A
k buk buk langkah kaki saya menuju pintu. "Manusia yang berani membangunkan saya jam segini!" S
da perlu apa, Mayor Jendera
bicara, tetapi lebih
militer." Panggilan inilah yang terkadang mem
tu, "Kemarilah," kata seorang pria bertubuh kekar yang merupakan pemimpin pusat komando kami
krab tetapi mencoba berbaur dan mempelajari situasi. Malam itu adalah
an yang terbaik seperti yang telah kalian janjikan kepada negara ini. Lebih baik pulang dengan nama te
isi, kami juga harus hidup layaknya masyarakat biasa de
tuk penugasan ini, ingatlah bahwa dalam waktu enam bulan, kali
Segera kami mempersiapkan pe
ktu perkenalan di sini, semua
dan keseriusan dalam menjalankannya, selain itu saya rasa ada yang tid
jawab perkataan Ilex dengan sant
h," kata Dahli sambil tersenyum malu. Arni yang terlihat terdia
cairkan suasana. Arni menepuk pundak Ilex sambil berkata, "Eh, kamu kaget! Sedih sekal
Ilex mencoba membuat Arn
kan oleh orang tua saya, ditambah lagi saya belum menikah, heheheh." Suasana
an persiapkan diri untu
jawab mer
ornin
ertinggal kecuali surat wasiat dari kami berempat untuk k
tu kita tinggal lima
nya. "Sekarang semuanya sudah siap. Ayo kita pergi ke markas
i pos k
lakukan ketika berhadapan deng
iap untuk tugas ini!" ujar sang
an lagi, seakan-akan kem
wab atas pasukan 432
tanggung jawabmu, posisikan dirimu sebagai kakak dari ketiga adikmu. Jangan pernah memikirkan diri sendiri,
Anda menulis surat wasiat untuk keluarga Anda?
!" MISI
at tujuan, kami segera berganti pakaian sambil memerankan karakter
siapa pun yang mengingatnya. Ini adalah misi negara
kap
di desa ini selama 6 bulan dengan target yang sudah ditentu
Kata Dahli, T
di satu rumah, kita akan mencari tem
nge
erikan informasi agar perge
Ya
etiap langkah kaki kita dilindungi ol
jadi, salam sa
hil, berlagak seperti itu tapi sebenarnya
a, seorang wanita yang sudah mulai tua muncul. Mungkin rasa iba di hatinya membuat dia mengadopsi saya meskipun dia tidak tahu bahwa kebe
ing saya sapa alias nama pemberian saya meskipun dia bernama Ibu Silvi, tetapi
saya yang suka merayu mulai muncul. Saya tidak menjawabnya dan dia akhirnya menjuluki
m apa mereka." Sambil mengusap-usap kepalaku.
. Sambil mengikutinya, saya terus mengawasi keadaan di sekelilingnya, berharap mendapat
ah rumah tua dan restoran yan
" Ibu ini tanpa ragu-ragu langsung berani meng
omba-lomba seperti itu, tapi ada untungnya juga berada di atap karena lebih bisa mengawasi dengan senang hati. Pikiran saya terhenti sejenak saat membayangkan bagaimana k
memanggil saya, "Bohe, a
eluar dan rambut serta celana panjang saya berantakan, gaya rambut
kan ~ Di m
ariku, yang terlihat seperti orang kebingungan, hanya ada dua jawaban
gannya seperti menunjukkan simbol genk dari tato tersebut. Saya mul