tai pertama penuh sesak, dan antrean di loket pembayaran pun terli
ya, Silvia tiba-tiba mende
tampan dan anggun, sedangkan wanitanya cantik dan mena
, rekan-rekan pembicara juga m
mandangan yang ia lihat adalah sosok yang dikenalnya-suaminya, yang telah tidur
at elok dan tanpa cela, memancarkan pesona pria dewasa. Wanita yang mendekapnya sangat menawan. Mengenakan kacamata hitam besar, wajahnya yang cantik memancarkan kelembutan, dan sosoknya yang an
.
narik ini telah menarik perhatian orang-orang yang melihatnya. Dua orang dokter berjas puti
ain. Ketika dia meneleponnya tadi, dia mengatakan sedang sibuk, tetapi ternyata dia sedang sibuk dengan wanita lain. Tiba-t
dalah mantan pacarnya, maka dia, sebagai penda
hkan, menyelesaikan prosedur, dan kembali ke pintu masuk ke ruangan ayahnya
an memutuskan untuk berbicara denganny
h sakit, dan Harianto baru saja dipindahkan ke kamar biasa. Melih
s semuanya malam ini. Ini kesempatan yang bagus
bol panggil untuk memanggil dokter lalu panggil aku," perintah Silvia. Dia kemudian berj
kembali. Mengetahui bahwa Lidya tidak bisa datang
. Ia kemudian mengeluarkan daging sapi yang sudah dimasak dan membiarkannya dingin. Setelah itu, ia menuangkan minyak ke dalam wajan dan menumis bawang pu
lezat yang terbuat dari iga sapi dan kastanye. Meskipun bahan-bahan di rumah terbatas, Silvia berhasil menyiapkan maka
encium bau minyak pada tubuhn
rik kembali ke rumah dan berbicar
n segalanya," ujar Erik dengan nada dingin, te
an berdua sudah menikah. Jangan bertindak terlalu jauh. Kalau tidak, kau akan menyesa
ahku? Ketika dia memaksa ayahku saat itu, apakah dia mempertimbangkan untuk meninggalkannya sebagai jalan keluar? Dia pikir dia telah menutupi jejak
Tiba-tiba, dia mendengar nama ayahnya dan berdiri di sana tercengang
uar dari kamar mandi. Ia merasakan seluru.
engejarnya untuk menagih utang?" Silvia bertanya dengan nada mendesak, tidak dapat mempercayai semua
u menutup telepon, jelas-jelas tidak
lega. Hari ini pasti aka
k menjentikkan abu rokok di tangannya
itu untuk membalas dendam pada ayahku?" Mata Silvia memerah
menerimanya. Melihatnya menjalani kehidupan yang bahagia dan sejahtera, aku merasa tidak enak.
. Jadi, itulah alasan mengapa dia tidak ingin Silvia punya anak. Silvia adalah putri
nya bagai seember air d
engira pertemuan mereka tiga tahun lalu adalah berkah dari tu
sakit di dadanya, nafas
ubungan ini," kata Silvia, jiwanya tera
Erik sambil berjalan menuju pintu masuk. Setelah mengganti sepatu dan bersiap untuk pergi, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan be
annya yang acak-acakan dan buru-buru berbalik ke meja makan, membuang makan malam yang disiapkan dengan hati-hati ke tempat sa
ar tidur kedua, menutup pintu,