img Symphony Hati  /  Bab 10 SH - 10 | 17.54%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 10 SH - 10

Jumlah Kata:1556    |    Dirilis Pada: 18/01/2025

berwarna krem, kaus putih serta kemeja Warna hijau mintyang tidak dikancingkan. Lengan kemejanya yang panjang digulung sesiku, menampilkan cuplikan ta

tifikasi tato itu gambar apa, karena yang tertangkap matanya hanya garis-garis yang saling membelit. Dan jika kemarin rambutnya tertata rapi, kali

ka keduanya pun berjalan beriringan menuju h

u ajak makan malam,

baru jam t

Makanya, sebelum itu, kita h

otel? Motel? Nggak

ang muncul. Namun, kemudian dia membuat pembelaan untuk dirinya sendiri. Bukankah alam

t jika pria itu mengajaknya bermalam di suatu tempat-yang

melainkan interaksi emosi yang tidak perlu. Dayana memang masih perawan. Namun, alih-alih karena menganggap keperawanan adalah hal sakral yang harus dijaga sampai pernikahan-toh, dia t

enapa tidak? Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang aneh dari pria deng

erutu Dayana pada

endengar gerutuannya. "

at mobil Naren terparkir. Dayana nyaris bersiul saat mendapati Volvo XC40 yang te

rus ditanggungnya setiap hari, pikir Dayana. Atau jangan-jangan Dayana mulai cur

hengkang dari dari Indonesia-meski belakangan santer terdengar mereka akan hadir kembali. Seri yang Naren pakai, setahu Dayana, sudah muncul cukup lama di luar negeri, tetapi belum banyak di pasaran Indonesia. Bisa jadi Naren mendapatkannya da

ji Dayana, begitu memasu

uh Naren, menutup pintu di sisi kirinya

? Nar

up

y? ltu kan

pala. "The way you say

ren

please,

ren

alau aku kasih tahu apa yang berlarian di otak aku tia

henti memprovokasi. Perjalanan dengan mobil itu memakan waktu sekitar satu jam. Tidak terasa, karena obrolan seru tentang

ana penasaran, setelah Naren bil

i kerja di sana sejak 25, l

idak heran jenjang karie

nian pribadi. Dayana sudah berpikir bahwa Naren benar-benar mengajaknya ke rumah, tetapi yang muncul di depannya kemudian adalah sebuah bangunan yang terlalu besar untuk rumah pr

lalu melajukan mobilnya clengan mulus ke hal

a temui di sini?" ta

y, bisa bantu aku bawa ba

ang berlabel bakery terkenal, air mineral, obat-obatan, serta kotak besar berisi setumpuk kemeja y

engambil kardus berisi pakaian. "Itu biar aku

a paham, Dayana mengikuti langkah Naren menuju sebuah ruangan yang sepertinya adalah aula. Ruangan itu berukuran besar dan saat ini dihias dengan gaya

ng ramping dan berambut putih

kasih banyak suda

ng hati." Naren balas menj

"Oh ya, saya bawa bala bantua

sudah lama menjadi donatur sekaligus relawan di panti wreda tersebut. Sebulan sekali, Naren akan mengirimkan barang-barang kebutuhan para orang sepuh di sana.

gumi bagaimana dia tidak mengantisipasi

ng, Naren menawarkan diri menjadi pembawa acara dan memandu para orang tua itu untuk bersenang-senang. Dayana, y

tu bisa mengobrol tanpa canggung dengan para orang tua itu. Naren juga tampak luwes dan akrab dengan para staf pengurus pan

. Tanpa ragu, Naren menggendong seorang pria tua yang sudah tidak bisa bangun dari kursi roda, dan memindahkanny

mengangkat sebelah alis dan bertanya, "What?" tanpa suara. Dayana mengedik

. Perut Dayana sudah lumayan keroncongan, jadi, dia tidak banyak cingcong saa

saat mereka menunggu makan

k, enggak," jaw

misterius gitu. Tahu mau ketemu para orang sepuh, aku kan nggak bakal

ka udah nggak tertarik

W, kamu lumayan nggak ketebak. Dari

lu papaku yang sering datang ke sana, sekaran

"Tahu nggak, sih? Tempat itu masuk ke plan hidup

po?" Naren

ri, aku berencana tinggal di panti jompo. Makanya sekarang aku kerja ke

i panti jompo?" tanya Naren

ra orang tua. Aku nggak berencana membangun keluarga. Dan aku pas

uruf O, meski ekspresinya terlih

itu kemudian. Nadanya hanya bernuansa penasaran, bukan penghakima

r, sebelum menjawab, "

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY