t!
gendong. Orang-orang satu gang sini bahkan sepertinya sudah maklum sekali kebiasaannya itu dan menganggapnya biasa karena juga ia tidak sendi
gundukan payudaranya pada lenganku. Kejadian itu terjadi begitu cepat karena kondisinya cukup rapat agar am
sekejap saja. Seakan memberi sinyal ‘Ini loh yang akan abang dapatkan
g itu, tau warna puting susunya bahkan tau dimana posisi tai lalat yang ada di b
endong Salwa terus, huh…” ledek salah s
lirikku sebentar. Sindiran halus. Aslinya belom dikasih ana
ulgar. Kalau sesama ibu-ibu semua, mungkin omongan mereka lebih parah dari in
aku punya anak kek si Salwa ini…” jawabnya lagi sambil tubuhnya bergoyang-
sang nenek penjual jamu bersepeda mengangsur
g terbuka baju daster bahan batik yang dikenakannya. Yang sudah kulihat jelas kemaren. Me-refresh memoriku akan keindahan kedua gunungan itu. Dan satu fin
presi sedikitpun, ia menerima gelas jamu itu lalu meminumnya. Lanjut obrolan para emak-em
ta istriku sudah memegang kunci kontak motor. Anak sulungku senangnya
n mamanya nyetarter motor dan dadah-dadah padanya. Salwa dalam posisi duduk di baby walker beroda dan aku mengawasinya sambil mainan game HP di teras rum
ngkok di depan Salwa. Entah dari mana ia datangnya. “Salwaaa… Ketemu lagi…” katanya tetap de
tku melotot menatapnya, melainkan po
ya yang padat mengangkang hingga aku bisa melihat permukaan celana dalam berwarna krem-nya yang tebal tembem abis. Bahannya cukup tipis hingga sinar matahari sore cukup
rok dasternya semakin bergulung naik. Makin mendidih kepalaku melihat atraksi itu. Aku makin gak konsen
, beberapa tahun yang lalu ya. Jadi masih pada maenan BBM) Ia merogoh ke dalam dadanya dan me
ma aku mencerna maksudnya karena masih fokus
set yang ditawarkannya dari bukaan kerah daster. Ia tersenyum simpul pada hasil jeratannya. Kenapa si
‘Aida tetangga’. Selesai urusan dengan HP dan pemandangan itu kembali tersaji dengan kurang
si sempak itu dan mengetat kembali kala ia membuka kakinya lebar. Kalau HP jaman itu sudah
ekali tak melihatku saat mengerjaiku. Seolah ia hanya fokus bermain dengan Salwa dan tak sengaja melakukan i
ng ada di kanannya menelusup masuk. Masuk ke dalam C
ia itu. Dari posisinya bergantian jari telunjuk dan jari tengahnya bergerak ritmis mel
tiba-tiba kering. Gawat! Jangan sampe mata minusku kambuh lagi gara-gara
leher dan berakhir di depan hidungnya. Dihirupnya aroma bekas garukannya tadi. “Uhmm…” dengan penuh perasaan, lalu dimasukkan kedala
di kepalaku saat itu juga. Hanya aktifitas di jalanan gang yang mem
g jarinya menahan kepala bagian belakang bayiku agar tidak terdongak ke belakang. Ah… Aida makin pintar menggendong ba
yang basah-basah. “Salwa ngompol, tuh… Gantiin celananya… Hihihi…” gelak Aida lucu. Pantesan
dap semerbak menyeruak masuk ke rongga hidungku dan langsung disambar oleh kelenjar pemb
ngegaruk?” godaan setan ini semakin luar biasa binal. Ia mengemut dua jarinya i
rang. Mama Salwa pulang akan langsung digas pol ini nanti sebagai pelampiasan. Aku langsung permisi masuk ke dalam untuk mengganti
s main quickie aja. Gaya debog pisang istilah istriku. Istriku tidur menyamping sambil menyusui Salwa, hanya menaikkan rok dasternya, lepas celana dalam, buat basah se
tanyanya belum bersih-bersih. Istriku hanya menurunkan kembali rok dasternya menutupi kakinya. Sebuah handuk kecil kami
?” ngelesku gak berani menatap wajahnya. Aku memperhatikan Sa
ah teringat kala Salwa mencoba menyusu pada payudara Aida yang tak ber-ASI. Mengingat itu Aseng junior menggeliat bangun lagi. Hal itu disadari is
kembali bagian bawah tubuhnya yang masih polos. Masih ada bekas permainanku sebelumnya disana. Pastinya akan melancarkan jalan masukku. Aku posisikan diriku kembali di
riku juga lumayan menikmatinya walau sedikit menahan suara desahan karena ada Salwa disampingnya yang s
p-s
h di depan TV gonta-ganti channel mencari acara yang menarik. Ada pilihan film di stasiun TV swasta yang su
i
asan kuliat siapa? Jam 22.12 WIB. ‘Aida tetan
nikasi kam
blm t
g aseng lge
? rusak kip
el bg pen
apa yg
utuh Aida tanpa penutup sehelaipun. FAKK! Tanpa sadar tan
pa tu? k
gil banget berwarna pink yang dikenakannya. Sontak aku men
lucu it
nanya mungil juga, belahannya agak merekah lembab. Ada titik genangan cairan bening di sekitarnya, kemungkinan keringat. Rambut hanya tumbuh di atas gund
g bermahkotakan klitoris mungil di atasnya. Cairan basah yang menggawangi lubang mungil yang mengintip terpaksa karena dibuka paksa oleh tangan pemiliknya. Lubang anusnya sedikit gelap dengan kerutan-kerutan halus di sekit
gant
aku mencekik Aseng junior hingga urat-urat kasarnya bertonjolan. Foto k
crot ut
an dengan memelototi ulang foto-foto berharga pribadi milik tetanggaku itu
h 5x? le
ini br 1x
t y ngaya
Aida g
ad kakk sm
ng:
apny
: cdn
a:
gak ada
a:
woi c
mari bg
sam