img Lintang  /  Bab 3 Ketegangan | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Ketegangan

Jumlah Kata:1603    |    Dirilis Pada: 24/05/2023

g kerabatnya itu. Wanita itu mengernyitkan keningnya ta

akan meninggal seperti ini. Bapakmu pasti akan m

tau menyahuti perkataan orang itu. Matanya masih menatap waja

a seorang lelaki yang tak jelas asal usulnya." Orang itu semakin menjadi-jadi dalam menjelek-jel

iat untuk menjawab perkataan orang itu. Dia han

nak pembawa sial,

h. Ternyata Imaniar berdiri sambil b

. Apalagi setelah pergi

mendengar ucapan Imaniar. Orang itu mer

rang yang mengatainya s****n." Imaniar berk

ayah Mirna itu melotot tajam. Dia tak terima d

. Malaikat pun belum sempat nyamperin Ayah. Kena

it. Jangan memperkeruh keadaan dan membuat orang lain be

telah ini kalian mau minta warisan kan. Iy

segera membawa Mirna pergi dari sana. Dia tak mau berlama-lama berada d

andangan orang-orang yang tengah menatap ke arahnya. Dia juga tak peduli pa

iar menyodorkan segela

a menerima gelas itu

tadi ya Mir." Imaniar menatap sang adik ipa

k. Udah biasa kan Bude Yani sepe

k iparnya itu bukan tipe orang yang pendendam. Dia buka

nita renta itu berjalan mendeka

sini. Ibu masih kangen sama kamu dan anak

tu kemudian memeluk sang ibu dengan erat. Air m

Bapakmu sudah pergi ninggalin Ibu," uca

an sang ibu. Dirinya hanya bisa

Bapak sudah sehat. Udah nggak ngerasain sakit lagi

h tampak pulang ke rumah masing-masing

ulu Lin," kata Pak Anton

dis itu mencuci kaki dan tangannya

t pintu belakang. Di dapur dia melihat Bude Yani dan beberapa warga y

Enggak tahu sopan santun. Ada orang tua bukannya men

an Bude Yani. Gadis itu menoleh ke belakang dan men

opan santun. Sama aja kayak bapaknya." Bude Ya

rang itu. Dia berbalik dan meneru

*

Tasrip. Para warga tampak berbondong

Anton yang kebetulan berada di depan. Menyambut par

wab Pak Anton. Lelaki itu t

Ustaz," ajak Pak Anwar

asuk ke dalam rumah. Begitu juga dengan Pak Anton. Lelaki i

galkan rumah duka dan pulang ke rumah masing-masing. Pak Anton mengucapkan banya

pak berdiri di ambang pintu dengan ga

a Pak Anton begitu

mong sama Ayah,"

ya. Tak biasanya sang anak in

nnya serius banget

dia menundukkan kepalanya. Berusaha menyembunyika

ba cerita sama Ayah

lutnya pun masih tertutup rapat. Dia m

Enggak apa-apa. Nanti kalau udah mau c

. Gadis itu berpikir, kenapa Bude Yani begitu membenci ayahnya?

k Anwar dan juga Bambang. Mereka memb

nggil Lint

sang anak. Tangannya melambai memberi

" tanya P

ang juga tersenyum

ang Kakung benci sama

pertanyaan itu. Matanya men

tanya Pak Anwar yang juga m

ianya sudah 15 tahun. Tapi dia masih seperti

nya gitu sih?"

as panjang. Dia menatap ketiga

orang dapur pada bicara jelek ten

ar pandang. Sepertinya mereka tahu s

enek lampir," ucap

elai lembut pucuk kepala sang a

in yang mereka maksud bukan Ayah

h. Lintang jelas banget mereka lagi ng

Tak ada gurat amarah atau denda

sama Ibu masih berguna untuk

tanya Lintang

yang membicarakan tentang kita. Itu artinya hidup kita jauh dari orang itu. Hid

alanya. Gadis itu lantas

ke sekolah. Ayah bisa

bisa. Besok Ayah ada semina

ang sama siapa do

ma nggak jalan-jalan sama kamu." Babang menawark

Kemudian dia menganggukk

ah malam. Biar besok nggak kesi

. Kemudian setelah berpamitan pada semuanya

g memeluk sang Ibu set

g. Tangannya masih m

a Sayang?" t

ada yang ngomong nggak benar

merasa heran dengan pertanyaan ya

yanya gi

it hati atau engga

jawab Mirn

nggak benar tentang Ibu. Kan kalau omongan

saja. Tapi kalau orang itu sudah mengganggu kamu, Ibu

ngga pada kedua orang tuanya yang tak pernah mau am

u fitnah kita sampai jungkir balik pun nggak a

Besok kan harus ke s

. Kemudian matanya perlahan ter

Ibu." Mirna berucap sembari meng

i kamar. Dia bermaksud untuk p

emu lagi," sapa seorang

seru Mirn

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY