ATAU NYAWA NEN
ku. Aku bisa menduga siapa yang berada di balik ancaman
ah, Mang Ali, pelayan warung n
ang?” tany
dua orang yang nungguin kamu. Katany
Seingatku hari ini tak ada j
o dan Mas Adian,”
ereka. Ada perlu
mui dulu, biar semuanya jelas. Tapi sebaiknya hati-hati
hehehe,” timpalku
hku. Setelah sampai, aku masuk mengikuti Mang Ali menuju ruangan paling belakang. Warung nasi ini walau
seno, suaminya Inul. Posturnya tinggi dan gagah. Memakai jas hitam dipadu kemeja merah saga, aku duga dialah yang bernama Hasto. Sementara
Ali pada Pak Hasto sambil men
Hasto. Lalu Mang Ali pun
man. Namun orang yang kuduga bernama Hasto itu tak acuh. Ucapan salamku hanya dijawab pelan oleh lelaki mirip
ng miskin bisa sopan begitu?” tanya Pak Hasto m
perlu dengan saya?” tanyaku t
perlu. Kamu benaran si Gilang anak kampung itu?” tanya Pak Hasto langsung ny
a sepertinya orang tua beranam Hasto ini pun tidak peduli etika. “Ada perlu apa, kalau boleh saya t
tanya Pak Hasto sambil
mereka sendiri yang memastikan
kenal sama kita, Nak Adian!” sergah Pak Hasto samb
n merangkap bodyguardnya Delvira Faradiany Nurazizah. Dan in
salam kenal,
rapa hotel bintang enam di Pulau Dewata dan Labuhan Bajo. Dia juga owner beberapa perusa
a, merendahkan dan menyakiti orang yang tidak mereka sukai, beda jauh dengan Delvira. Ini baru paman da
, temannya Delvira.” Kembali aku memperken
t ini, untuk menyelesaikan segala permasalahan yang diak
g dag-dig-dug, darah mendidih namun tetap berusaha tidak terpancing. Aku menduga mereka
akan berlari diajak berperang. Gilang cucu kesayangan Mak Erat yang sakti dan baik hati. Gilang cucu almarhum M
anding menghadapi orang santun, kalem dan penyabar. Manusia sombong mudah terpancing emosi, gegabah
mangnya kamu belum pernah lihat rumah orang tua Delvira seperti apa? Harusnya kamu ngaca
kebahisan kata-kata. Tak menduga, ternyata keturunan Fir’aun yang sombongnya na
tantangku kepa
rlarang kenal, apalagi m
am,
dian ini. Dia jauh lebih pantas menjadi pendampingnya Delvi
erpancing. Namun aku pun tidak mau terlihat ketakutan oleh manusia yang sepert
sama sekali tidak keb
Menanggung hidup kamu saja sudah berat. Kalau kamu gak disum
gguhnya saya tidak pernah meminta dia menjadi teman saya, tapi Delvira sendiri yang memaksa
R
k Hasto meng
ar Delvira untuk numpang hidup. Kamu manfaatkan kecer
angkalku m
o cukup keras seolah sengaja agar semua orang mendengarnya. Dan memang sem
ang mengejar-ngejar Delvira, tapi dia sen
AK
kul meja, “JAGA MULUT
a diam, berusaha menenangkan calon paman iparnya. Me
gannya, bahkan jika harus berduel lawan dua sekalian pun. Sudah lebih dari setan
pelan dan terdengar gusar. “Pokoknya saya gak suka kamu dekat den
siapapun. Dia juga tidak perlu merasa dirinya sebagai manusia yang semua keingannya harus dipenuhi, atau mer
duluan. Saya tidak punya hak melarangnya. Saya tahu Delvira sudah punya calon, tapi mengapa
ebagai lelaki bertulang lunak. Dia bahkan pernah bercanda, jika mata Adian sangat berbinar ketika melihat fotoku yang
R
linya Pak Hasto
ATAU NGATUR-NGATUR HIDUP DELVIRA!” bentaknya kemba
sedang di tempat umum!” A
rai, bahkan mungkin membelaku. Mereka rata-rata kenal denganku, terlebih lagi para pega
dak perlu dikasih hati. Bisa-bisa makin nge
ya bicara empat mata dengan Gila
k lebih hanya cucu janda miskin, yang bahkan silsilah orang tuanya pun gak jelas! Bisa jadi, sebe
R
sadar menghantam meja
bil menujuk wajah Pak Hasto. Kali ini aku t
iak sesorang dan tak lama kemudian beberapa orang men
iak-teriak memaki dan menantang Pak Hasto yang didorong keluar dari warung oleh beberapa orang.
pemilik warung, memeluk tubuhku berusa
riakku sambil menahan geram dan gejolak d
*
rlaku juga buat diriku. Di balik wajahku yang tampan, imut nyaris tanpa dosa, bentuk tubuh atletis proporsional
. Kalau gak mau cepet habis, diminumnya pelan-pelan, tapi resikonya keburu dingin. Cinta memang bisa ngebuat hid
ngan gila yang akan sanga
*