/0/9839/coverbig.jpg?v=b798066d13dfb930190b5693d6a65381)
"Aku menginkanmu," bisik Marco, napasnya yang memburu menggelitik telingaku. Tangan kanannya merayap ke punggungku. "Aku sangat menginginkan setiap inci tubuhmu, setiap embusan napasmu, dan setiap suaramu yang menyebut namaku." Setiap hal yang dikatakan Marco membuat tubuhku meremang. Elusan tangannya di kulitku terasa begitu panas, seakan ia sedang menyalakan baterai di tubuhku. Bibirnya turun ke pundakku, mengecup dua kali. Tak ada kata-kata yang mampu keluar dari mulutku. Fakta bahwa Marco ternyata juga menginginkanku seakan mimpi di siang bolong. Pria yang beberapa hari lalu menyuruhku untuk menjauhinya, kini sedang merayuku, mencumbuku, dan kuyakin seratus persen ingin "bersenang-senang" denganku. "Jawab aku, apa kau juga menginginkanku?" Tanganku bergerak ke tali gaun di kedua bahuku, melepaskan ikatannya hingga kain itu meluruh ke lantai. "Aku akan menyebut namamu sepanjang malam ini." *** Aku biasanya merasa kesal ketika harus menjadi jasa antar barang untuk sahabatku. Namun, aku tidak pernah tahu bahwa sesuatu akan terjadi ketika aku mengantarkan berkas-berkasnya. Seorang pria tiba-tiba menciumku, orang asing, begitu memikat sehingga membuatku selalu memikirkannya. Aroma tubuhnya, suaranya yang berat ketika mengucapkan terima kasih, segala sesuatu tentangnya membuatku tergila-gila. Sayangnya, dia sepertinya ingin menjauh dariku. Dia menghindariku. Dia mengatakan bahwa aku harus melupakannya, bahwa kami tidak boleh bertemu lagi, bahwa dia adalah pria yang berbahaya. Tapi bisakah aku?
St. Louis, Missouri
Aku sekarang berada di sini, di kota yang terhitung sebagai kota paling berbahaya di United State. Jika bukan karena Kim, aku tak akan mau repot-repot melakukan perjalanan jauh hanya untuk mengambilkan berkas sialan miliknya ini. Terkutuklah otaknya yang selalu melupakan hal-hal yang penting baginya dan harus melibatkanku sebagai jasa-antar-barang.
Mengambil ponsel dari tas, aku menghubungi Kim. Kuharap dia akan segera menjawabnya agar kejadian-yang-tak-ingin-aku-ceritakan tidak terulang lagi seperti terakhir kalinya.
"Halo, Leanne, kau sudah datang?" ujarnya di dering kedua.
"Sekarang cepat katakan ke mana aku harus pergi?"
"Kau carilah taksi, aku akan mengirimkan alamatnya padamu." Dari nadanya berbicara, aku paham betul bahwa dia tengah terburu-buru entah dalam hal apa.
"Berdoalah agar aku selalu ingat bahwa kau adalah sahabatku," ucapku sekenanya.
"Aku akan mengirim pesan padamu, Leanne." Itu ucapan terakhir sebelum dia menutup panggilannya secara sepihak. Benar-benar orang yang sangat mengerti terimakasih.
Tapi terlepas itu, aku tahu bahwa apa pun yang dikerjakan Kim adalah sesuatu yang sangat penting. Bahkan dampak keuntungan dari keberhasilannya mengalir juga padaku. Kim adalah seorang reporter yang selalu menjadi berlian di tempatnya bekerja. Dan saat ini gadis itu tengah meliput berita yang menurutnya akan membuat namanya semakin hebat (dalam lingkup reporter tentu saja).
From: Kim
Hyatt Regency St. Louis at The Arch. 315 Chestnut St, St. Louis.
Aku memperlihatkan alamat itu kepada sopir taksi. Ia mengangguk sekilas lalu mulai menjalankan kendaraannya. Dalam hati aku bertanya-tanya berita apakah yang sampai-sampai membuat Kim mau dikirim jauh-jauh ke kota ini.
Dari belakang, aku mendengar suara sirine polisi yang membuat telingaku sedikit terganggu. Aku sontak mencari sumber suara dan menemukan dua mobil polisi yang tengah mengejar satu mobil hitam yang tidak kutahu merknya.
"Wow," gumamku pelan. "Apa yang terjadi?"
"Itu sudah biasa di kota ini," sahut si sopir yng sepertinya mendengar gumamanku.
Aku melihat ke spion yang berada di atas dashboard, menampakkan wajah si sopir yang sepertinya berpikiran bahwa aku adalah orang yang tidak mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat ini. Walaupun kenyatannya memang begitu.
Aku sampai di hotel yang dimaksud oleh Kim. Pilihan yang lumayan, gumamku dalam hati. Sungguh, ini adalah salah satu hotel termewah yang pernah kudatangi. Pemandangan yang indah ditambah dengan Getaway Arch yang berada sangat dekat dengan gedung hotel.

