gift dari toko manapun di bandar
menggemakan ucapan teman m
api wajar rasanya jika lupa karena telah seteng
. Dia terlihat mengatakan hal yang bukan sebenarnya kepada petugas kepolisian. Awa
antor polisi. Hanya ada dua sel di sana. Sel yang satu dihuni
a pertolongan pada pemuda itu. Tetapi, setelah dipikirkannya lagi, mana mungkin pemu
g, bagaimana caranya dia bisa keluar dari sini? Satu-satunya yang mungkin ha
ra yang sama sekali asing baginya. 'Tidak!
longlah aku!' Gadis itu mengucapkan kalimat yang sama berulang-ula
rdengar suara ricuh di ant
r itu. Beberapa pria berkaos hitam dan bercelana jeans hitam mengekor di belakang
a itu dan mengucapkan sesuatu da
a langsung berkata tajam, dengan suara rendah dan b
tu, membuatnya marah. Dilayangkannya tatapan bengis ke waj
Him.
dan membuka gerendelnya. Pemuda itu langsung menghambur keluar ke
t melihat sang pria menyeramkan itu menoleh ke arah seo
m bahasa Inggrisnya yang fasih. "Tolong aku! Tolonglah aku juga, please! Aku akan me
ukul besi sel dengan tongkatnya, menyuruh Ariana diam. Tetapi, Ar
menjerit putus asa karena pri
pi nasibnya. Sepuluh tahun dipenjara di negeri asing. Bagaimana nasib
Tolonglah h
iba-tiba kembali sunyi. Beberapa polisi yang berteriak
an tajam pria itu, yang menatapnya sedalam
ana. Bawahannya itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengetik beberapa saat, kemudian menunjukkann
erada dibuka. Ariana melo
ere?" tanya si pria dengan sua
k mau kelua
dia keluar dan mengikuti la
mobil. Biar bagaimanapun, seseram apapun pria itu, dia bagaikan dewa penyelamat bagi Ariana. Dia pasti ak
bejat itu. Dua mobil telah menunggu kedatangan me
hirnya dia bisa selamat, tidak
uuuu
bersama dengan adiknya. Sedangkan Ariana ditempatk
rkataan bawahan si pria tadi bahwa mereka sudah harus berangkat.
eka memasuki lambung kapal. Setelah parkir di dalam kapal,
a? Hati kecil Ari
an pria dingin itu, tetapi tak satupun dar
mengikuti mereka semu
ihat istimewa. Lantainya licin, bersih, dan berkilau. Tidak seperti kebanyakan ka
agar tangganya saja mulus dan memantulkan baya
tu pengawal pria menyeramkan itu a
ya. Datar dan kaku
. Si pengawal membuka pintu kamar dan mempersilakan Aria
dak pergi. Ariana menahannya, "Tungg
ana selama 3 detik. Barula
am
AM
wanna go to Miami!"
! Aku tidak m
mulai berteriak lagi, ma
arta!" Ariana teringat bahwa kebanyakan bule lebih mengen
adi, terdengar dari ujung koridor. Suara itu pelan, namun penuh
k menentukan ke man
a bertemu dengan tatapan maut dewa penyelamatnya. Seketika, au
ucapannya dengan penuh penekanan. "
lamatkanmu. Kau berh
mpu menembus kerangka tengkorak Ariana. Itu semua membelit Ariana hingga
melihat Ariana tak mampu berkutik. Waj
mendesis di depan wajah Ariana. "Of cou
Karena sekarang
Inggris-nya akan langsung ditulis d