tampak ragu, lama ia menjawab. Namun aku me
sendiri sebelum suaminya yang dahulu men
t nama Tuan Smith. Dengan cepat
aku agak bingung.
ami Neni. Ia seorang pengusaha muda yang kaya raya. Duda tanpa anak, ia men
saat Bu Darma bi
anjat kaget. Apalagi Bu D
s Smith. Berkebangsaan Swiss. Mamaku bernama Citra Lestari orang Jog
ha properti serta mempunyai pabrik tekstil yang terken
yang harus menggantikan mengelola usaha Papaku. U
sebagai tangan kanan papaku waktu itu berusaha membantuku dengan mendor
u, aku jatuh cinta sama Mas
Mas Bram yang mana sebenarny
a merestui pernikahanku hingga dikaruniai ana
rnikahan Jeng Neni tidak datang. Pern
engan menggele
alah sama keluarga Bu," aku m
i yang bernama Smith itu Mas Bram,
i Neni seb
ping-keping. Mas Bram mengaku kalau diriny
engan informasinya. Dan aku meminta Bu Darma kalau ada informasi
. Bu Darma mengangguk pelan. D
ku. Pikiranku semakin tak karu-karuan. Seju
al punya hutang Mas Bram? Kenapa
upacu mobilku menuju rumah Ma
maaf pada Mamaku ternyata benar apa
akarta. Belum berangkat ke Jogjaka
dengan Mamaku. Mamaku
enjadi pilihan terbaik kamu. Salahkan dirimu sendiri, seb
ku. Memang aku merasa bersalah. Tapi tak
rnya." Pintaku memohon dengan duduk seperti pesaki
? Kenapa semua aset kau limpahkan pada
erdetak. "Siapa yang melimpahkan pad
ku memandan
alah dia bawa pengac
Mama percaya den
pa berkata sepatah kata. Hingga aku mengul
ggelengkan
ngan itu. Sebab semua aset itu
hun melahirkan aku. Aku memeluk pipi keriputnya yang sudah ter
uh curiga dengan Mas Bram tentang aset perusahaanku. Ia juga terus menanyak
gelengka
i untuk kepemilikan belum
merasa lega mend
," suara m
s kecilku yang tergel
pasti mencariku, hampir seha
ngantarku sampai di
e sini. Aku kangen ingin
uk dan melambaikan t
*
ore. Berati hampir satu hari aku
embuka pintu kamar, aku kaget melihat Jenar t
panggilku d
Jenar yang berbaring lemah
a ..
ening Jenar. Aku merasakan
a, tadi sudah saya cek suhuny
arah Nur yang masih be
menghubungi aku B
li saya menghubungi Nyonya tap
uk mengisi. Padahal sejak pulang dari arisan aku berniat untuk mengisi
menghubungi
iangkat, Tuan kecil juga sudah
ponselku dengan mengulurkan ponsel ke a
n, Sayang?" ucapku me
engan mengerjap- n
ruh Arman sopirku untuk siap-siap mengantarku ke r
ubungi dokter pribad
sakit segera aku
ah sakit." ucapku dalam ponsel singkat. Sete
n secepatnya pu
am ponsel. Hingga Mas Bram berkali-kali mengh
apalagi bayangan demi bayangan terlintas di pelupuk mataku bagaima
aku. "Aku nggak apa-apa Mama, besok Jenar pasti sudah
n mengusap air mataku yang t
at sembuh," lirih ku denga
kemana
Singapura, Sayang. Tunggu besok pa
a dan seorang perawat
anggilan dari
engan
, Jenar sama Bib
an mengikuti langkah suster keluar kama
gaku yang sudah bertahun tahun mer
hubungi saya sebelumnya k
mungkin s
pku tak seperti biasanya. Seperti ada
an berhadapan dengan hakim yang akan
saya, Dokter?" Saya bertanya
ang. Dia mengambil sebuah kerta
ebar saya mengambil ke
metar saat membaca tulisan y
sam