i putih yang semerbak berpadu dengan wangi parfum mahal, menciptakan aura kemewahan yang tak tertandingi. Di tengah keramaian tamu-tamu terkemuka yang bersulang dan
ia yang tak terjamah. Di sisinya, Ardi Permana berdiri tegak, setelan tuksedo hitamnya membungkus tu
r dengan sendok emas di mulutnya, terbiasa dengan segala kemewahan dan kemudahan. Namun, di antara semua yang ia miliki, Cantika adalah permata paling berharga baginya. Ia memuja setiap inci dari Cantika, dari rambut hitam legamnya yang selalu tertata rapi, mata
n, di balik semua kilauan dan sorotan kamera, hanya Cantika dan Ardi yang tahu bahwa fondasi pernikahan mereka sedikit lebih kompleks dari sekadar kisah romantis biasa. Ya, ada cinta. Cinta yang tulus dari Ardi kepada Cantika, sebuah cinta yang begitu besar hingga mampu menutupi sisi-sisi lain yang mungkin tak terlihat oleh mata publik. Namun, bagi Cant
alam dan penuh kasih. Ia meraih tangan Cantika, mengusap punggung tangannya denga
jawabnya, nada suaranya selembut sutra. Ia menatap mata Ardi, mencoba memancarkan kebahagiaan yang sama. Ia tahu
nji itu, diucapkan di tengah riuhnya pesta dan sorak sorai tamu, terdengar begitu tulus dan meyakinkan. Cantika
ngi Cantika yang tengah berdiri di depan jendela, siluet tubuhnya terpahat indah diterpa cah
ndekat, memeluk Cantika dari belakang, dagunya
s, sebuah mantra yang sudah ia hafal di luar kepala. Ardi membalikkan tubuh Cantika, menangkup wajah Cantika dengan kedua tangannya, dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Ciuman itu dalam, me
udru gelap. Meskipun bergelimang harta, Reza lebih menyukai kesederhanaan dan ketenangan. Ia adalah seorang konglomerat ternama yang memimpin Dirgantara Holdings, sebuah perusahaan investasi multinasional yang namanya sudah dikenal di kancah internasional. Kekayaan dan kekuasaannya tak perlu diragukan lagi. Namun,
di kaki gunung, adalah kebalikan dari segala yang pernah Reza kenal. Ia tidak glamour, tidak ambisius dalam hal materi, dan tidak pernah memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidupnya y
h ketulusan. Di gubuk sederhana dengan aroma kayu bakar dan masakan rumahan yang lezat, Reza menemukan kedamaian yang tak pernah ia rasakan di tengah gemerlap kota. Ia terpesona oleh kecantikan alami Luna, tawa renyahnya, dan kepolosan hatinya. Luna tidak tahu siapa Rez
ngkapkan perasaannya dan juga jati dirinya. Awalnya Luna terkejut, sangat terkejut. Ia tidak menyangka pria yang ia cintai adalah seorang konglomerat besar. Ketakutan akan perbedaan d
cangkir. Ia merindukan senyum polos Luna, suara lembutnya, dan masakan-masakan sederhana Luna yang selalu berhas
ditemani secangkir teh herbal hangat. Cahaya lampu minyak yang redup menerangi halaman buku, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Luna mengenakan daster rumahan sederha
ota. Baginya, kebahagiaan adalah melihat orang tuanya sehat, kebun mereka subur, dan bisa menikmati ketenangan hidup di desa. Namun, kehadiran Reza mengubah segalanya. Reza membuka matanya pada dunia yang lebih luas, dunia ya
ai seorang musafir yang membutuhkan pertolongan. Ia merawat Reza dengan tulus, tanpa mengharapkan imbalan. Ia bahkan sempat mengkhawa
Namun, ia yakin cinta mereka akan mampu melewati semua rintangan. Ia memegang erat liontin kecil pemberian Reza yang selalu melingkar di le
nnya, aromanya menusuk indra penciumannya. Setelah pernikahan, hidupnya berubah drastis. Ia kini resmi menjadi Nyonya Ardi Permana, istri dari salah satu konglomerat paling berpengaruh. Semua kebutuhannya terpen
sa dibeli dengan uang. Ia merindukan masa-masa ketika ia harus bekerja keras, ketika ia harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu. Kini, semua sudah ada di d
a Ardi terasa begitu posesif, begitu mengikat. Seolah-olah Cantika adalah properti berharganya yang harus ia lindungi dan kendalikan. Ardi selalu ingin tahu di mana Canti
, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerj
, wajahnya terlihat tenang. Cantika berbaring di sampingnya, membelakanginya, memejamkan mata, mencoba mengusir pikiran-pikiran yang berkecamuk di benaknya. Ia harus bah
Luna. Suaranya lembut, penuh kehangatan. "Jadi, kau suda
sabar," jawab Luna, suaranya riang. "Ma
yang kau masak pasti enak, L
. "Mas Reza i
ukan masakanmu." Reza berhent
pipinya menghangat. "Aku juga
istirahatlah. Sampai j
a, Mas Reza,
berasal dari desa. Banyak orang mungkin akan menghakimi. Namun, Reza tidak peduli. Ia sudah menemukan wanita yang ia cintai, wanita yang mampu membuatnya merasa lengkap. Luna adalah permata tak ternilai b
nya bersama Luna. Sebuah masa depan yang mungkin tidak akan mudah, namun penuh dengan cinta dan kebahagiaan. Ia tahu ia harus mempersiap
namun pikirannya terus kembali pada Luna. Ia membayangkan bagaimana rasanya memiliki Luna di sisinya setiap malam, bangun di pagi hari dan melihat wajah cantiknya. Kehadiran Luna telah mengubah perspek
a. Ekspektasi dari keluarga Ardi, pandangan masyarakat, dan juga harapannya sendiri. Ia harus menjadi istri yang sempurna, menantu
n gaun-gaun mahal, tas-tas branded, dan perhiasan-perhiasan berkilauan. Semua ini adalah miliknya sekarang. Dulu, ia
ja keras di sebuah perusahaan kecil, tinggal di apartemen sederhana. Saat itu, hidupnya penuh dengan tantangan, namun juga
burung yang terkurung dalam sangkar emas, meskipun sangkar itu dihiasi dengan permata dan emas.
ang-bintang yang berkelip samar. Ia bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati memang bisa ditemukan dalam kemewaha
Sederhana, polos, dan apa adanya. Cantika pernah melihat foto Luna di ponsel Ardi. Gadis itu memiliki senyum yang tulus dan mata yang memancarkan
diri. Ia harus fokus pada kehidupannya sendiri, pada pernikahannya, dan pada kebahagiaannya. Ia harus belajar untuk men
agia, sangat bahagia. Ia akan membuat pernikahan ini berhasil, apa pun yang terjadi. Ia akan menjadi istri yang baik bagi Ardi, dan ia a
mimpi, mungkin ia bisa menemukan kebebasan yang ia rindukan, atau mungkin, ia bisa menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantuinya. Cantika berharap, d