img Tertawan Cinta Kakak Ipar  /  Bab 5 Dia | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Dia

Jumlah Kata:1026    |    Dirilis Pada: 11/02/2024

gkaran yang terakhir. Namun siapa yang mengira, justru pertengkaran pagi itu

, ia sama saja menyakiti diri sendiri. Tapi sayangnya, sikap abainya itu justru membuat tingkah Dan

. Kini nyatanya menjadi bumbu utama dalam rumah tangganya. Selalau

air panas di can

ut. Ia menunduk dan membola melihat air yang sudah tumpah rua

gkirnya sudah penuh," ujar Yuan me

g kau pi

ak a

hal lain. Kau masih memikirkan kejadian malam itu? Kau sendiri yang mengatakan kita harus melupa

a tangan Rafan masih bergerak untuk membuat sus

-datang? Ck ck ck." Danish menggeleng

a beraktivitas tak kunjung ia nikmati membuat ia memaksa tubuhnya yang sedang malas un

di aku menumpahkan air jadi

a bisa dijadikan alasan untuk berd

pa ini? Hanya karena ia berada di satu ruangan yang sama dengan Rafan, kena

dasar apa kau menuduhku seperti itu? Jangan

"lupakan kopi itu, kita ke kamar sekarang!" Rahang Danish sedikit mengeras. Sangat terliha

pria itu menarik tangan Yuan yang lain. Tindakannya itu membuat keduanya sa

bicaramu di depan wanita saja sudah salah dan lihat dirimu sekarang!" Mata Rafan tertuju pada tangan sang a

a mereka, napas Yuan sudah naik turun tak karuan. Ia tahu ini bukan waktu yang tepat untu

pa kau tidak mengurus dirimu sendiri saja?" Dengan pelan tangan Danish menurunkan tangan

kaplah baik pada wa

riku sendiri selalu menjadi perhatiannya? Sebagai kakak ipar juga kau terlalu

rah ka

tas hal yang tidak berdasar! Ada

emanggilku hanya de

antara kita, sekalinya kita ngobrol hanyalah pertengkaran. Kau selalu menaikkan nada bicaramu, kau selalu mengentengkan apa yang menjadi bebanku. Kau tidak pernah mendengarkan aku, kau tidak pernah mendengarkan jeritan

sh juga perlahan berubah dan itu cukup menyakitkan untuknya. Ia mengabaikan perubahan

ya itu bicara tidak sopan, panjang lebar, dan terlalu berani padanya. Apalagi ia m

kan ini

tuk ditariknya dengan kasar wanita itu sa

yang ia punya tak seberapa. Ia terpaksa mengikuti l

ak

nya dengan kasar. Tak sampai di situ saja, jari tangannya yang

kau sudah meruntuhkan harga diriku di depan kakakku sendiri. Pantas

i dengan harga dirinya diban

epis kasar tangan suaminya. Tindakannya m

ak

tindakannya. Sudut bibirnya berdarah, air mata y

-akhir ini. Kau selalu mencurigaiku dengan pikiran-pikiran dangkalmu itu. Seme

udah muak, aku l

ena pintu yang dibuka paksa. Sepasang suami istri itu mengarahkan pandangan ke arah yang sa

ia

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY