolong dari dua orang pria yang hampir saja menculiknya. Pengantin wanita yang tak lain adalah adik perempuan kesayangan atasannya itu. Bagaimana kisah pernikahan Pelangi akan berlangsung, apakah akan seindah warna pelangi ketika hujan?
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?