img Kau Akan Mencariku, Saat Dia Menghilang  /  Bab 5 Pengakuan | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Pengakuan

Jumlah Kata:2130    |    Dirilis Pada: 20/06/2025

t Garden". Jantungnya berdebar kencang setiap kali memikirkan kemungkinan bahwa Reza adalah sahabat pena masa kecilnya, Reza yang dulu selalu memotivasinya untuk melukis

ya ingin terlihat seperti dirinya yang dulu, Putri yang sederhana. Ia merias wajahnya tipis, membiarkan kecant

gu di depan," ujar Bi Inah, asisten ru

ua pengawal lain. Cantika ingin datang sendiri, tanpa pengawasan. Ia ingin pertemuan ini menjadi miliknya sendiri,

enjulang, kendaraan berlalu lalang, dan orang-orang sibuk dengan urusan masing-masing. Kota ini adalah temp

in dengan konsep taman, dipenuhi tanaman hijau dan bunga-bunga berwarna-warni. Suasana yang tenan

g, tersembunyi di balik rimbunnya tanaman, sudah terisi. Seorang pria duduk membelakanginya,

?" sapa Cantika, suar

namun meneduhkan menatap Cantika. Sebuah senyum tipis teruk

ka, diisi oleh suara gemericik air dari kolam kecil di dekat mereka dan alunan musik in

ta akan bertemu lagi seperti ini," ujarnya, suarany

iap. "Kau... k

elukis, berbakat, dan dulu pernah memiliki sahabat pena bernama Reza." Ia ter

hkan. Pria di hadapannya adalah Reza, sahabat pena masa kecilnya, Reza yang dulu selalu menduku

mereka. "Aku tidak menyangka kau akan menjadi Nyonya Ardi Permana." Ada s

"Aku... aku tidak menyangka kau akan men

bagaimana kabarmu? Aku melihatmu di pesta kemarin, kau t

yak hal yang berubah." Ia menatap Reza, mencoba mencari kekuatan. "M

u melihatmu di pesta itu, Cantika. Ada sesuatu di matamu, sesuatu yang membuatku penasaran. Sebuah kesedihan

engingat mimpinya. "Aku... aku tidak tahu harus berkata apa," bisikny

melihat itu. Kau terjebak

Seolah Reza mampu membaca isi hatinya, melihat lukisan y

na rasanya terjebak. Tapi aku berjuang, dan aku berhasil kel

ri. "Aku... aku merasa seperti kehilangan diriku sendiri, Reza. Aku tidak lagi bisa melukis seperti du

mbiarkan Cantika mencurahkan isi hatinya. "Aku mengerti, Cantika. Aku tahu Ardi san

tanya. "Aku sudah memilih jalan ini. Aku memilih kemewahan, s

jati tidak bisa dibeli dengan uang, Cantika. Itu datang dari dalam diri k

ya yang terjebak dalam kemewahan. Ada rasa cemburu yang menusuk hatinya, namun ia berusaha menepisnya. "Kau benar, Reza. Aku... aku iri

nji untuk selalu mendukung impian masing-masing. Aku tahu kau masih mem

gaimana, Reza? Aku tidak bisa melakukan apa pun tan

ukis secara diam-diam, atau kau bisa mencari teman-teman yang

satu-satunya orang yang bisa memahami perasaannya

kan tangan, menyentuh tangan Cantika di atas meja. Sentuhan itu lembut, menenangkan, dan Cantika merasakan aliran listrik menjalar di t

batkan perasaannya lebih jauh dari ini. "Aku... aku tidak tahu harus berkata apa, Reza.

"Aku hanya ingin melihatmu bahagia. Aku akan memberimu

ang diberikan oleh instrukturnya. Tangannya lihai membentuk tanah liat menjadi berbagai benda, mulai dari vas bunga,

pa peralatan baru untuk melukis. Dulu, ia sering melukis pemandangan desa, hewan, dan wajah-wajah orang di seki

ja menabrak seorang wanita. Beberapa botol cat dan ku

bergegas membungkuk untuk membantu men

. "Tidak apa-apa. Salahku

ngat cantik, dengan rambut hitam panjang dan mata almond yang indah.

jar Luna, menyerahkan botol

itu tersenyum lagi. "Ter

arik dari wanita itu, sebuah aura kesedihan yang samar na

aya Cantika. Senang bert

konglomerat yang sering disebut-sebut Reza. Mungkinkah ini Cantika Putri, istri

a Putri?" tanya

erkejut. "Ya. Bag

da." Ia merasa canggung. Ia tidak tahu mengapa Reza sering bercerita tentang wanita ini, t

? Apa yang ia ceritakan? "Oh, begitu," ujarnya, berusaha ber

"Mas Reza sangat menghor

dirinya pada Luna, namun ia tidak tahu apa yang sebenarnya Reza rasakan. I

anya Luna, melihat beberapa per

karang tidak terlalu sering."

penasaran. "Menurut Mas R

atnya, masih mempercayai kemampuannya. "Dunia bisnis tidak memberiku banyak waktu untuk melukis," jawab Cantika, berbohong

pala. "Saya juga suka melukis. Dulu di

an di mata Luna, kebahagiaan yang tidak bisa ia temukan di matanya sendiri. Luna memi

, berusaha mengakhiri percakapan yang terasa

ka," Luna mengangguk.

antika yang menjauh, pikiran-pikiran berkecamuk di benaknya. Mengapa Reza sering membicarakan wanita itu? Mengapa ada aura kesedih

namun juga merasa cemas akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Reza adalah sahabat masa kecilnya, pria yang dulu ia sukai, pria yang

sangkar emas. Lukisan itu kini terasa lebih nyata. Ia adalah

ada kabar baik!" serunya, masuk ke kamar tidur. "Proyek kita di luar neger

terlihat bahagia. "Itu ka

i semua berkat dukunganmu, Say

jian Ardi, tidak setelah apa yang ia rasakan hari ini.

mbangun kerajaan yang lebih besar untuk mereka berdua. Cantika mendengarkan dengan seksama, sesekali melontarkan pertanyaan untuk menunjukkan ketertarikannya

n dan juga belenggu. Ia telah membuat pilihan, dan ia harus menjalaninya. Namun, bisakah ia benar-benar bahagia da

yang mungkin bisa ia temukan di luar sangkar emas ini, mungkin, dengan bantuan Reza. Namun, pilihan itu, pilihan yang sangat sulit, terasa begitu berat untuk diambil. Ia takut. Takut kehilangan segalanya,

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY