ja tanpa henti, merancang busana, memilih bahan, dan menemui pelanggan yang datang dengan beragam cerita. Kehidupan baru ini memberinya rasa kontrol atas hidupnya
bisa ia abaikan begitu saja. Meski sikapnya tampak ramah dan profesional, ada ketajaman di matanya yang mengingatkannya pada seseorang da
hanya ada keheningan yang menyelimuti. Hatinya masih dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Kepergian Elvano, pers
Mengingat kembali semuanya, Zaireen merasa seperti ia baru saja terbangun dari mimpi buruk yang tak berujung. Apa yang haru
it gemetar, berharap bukan kabar dari Elvano yang selalu mencoba menghubunginya. Namun,
reen menjawab te
g perlu aku katakan. Aku ingin mengundangmu untuk makan malam, hanya sekadar berbicara lebih lanjut tentang apa yang bisa aku
Rayhan bukan tipe pria yang tampaknya akan mengundang seseorang tanpa alasan yang jelas, dan entah mengapa, hatinya mulai ter
tapi tidak ada salahnya untuk membuka diri pada kesempatan baru, kan? Tidak ada tekanan, Zaireen.
lah, aku akan datang. Tapi hanya jik
tu dengan senyum di suaranya. "T
alam pikirannya, ia tahu bahwa ia tidak bisa terus menghindari setiap orang yang datang ke dalam hidupnya. Zaireen telah cukup lama hidup dalam ba
njukkan kekuatan, bukan untuk menarik perhatian, tetapi untuk menunjukkan siapa dirinya-wanita yang kini lebih kuat dari sebelumnya. Ketika ia tiba di restoran yang telah ditent
reen, terima kasih sudah datang," katanya, m
sa sedikit canggung. "Terima
ik yang sangat dekat dengan hati Zaireen. Namun, ada juga momen-momen di mana percakapan mereka sedikit lebih personal. Rayhan menceritakan sedikit tentang masa lalu keluarganya
temu, tapi aku bisa melihat bahwa kamu orang yang kuat. Namun, aku juga melihat ada banyak luka yang masih kamu bawa. Aku ingin menawarkan sesua
ba-tiba muncul. "Bantu saya?" tanyanya dengan su
an seseorang untuk menunjukkan kita jalan keluar. Tidak harus jalan yang mudah, tetapi sebuah jalan yang membawa kita ke tempat yang lebih ba
pria ini, tetapi ada sesuatu yang membuatnya merasa aman, meskipun baru saja mengenalnya. Malam itu, Zaireen menyadari satu
u kebebasan yang sebenarnya-tidak hanya dari masa lalunya, tetapi juga