o yang kini mulai lengang. Anisa sudah bersiap menutup, meski te
gah baya melangkah masuk dengan aroma minyak rambut dan pa
di tangan kirinya ada gelang batu akik yang memantulkan cahaya senja. Ia tersenyu
. Masih buka, ya?" suarany
aya bantu?" jawab Anisa rama
ya menelisik rak mainan, tapi sorot
n. Tapi, sejak tadi siang kok gak tenang ya. Rasanya ada ya
ak menanggapi. Tangannya tetap
besar, dan alhamdulillah proyek-proyek suda
ekilas, masih m
anan, Om. Silakan d
i tak berge
. Ya Allah... cantik, ayu, anggun,
aimana bisa kesepian?" ucap Anisa lan
tutup mata terus." Om Erdi mendekat sedikit, suaran
p hari sendirian di sini? Dipajang, tapi gak dijaga.
ng. Tangannya berhenti me
ng ingin dibeli, silahkan keluar karena aya mau tutup!" tegas Anisa, walau sejatin
putus urat malunya i
api cinta dari dalam dada saya-api yang gak akan padam, seperti sumber
enatapn
ahu cara memadamkan orang yang nyebelin, berm
tap Om Erdi deng
on jangan kembali kalau cum
oba mencairkan suasana dengan candaan yang makin basi, tapi A
uk, akhirnya si fl
, sampai jumpa, Mbak Ani
ertutup. Udara
ggelegak. Marah? Jijik? Terhina? Atau luka lam
k, lalu menarik napas panjang. Sisa aroma parfum Om Erdi ma
miring terbentuk di bibir. "Asal waktu ada Tante Maya,
a dan geng janda Ganjen-nya. Baru jadi pemborong aja udah ketinggian. Aku bukan
n sudah diambil Tante Maya tadi siang, sehingga dia tak perlu mampir dulu ke rumah Tante May
ramai dengan kendaraan pulang kerja. Sinar matahari mulai merambat ke
buah motor matic berhenti tak jauh darinya. Helm hit
lana seragam SMA, kali
a, tak banyak bicara. 'Untung saja Tante Maya, belum pernah melihatmu, Kal. Kalau
" tanya Haikal samb
angkot, tapi... ma
kan? Baren
gguk, dadanya terasa hangat. "Y
inggir jalan. Tak banyak kata yang terucap, hanya suara motor, suara kota, dan... suar
ecak tiba-tiba muncul dari g
spontan menarik rem. M
nya menempel dan buah dadanya menekan punggung sang pengendara.
masih dalam posisi yang sama. Anisa cepat-cepat mel
fleks," uca
wab Haikal, sama pelan
. Lebih kikuk. Tapi hati keduanya seperti dibaka
ap, walau tak ada hujan yang mengguyur. Anisa membuka pagar rumah dengan hati yang bera
ian sambil masuk kembali ke ruma
pas aku sedang nyari ojek," balas An
aru mateng," kata Pian sambil mengan
sa mengganti bajunya, mencuci tangan, lalu duduk di hadapan suaminya. Mereka makan berdua, se
nya, Anisa justru
melirik Pian, mencoba menebak apakah pria itu bisa meras
Pian sambil tersenyum, "Muka
pusing aja mungkin,
tiwa mimpi yang menghadirkan sosok yang tak seharusnya muncul Dan peras
istri yang sudah mengkhianati, meski tidak dalam tindakan. Tapi mimpi itu... rasanya begit
bersama. Sesekali Pian menggoda atau bercerita tentang sawah,
rnya mereka
ang wajah suaminya dalam senyap. Tak ada yang berubah darinya. Tetap lembut
ang. Bukan untuk membangunkan, tapi
au kalau pun bermimpi... semoga bukan mimpi yang
*
ATAN K
t syarat hingga tubuh panas dingin secara mendadak hingga tiba-tiba sesuat
asanya sederhana, lugas, tegas, penuh makna namun asik mengalir laksana Sungai Ciliwung yan
ita ini dalam daftar bacaan atau pustaka
*

GOOGLE PLAY