img SUAMIKU SEORANG PENDUSTA.  /  Bab 4 Vonis dokter. | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Vonis dokter.

Jumlah Kata:1307    |    Dirilis Pada: 25/06/2025

ah tak percaya dengan tulisan yang

"Ya Nyonya, masih stadium dua

aga sama sekali saat dokter Frans mengatakan ka

tenaga, aku merasa Allah t

hatikan anakku. Aku terlalu mementingkan diriku sendiri," batinku denga

aja yang sakit, Dok

lebih besar potensinya untuk membaik, meski belum tentu sembuh sempurna." Dokter mene

er membuatku se

*

ap di rumah sakit. Namun yang membu

h dan capek untuk menghubungi lagi Mas Bram. Den

aru mengabari kalau acara perusahaan di Singapura sudah selesa

telpon. Entah dia terasa atau tidak yang pa

kan istri barunya dibanding

ulang. Sebab pekerjaan belum bisa aku selesaikan dalam waktu sing

eni sahabatku sendiri. Aku menjaga kondisi Jenar yang baru keluar dari ru

kau diam

ampar mulut suamiku yang bermuka dua. Namun semua itu tak

r. Dokter menyarankan tiga hari sekali J

urangi aktivitas luar, Sayang! Dan bagaimana kalau semua perusa

endongakkan kepalaku m

Sebodoh itu aku menyerahka

usahaanku dan aku serahkan pada Mas Bram. Mengingat pernikahanku sudah dua b

n hal itu Mas! Aku masih

padaku? Apa susahnya sih? Kamu tinggal panggil pak Edward pengacara kita, suru

enyum dan mengge

rabaya balik lagi ke Jakarta." Aku beralas

kau fokus pada anak kita? Kan ada ba

emang semudah itu aku menyerahkan perusahaan ku, yang akhirny

dengan berdiri melangkah meninggalkan Mas Bram da

ra Mas Bram dengan

ok pak Edward dipang

olah aku tak mendeng

*

r di kamar Jenar walau kea

ram dan Neni terus berada dalam pikiranku. Rasa ji

nya agar aku bisa menangkap basah

tentu seribu alasan keluar dari mulut Mas Bram. Da

uncul Mas Bram dengan memakai bo

ejamkan mataku p

endekatiku dan mengusap

i kamar kita saja?" bisik Mas Bram

ka aku pandang suamiku dalam remang

kesal, cembu

ah baikan? Malah besok Jenar sudah masuk

embari mengusap-usap mataku s

menatap jam yang ada di s

ilan malam. Sebenarnya masih ter

kankah hampir satu minggu lebih, kita t

ajah Mas Bram. Tiba-tiba terlintas ba

in jelas bayangan itu mengganggu pikirank

ira

enghadap Jenar dengan tangan meme

al merah Mas."

mu sudah menstruasi?" ucap

" kutinggikan nada bicaraku, agar Mas B

h berdiri dan meninggalkan aku tanpa mengatakan sepatah kata. Dan terde

i mengotak atik kesalahanku apa? Sampai Mas B

erusahaan ku di Jakarta dan di Surabaya aku serahkan Mas Bram

cantik? Tapi, dibanding Neni yang postur tubuhnya

itu. Dari segi wajah dan kulit juga masih menang aku. Perbandingan

ahaan sebab menikah denganku. Dan aku juga tak begitu pelit dengan orang tuanya maupun adik-adiknya d

yang Mama ku sendiri. Yang tak me

nganku. Ia sudah menyakitiku, m

ar Jenar sekolah dan ke kantor sebentar. Aku berniat

*

Mas Bram. Aku datang ke rumah Silvi yang rumahnya dari kantorku berjarak dua belas

iap aku datang ke rumah saudara Mas B

s Bram?" tanya Silvi sesam

am sibuk. Dan lagian Mas Bra

kaget, menden

ku kok gak dikabari, sepertinya Ibu kemar

tubuhku ke s

juga mend

ke Singapura. Yang ingin aku bicarakan tentang pernikahan Mas B

g ke sini?" pancingku dengan m

sam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY