Anna merasa sekujur tubuhnya menegang. Melihat bahwa semua orang memakai baju yang sama. Penglihatannya semakin memburuk. Bahkan, wajah semua orang terlihat begitu lebih mengerikan dibanding biasanya.
Semua penonton yang ada di studio, berbisik perihal Anna yang tak kunjung memainkan biola-nya. Mereka yang mengetahui isu bahwa Putri Angkuh itu mengidap Prosopagnosia, ber-asumsi bahwa itu benar adanya. Bahkan, banyak yang mencibir dan meneriaki kelemahan Anna tersebut secara terang-terangan.
Dibalik itu semua, Debby yang merupakan rival Anna sekaligus pembuat rencana ini tersenyum miring penuh kemenangan. Dalam hati gadis iblis itu berkata, setelah ini, Anna akan tamat.
Namun, suara pintu besar studio itu terbuka membuat tak hanya Anna, semua penonton ikut menoleh ke belakang. Terlihat seorang lelaki berpakaian santai berbeda dari yang lain memasuki studio itu. Anna merasa, jantungnya berdegup dengan kencang. Ia tahu itu siapa. Tanpa melihat wajahnya pun, ia dapat menebaknya.
Lelaki itu duduk di salah satu kursi yang berada di bagian tengah. Tepat di hadapan Anna. Gadis itu tersenyum lebar untuk pertama kalinya. Perlahan, biola yang sedari tadi tidak dapat ia angkat, telah berada di bahunya dengan percaya dirinya. Lelaki yang bernama Darren itu juga tersenyum lebar, dan melambaikan tangannya. Seakan mengatakan bahwa 'aku di sini'.
Anna menarik napasnya. Ia menatapi partitur not musik yang ada di hadapannya, dan mengangguk kecil bahwa ia bisa.
Yang awalnya ricuh karena mengetahui bahwa isu itu benar, langsung terdiam saat gadis angkuh itu memainkan biola-nya. Memang, tidak ada satu pun orang yang dapat mengelak bahwa permainan Anna dalam biola sangat bagus. Itu membuat semua orang terdiam dan hanyut dalam alunan musik indah itu.
Darren menatap Anna yang ada di depan sana dengan kagum. Dalam hatinya berkata, Anna sangat menawan jika bermain biola. Ia menggelengkan kepalanya pelan, seraya terkekeh tak percaya kenapa ia bisa sangat menyukai gadis itu. Walau kepribadiannya sangat buruk.
Saat sentuhan terakhir ia memainkan biola-nya, ia menatap ke depan mengarah Darren yang sudah bertepuk tangan meriah. Begitu pun dengan semua penonton yang awalnya mencibirnya. Ia lagi-lagi tersenyum lebar. Kali ini, ia berhasil mengalahkan ketakutannya berkat seseorang.
Anna berdiri dan membungkukkan badannya. Semua orang menepuk tangan dengan meriah. Bahkan ada yang bersorak memanggil namanya. Ia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Buktinya, ia sedari tadi tersenyum dengan manis-nya.