baring di tempat tidur, napas
bisnis dan pulang ke rumah dalam suasana hati yang luar biasa ceria. Dia sangat berse
, semua kondom sud
an mata merah Segala sesuatu di antara mereka b
nya tanpa menahan diri, tetapi Rose se
di puncak hidupnya-sukses dalam bisnis d
eka, dia selalu berhati-hati dal
tetapi selama enam bulan terakhir, ada sesuatu yang berubah. Dia
a tahu persis apa yang harus dilakukan di ranjang. Dan sesekali, dia m
rhadap Yosan telah berubah. Dari ketidakpedulian
dia telah jatu
jang. Ketika mereka tidak melakukan hal yang intim, pria
dengan suara datar, menyadarkannya dari lamuna
dengan singkat, mer
ni, tetapi karena dia telah meminum alkohol, bahkan jika
Yosan masih men
iamanya dan berjal
ampai sosok tinggi pria itu bena
g ponsel tiba-tiba memecah
san dan melihatnya. Nama
tutur katanya lembut dan anggun dalam gerak-geriknya. Jang
tahun lalu hanya untuk bekerja di dekat Yosan. Di depan umum, mereka berdua
terulur dan merampas p
di telepon, suaranya penuh k
ada beberapa tusukan
nya membicarakan hal-hal yang penting saja, nada bicaran
u ada di Zero Club ...." Yosan tidak menjauh darinya saat dia menjawab pang
i dekat Zero Club untuk pergi dan membantumu terlebih dahulu. Temukan tempat yang aman dan kunci pintu
ah. Dia bahkan tidak repot-repot memakinggiran utara bersama kru TV-nya, mobil van yang mereka tumpangi ke
pun yang meninggal, te
ah parah. Panik dan kesaki
angisnya, dia berkata dengan dingin, "Kalau kamu masih bisa menelepon, berarti ke
menghampiri Rina saat dia masih mabuk, tanpa ragu-
a-kata menghibur di telepon dengan lembut. Rose tidak bisa mendengar apa yang dikata
i, Rose menggigit bibir dan berkata, "Kamu terlalu b
ir padaku, hmm?" tanya Yosan sambil me
dan dia berkata dengan te
palsu itu," ucap Yosan sambil melepa
mendorongnya ke samping, membuatn
gu, dia berjalan me
r besar itu, yang terasa kosong. Sa
hingga seakan-akan memelintir organ di dalam tubuhnya. Sakitn
memerah karena dia berusaha keras me
sama untuk waktu yang lama, sampai kakinya mati rasa.
ur, jadi dia meringkuk di sofa, meme
nselnya berdering
-lah yang meneleponnya, dia segera bangkit dan bergegas dari ruang t
esar di Zero Club demi Rina! Dia memecahkan botol bir di atas
anto, sedang menelepon,
as, tetapi mencoba berpura-pu
ya Yosan terhadap Rina, dia tidak akan terke
ling elit di Kota Jingga. Tempat itu merupakan tempat di mana
Salah satu saksi mengatakan ada bekas ciuman di dadanya dan celana dalamnya telah diturunkan. Syukurl
ri, pikirannya melayang ke tempat lain.
h rasa kantuknya, membuatnya menggenggam ponse
dia tidak marah
elama panggilan itu, berpegang teguh pad
gulir ponselnya, tetapi berita tentang perkelahi
gairah, seorang pria yang bersedia mempertaruhkan nyawanya demi wanita yang di
ia jadinya. Dia tidak tahan lagi, jadi dia m
an, dia merasakan pikira
ka ke publik. Sebaliknya, dia menjalin hubungan asmara dengan beberapa wanita di klub terseb
tanyakan pernikahannya dengan Yosan, pernik
nya. Dia melihat ponselnya sekilas, wak
kembali ke kamar tidur mereka. D
l napas dalam-dalam sebelum berjalan m
ada Ja
ini memutar gagang pintu
osan tajam, ekspresinya langsung menjadi
ngumpulkan seluruh keberaniannya un