cokelat tua, rambut diikat rendah, dan mata yang tampak lebih hidup dari biasanya. Sudah hampir sebulan
ebih mudah. Tap
n di restoran mewah atau kafe miliknya. Tapi rumah tempat
men saat Aluna keluar. Seperti biasa, pri
da," ujar Dion pelan, me
g makan malam oleh seorang duda kaya seb
tu terdengar hangat. Bukan lagi sekadar basa-ba
i begitu memasuki dalamnya, aura hangat langsung menyambut Aluna. Tidak ada kemewahan
ntuk hanya dua orang," gum
dalam dua cangkir. "Tapi jadi teras
hangat sekaligus canggung. Ia m
rlangsung lama. Bel ru
t. "Aku tidak sedan
saat kemudian suara perempua
ita perl
am. Seperti peluru ya
dan parfum mahal yang menusuk hidung. Rambutnya tergerai rapi, riasan wajahnya
h Dion nyaris
ar. Clare? Itu..
lvano," lanjut Clare tanpa
hkanmu lagi," jawab D
erempuan itu dari ujung rambut hingga kaki. "Dan ka
itu me
on dari drama yang bukan miliknya. Tapi sebelum i
bicara seperti
. Kau dulu bahkan tidak pe
ggalkan anakmu demi pria lain," sah
danya. Ia tidak ingin jadi penyebab pertengkaran. Tapi kenyataanny
sepertimu. Mengincar pria kaya yang lemah karena luka. Kau pikir Dion butuhmu? T
. Dia tidak datang karena uangku. Dia datang karena dia punya h
dengan keras sebelum akhirnya
angan. Aluna berdiri terp
rdengar serak. "Aku tak tahu
ba meredam emosi yang berkecamuk
erisauan. "Kau tidak tahu berapa lama aku menunggu ses
ita yang rusak, Dion. Dan kamu... kamu
lembut. "Kamu bukan rusak, Aluna. Kamu adalah bukti bahwa
Aluna. Untuk pertama kal
ari atas tangga. Dan untuk pertama kalinya sej
u... rumah mereka perlah
n har
kin... akan menjadi peleng