Kim kini mengirimiku nomor kamarnya. Aku melangkahkan kaki dengan tenang, sambil sesekali melihat objek-objek yang menarik. Seakan tidak ada yang tengah menunggu kedatanganku.
Menekan lift, pintu terbuka dan aku disuguhkan pemandangan pasangan yang sedang berciuman. Mereka begitu asyik sehingga tak memedulikan kehadiranku. Entah hanya perasaanku atau memang lift yang kunaiki terasa lama bergeraknya. Mereka masih saja melakukan kegiatannya, membuatku sengaja berdehem agak keras. Aku sebenarnya heran atas kehadiran mereka mengingat ini adalah lantai pertama. Mungkin saja ada lantai lain di bawah tanah. Entahlah, aku tak begitu peduli.
Akhirnya kedua remaja itu berhenti juga. Entah karena terganggu dengan kehadiranku atau karena kehabisan napas aku tidak tahu pasti. Tepat setelah itu juga, lift berhenti di lantai tujuanku.
"Lovesick," ucapku dengan nada mengejek saat melewati mereka.
Aku baru saja keluar dari lift saat seseorang tiba-tiba mendorongku ke dinding dan menciumku dengan seenaknya. Dengan gerakan cepat, pria itu juga melepas mantel hitamnya, menyisakan kaos putih polos yang melekat pas di badan. Aku berusaha mendorongnya tapi ia malah mengikat kedua tanganku ke belakang badan menggunakan genggamannya.
Aku benar-benar tak bisa melawan kekuatannya. Pria itu menciumku dengan terburu-buru. Hell, siapa dia dan apa maunya? Ia mengangkat tangan kirinya, seakan menutupi wajah kami. Aku benar-benar berusaha mati-matian agar tidak membuka mulutku dan mempersilakan dia masuk.
Terdengar langkah kaki yang sedang berlari melewati kami. Tangan kirinya kini mengikat pergelanganku dan gantian tangan kanannya yang terangkat. Beberapa saat kemudian, ia berhenti memagut bibirku, tapi masih terdiam di tempatnya. Matanya terbuka dan seketika dua warna jelaga menatapku. Dan semua terjadi dengan cepat lagi saat pria itu mengambilkan berkasku yang terjatuh.
"Thank you."
Itu ucapan pertama dan terakhir sebelum menyambar kembali mantel hitamnya dan berlari ke arah yang sama dengan arah datangnya tadi. Meninggalkanku yang berdiri mematung seperti orang idiot.
Aku mencoba menyerna apa yang terjadi sebelum akhirnya menyadari bahwa dua remaja yang tadi di lift menatap ke arahku. Jangan bilang bahwa mereka melihatnya.
"Lovesick," ejek mereka lalu melenggang pergi. Sialan, tidak ada yang lebih menyebalkn kecuali dilempari dengan kata-katamu sendiri.
Aku mencari kamar Kim sambil masih memikirkan apa yang terjadi. Siapa dia? Apa yang dia inginkan? Mengapa menciumku? Dan... mengapa ciumannya begitu hebat? Damn, he's a good-kisser! Sial, apa yang kupikirkan?
Kim membuka pintu dengan cepat. Ia bahkan tak mengatakan apa pun padaku dan langsung menyambar berkas miliknya.
"Oho.. Aku tak mendengar ucapan terimakasih," sindirku lalu duduk di sofa dengan seenaknya.
"Terimakasih, Leanne. Sungguh. Tapi aku tak banyak waktu saat ini. Kumohon..." ujarnya sambil mengecek berkas yang tadi kubawakan.
"Baiklah, baiklah. Ada yang terlewat?"
"Tidak ada. Sempurna. Terimakasih, Leanne. Aku harus segera pergi. Kau bisa beristirahat di sini atau berjalan-jalan di luar. Password-nya seperti biasa." Leanne menyambar tasnya lalu memelukku.
"Tunggu, ada sesuatu yang aneh."
"Apa?" tanyaku heran. Ia menyipitkan mata, menatapku dalam.
"Kau memakai parfum pria?"
Natalia dulu mengira dia bisa meluluhkan hati Kenzo yang dingin, tetapi dia salah besar. Ketika akhirnya memutuskan untuk pergi, dia mendapati dirinya hamil. Meski begitu, dia memilih untuk diam-diam meninggalkan dunia pria itu, yang mendorong Kenzo untuk mengerahkan semua sumber dayanya dan memperluas bisnisnya ke skala global-semua itu dilakukannya demi menemukannya. Namun, tidak ada jejak Natalia. Kenzo perlahan-lahan berubah menjadi gila, menjungkirbalikkan kota dan membuat kekacauan. Natalia akhirnya muncul kembali bertahun-tahun kemudian, dengan kekayaan dan kekuasaannya sendiri, hanya untuk mendapati dirinya terjerat dengan Kenzo sekali lagi.
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.