"Kenalin, ini--" Seorang pria paruh baya yang tengah memperkenalkan anaknya, menggantung ucapannya saat putra yang ingin ia kenalkan itu berdiri dari duduknya. Cowok itu membenarkan jas serta dasi yang ia kenakan.
"Gue tuh gentle, memperkenalkan diri sendiri." Cowok itu mengulurkan tangannya, "Kenalin, gue Biru. Calon penerus Arsakha Company."
Cowok yang diketahui bernama Biru itu, berkata dengan bangga. Menatap gadis di depannya dengan senyum santainya. Lantas, gadis itu pun berdiri. Menatap remeh Biru dan tidak ada niatan untuk membalas jabatan tangan itu.
"Punya sopan santun?"
Biru mengerjapkan matanya. Tidak percaya dengan apa yang gadis bermuka lembut itu katakan. Membuat ayah dari gadis itu ikut berdiri. Memegang tangan putrinya yang memang sedikit memiliki tempramen keras. Berbeda dengan gadis lembut biasanya.
"Luna!" tegur ayahnya pelan.
Gadis yang bernama Luna itu, menoleh ke arah ayahnya.
"Cowok ini yang Papa bilang baik? Dan cowok ini yang Papa bilang mau dijodohin sama aku?" tanya Luna dengan nada sedikit meninggi. Tidak percaya mengapa bisa-bisanya ayahnya berkata akan menjodohkan dirinya dengan lelaki tidak punya akhlak itu.
Biru yang mendengar itu pun, lagi-lagi mengerjapkan matanya. Menatap ayah Luna serta beralih menatap ayahnya yang tengah memijat pelipisnya.
"Pe--perjodohan?" ucapnya memastikan.
"Sayang, Biru anak yang baik. Papa akan ngerasa tenang kalo orang yang bakal ngambil tanggung jawab papa selama ini untuk jaga kamu itu orangnya adalah Biru." Rivan--ayah Luna berkata lunak. Berusaha memberikan pengertian untuk putrinya.
Sedangkan Biru yang tidak mengerti situasi, menatap sempurna ayahnya yang masih duduk di tempatnya.
"Pa, ini maksudnya apa? Bukannya papa tadi bilang ini pertemuan buat papa ngumumin aku sebagai calon pewaris utama perusahaan? Kenapa jadi nyimpang ke perjodohan?"
Edo selaku ayah Biru, hanya bisa memijit pelipisnya tanpa menjawab apa yang putranya tanyakan. Dalam hatinya, hancur sudah rencana untuk menjodohkan putranya dengan putri sahabatnya itu. Persahabatan mereka akan tambah aesthetic jika kedua anak mereka akhirnya saling menikah. Ditambah, mereka akan mempunyai cucu yang sama nantinya.
Sangat indah, bukan?
"Oke dijodohin. Kenapa harus sama dia?!"
Biru yang mendengar itu, sontak menoleh tak percaya ke arah gadis yang sudah menyentil harga dirinya.
"Heh, lo kira gue juga mau dijodohin sama lo? Nggak lah!"
Luna menatap sinis, "Yaudah, bagus. Jadi, gue nggak perlu lagi nyuruh lo buat jauhin gue."
"Heh, yang ada, gue yang nyuruh lo buat jauhin gue. Cewek mana yang nolak cowok ganteng dan tajir kayak gue coba?" Biru berkata sesuai fakta yang ada.
Luna menatap datar. Melangkah menghampiri Biru lantas berdiri tepat di hadapan cowok itu.
"Gue. Cewek pertama yang akan selalu nolak lo sampe kapan pun itu."