itu tertidur sehabis menangis kencang.
makai pakaiannya yang kemarin. S
tidaknya dia harus melepaskan dir
temaram. Mungkin karena
n benderang. Ariana takjub menatap langit yang begitu memesona. Dan saat pandangannya turun ke bawah, dia terhe
dan mewah si pria seram. Ingin rasanya dia melompat ke laut dan meraih
nghubungi ayahnya. Dengan ponsel, dia bisa mengirim email kepada adik dan temannya. Dengan ponsel, dia bisa
a bisa meminta pertolongan. Andai ponselny
wal pria seram itu. Mereka pasti mempunyai ponsel. Jika mereka ti
saja dulu,
mulai menjelajah sekitarnya. Dia berjalan-jala
gawal pria itu yang dia lihat saat berjalan-jala
lam. Ruang makan, kosong. Bar pun kosong. Kemana semua orang di sini? Apa
na jugak
h ruangan besar. Ruangan itu tertutup, kecuali
gok ke dalamnya. Di sana lah pria seram beserta antek-anteknya berada. Mereka semua duduk men
erwarna lain ya? Atau mereka tid
terlihat serius kaku. Bahkan tubu
nya berbicara, entah apa. Tak lama kemudian, si pria seram bangkit d
magnet yang menarik gelombang radarnya, pria menyera
Refleks, dia berjongkok un
ndengar bunyi langk
Ariana bersiap berlari tetapi
terasa. Namun, saura yangn kamu
rin bersebelahan sel dengannya. Jika kemarin pemuda itu tam
rambut cokelat jeraminya dia sisir dengan ra
utupi tingkah lakunya yang
" tanya pemuda itu l
s, "Ah, enggak
yang tak bersuara. Setelahnya, tersenyum geli.
h
na menjawab dan berdiri. Gerakannya ini
julang tinggi tepat di sebelah Ariana. Kedua mata pria itu menatap Ariana dengan se
ni beralih kepada sang adik. "Apa y
tu terlihat tak berani menat
alan-jalan," k
. Dia sangat bersyukur pemuda itu tidak mengadu
ini! Ajak ke deck sana!" Si pria seram
." Si pemuda menggaruk-garuk kepalanya, kemudian me
i rasanya dia ingin melarikan diri dari sana.
tapi baru beberapa langkah, pria me
nggilnya pa
nama Vitto berhe
an nanti, antarkan
jawab Vi
pakah dia disuruh ke ruangan pria itu? Kejadian semalam berput
ruangannya?" tanya Ariana sete
unya. "Entahlah. Mungkin a
nya mau bicara," g
yang ternyata men
gomong-ngomong
tto Javi
ian
nik dan cantik. S
senang. Baginya pujian Vitto bagaikan harum manis yang tersaji baginya setelah po
. "Juga untuk pertolongan kamu dan ka
ng, kenapa kamu ditangkap?" ta
Mereka menuduhku mencuri souvenir. Padahal, gadis di tok
uga yang terjadi p
rkejut. "
meng
memeras kita. Sialan! Lalu, bagaimana kakak
seminggu disekap di sana. Untung Kak AJ mau singgah. Karena mereka sebena
dengan Vitto. Bayangkan jika Vitto tidak terjebak di waktu
bertemu denganmu, Vitto. T
kan alunan piano menenangkan. Pun tak kalah menyenangkan bagi Arian
nyeramkan, Vitto bagaikan dewa cupid yang berwajah cantik. D
h padaku. Kak AJ yang meneb
gajak gadis itu duduk di kursi yang mengelilingi
rbicara, "Aku mau sarapan di dekat kolam renang. Sampaikan pada C
esai memesan, Ariana memberanikan dirinya. "Vitto, boleh aku pinj
Ariana bergegas menekan nomor ibunya, satu
Tut
kali lagi. Masih t
n ponsel Vitto dari telinganya. Dia ingin menekan
medsoslah jalan terakhirnya. Dengan medsos dia ting
tidak pun
aman semoderen ini? Dengan HP super canggi
untukmu, oke? Jadi, aku bisa cari akun adikku dan kab
sedih. "Maaf, Ar. Tapi Kak AJ tidak
Di jaman sekarang masih ada kakak model begitu? K
m pikirannya. Di hadapan Vitto dia hanya menghela napas p
lebih bagus lagi, jika mereka beranggapan bahwa Ariana telah
i, bagaima