img Pemuas Birahi Setengah Baya  /  Bab 3 PBSB | 50.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 PBSB

Jumlah Kata:1629    |    Dirilis Pada: 15/06/2025

at makan siang, aku menerim

reng hari ini? Saya jemput di

ulang pengajian, tapi untuk bertemu di jam kerja seperti ini, rasanya tidak biasa. Apalagi kami b

n menuju sebuah rumah makan sederhana di dekat taman kota-tempat

t makanan datang dan aku baru saja meniup sendo

kiran soal malam

kat alis. "

ukar istri itu,

ut sambil tertawa miris. Kupikir itu cuma lelucon satu

o... kamu

ggung, wajahnya sepert

, ya... saya heran, kenapa istri saya begitu... aktif, sementara saya sudah lelah. Dan Bu Dewi, i

dan piring di meja-meja lain terdengar sayup. Panas dari semangkuk sot

u... hidup. Masing-masing rumah tangga punya iramanya. Kadang istri di depan, k

alu mengaduk soto

ini, tapi kadang merasa kalah. Bukan c

sebagai pria tangguh, agamis, humoris, dan stabil. Tapi hari ini, ia hanya tampak seperti lelaki

ngasih ruang buat kita jujur soal kelemahan. Kita ini manusia, Pak Hasto. Bukan

pelan, lalu te

dia kagumi Midah. Takut dia merasa saya sudah nggak bisa apa-apa,

nya. "Semua ada

amun serius. "Pak Arya, maaf... sudah bera

nya pertanyaan itu yang menggantung di udara, seperti asap dari semangk

a tetap tenang. "Tapi saya merasa baik-baik saja

bagai lelaki normal, aku masih menyimpan api yang belum padam. Tapi selama ini, aku menekannya dengan doa, kesibukan, dan rasa

pir seperti bisikan, matanya menerawang ke luar jendela. "Dia masih... muda. Dan... jujur saja, kad

al. Yang ada justru muncul suasana ganjil. Canggung, a

Apakah ini hanya curhat? Ataukah Hasto benar-benar sedang mempertimbangkan ide absurd

tapi ada sorot yang berbeda di matanya. Ia tam

rapi, tapi aku memang sering melihat sesuatu di balik sorot matanya-kerlingan yang kadang tera

m. Dan aku tahu, dia istri kedua Hasto. Istri pertama Hasto telah lama meninggal, dan Mi

mantan suaminya. Sementara anak-anak Hasto semua sudah dewasa, sehingga mereka saat ini hanya tingga

bantu aku jadi laki-laki yang cukup memenuhi kebutuhan batin bagi istriku," at

gerak. Aku bisa merasakan kebisuannya lebih k

encari pegangan di tengah ru

Kita bukan cuma punya tubuh. Kita punya tanggung jawab. Punya nama. Punya

guk kecil. Tapi ada se

. Tapi kadang, saya hanya ingi

gangguk

Hasto. Tapi tolong... jangan jadikan saya solu

dok menyentuh piring, dan napas kami yang bera

alam dada belum tentu reda. Dan tak semua tawa bisa menutup luka yang menunggu d

jam istirahat berakhir. Lorong masih lengang, hanya

satu pun yang menyambut dengan urgensi. Di luar kaca, langit mendung meng

terbuka sejak pagi. Tapi tatapanku kosong. Angka-angka itu tak berarti apa-apa sekar

menggali ruang sunyi y

iri sendiri. Murni rasa ingin tahu. T

apa pasangan

an judul bombastis: "Mengapa ber

olom anonim, tempat orang-orang memuntahkan keluh mereka dala

thread, ada

angsa dan menyelamatkan ranjang

ayar laptop, menutupnya seperti menutup dosa yang bahkan belum terjadi. Tapi aroma s

pintu dike

a terdengar lembut seperti biasa

gguk pelan

letakkannya di sisi meja yang kosong. "Ini dokumen untuk

sempat memeriksa detai

a atur. Tiket, hotel, juga mobil sewaan. Jadwal reuni di hari pert

. Mia memang efisien.

mbahan, kalau Bapak ingin lebih santa

kap nada halus dalam suaranya. Bukan basa-basi, hanya... sej

sih," jawa

u pamit keluar. Langkah

ng tak penting. Sebenarnya bukan pekerjaannya yang me

kembali tanpa permisi. Aku mendesah pelan. Mungkin Nia benar. Mungkin dua hari tambah

ah: menyamping, membelakangi tempatku, berselimut rapat hingga leher. Piyama panjang, kaos kaki lengkap. Seolah tubuhnya adalah wilayah kedaulatan yang

duduk di tepi ranjang, membuka jam tangan pelan-pelan, dan mem

membicarakan hal-hal yang mungkin tak pantas dibicarakan. Mungkin juga tak pernah bi

merebahkan diri d

asnya pelan,

ri yang hidup dengan pria yang s

mejamk

p hanya kelopak,

ti biasa, berjal

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY