berwarna krem, kaus putih serta kemeja Warna hijau mintyang tidak dikancingkan. Lengan kemejanya yang panjang digulung sesiku, menampilkan cuplikan ta
tifikasi tato itu gambar apa, karena yang tertangkap matanya hanya garis-garis yang saling membelit. Dan jika kemarin rambutnya tertata rapi, kali
ka keduanya pun berjalan beriringan menuju h
u ajak makan malam,
baru jam t
Makanya, sebelum itu, kita h
otel? Motel? Nggak
ang muncul. Namun, kemudian dia membuat pembelaan untuk dirinya sendiri. Bukankah alam
t jika pria itu mengajaknya bermalam di suatu tempat-yang
melainkan interaksi emosi yang tidak perlu. Dayana memang masih perawan. Namun, alih-alih karena menganggap keperawanan adalah hal sakral yang harus dijaga sampai pernikahan-toh, dia t
enapa tidak? Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang aneh dari pria deng
erutu Dayana pada
endengar gerutuannya. "
at mobil Naren terparkir. Dayana nyaris bersiul saat mendapati Volvo XC40 yang te
rus ditanggungnya setiap hari, pikir Dayana. Atau jangan-jangan Dayana mulai cur
hengkang dari dari Indonesia-meski belakangan santer terdengar mereka akan hadir kembali. Seri yang Naren pakai, setahu Dayana, sudah muncul cukup lama di luar negeri, tetapi belum banyak di pasaran Indonesia. Bisa jadi Naren mendapatkannya da
ji Dayana, begitu memasuuh Naren, menutup pintu di sisi kirinya
? Nar
up
y? ltu kan
pala. "The way you say
ren
please,
ren
alau aku kasih tahu apa yang berlarian di otak aku tia
henti memprovokasi. Perjalanan dengan mobil itu memakan waktu sekitar satu jam. Tidak terasa, karena obrolan seru tentang
ana penasaran, setelah Naren bil
i kerja di sana sejak 25, l
idak heran jenjang karie
nian pribadi. Dayana sudah berpikir bahwa Naren benar-benar mengajaknya ke rumah, tetapi yang muncul di depannya kemudian adalah sebuah bangunan yang terlalu besar untuk rumah pr
lalu melajukan mobilnya clengan mulus ke hal
a temui di sini?" ta
y, bisa bantu aku bawa ba
ang berlabel bakery terkenal, air mineral, obat-obatan, serta kotak besar berisi setumpuk kemeja y
engambil kardus berisi pakaian. "Itu biar aku
a paham, Dayana mengikuti langkah Naren menuju sebuah ruangan yang sepertinya adalah aula. Ruangan itu berukuran besar dan saat ini dihias dengan gaya
ng ramping dan berambut putih
kasih banyak suda
ng hati." Naren balas menj
"Oh ya, saya bawa bala bantua
sudah lama menjadi donatur sekaligus relawan di panti wreda tersebut. Sebulan sekali, Naren akan mengirimkan barang-barang kebutuhan para orang sepuh di sana.
gumi bagaimana dia tidak mengantisipasi
ng, Naren menawarkan diri menjadi pembawa acara dan memandu para orang tua itu untuk bersenang-senang. Dayana, y
tu bisa mengobrol tanpa canggung dengan para orang tua itu. Naren juga tampak luwes dan akrab dengan para staf pengurus pan
. Tanpa ragu, Naren menggendong seorang pria tua yang sudah tidak bisa bangun dari kursi roda, dan memindahkanny
mengangkat sebelah alis dan bertanya, "What?" tanpa suara. Dayana mengedik
. Perut Dayana sudah lumayan keroncongan, jadi, dia tidak banyak cingcong saa
saat mereka menunggu makan
k, enggak," jaw
misterius gitu. Tahu mau ketemu para orang sepuh, aku kan nggak bakal
ka udah nggak tertarik
W, kamu lumayan nggak ketebak. Dari
lu papaku yang sering datang ke sana, sekaran
"Tahu nggak, sih? Tempat itu masuk ke plan hidup
po?" Naren
ri, aku berencana tinggal di panti jompo. Makanya sekarang aku kerja ke
i panti jompo?" tanya Naren
ra orang tua. Aku nggak berencana membangun keluarga. Dan aku pas
uruf O, meski ekspresinya terlih
itu kemudian. Nadanya hanya bernuansa penasaran, bukan penghakima
r, sebelum menjawab, "