ang akan dipakai dalam hidup? Bukankan h
datang untuk memberikan ucapan selamat untuk pernikahan Alma dan Aksa. Namun, ada kata-k
Aksa sudah melamar Arini. Hanya saja memang cincin yang dipesan laki-laki yang sekarang menjadi suami kamu itu belum di
sahnya bersama sang kakak. Ah, ya, mungkin pernikahan mereka adalah kesalaha
mendesak Alma agar bercerita dengan jujur. "Saya tidak mau ada k
g notabene adalah salah satu orang terpandang. Apa yang harus d
jebak Aksa. Jebakan apa yang dimaksud?" ta
rtuanya. "Saya mencintai Mas Aksa. Selain itu, kami sudah sama-sama PNS. Saya bisa
gka! Dengan kata lain, apa yang dikatakan Santi itu bena
hubungannya digantung oleh Mbak Arini." Penjelasan Alma sedikit masuk akal. "Saya hanya ingin
aruh baya itu memang mewajibkan anak-anaknya mendapatkan jodoh yang setara--PNS. Ada
akan. Jangan ingkar. Aksa harus segera naik pan
ngan menaikkan pangkat sang suami. Ada banyak syarat yang harus dipenuhi jika ingin naik pa
saat ini. Ia tidak mendapatkan kenaikan pangkat karena emosi yang tidak
as?" tanya Alma saat melih
a dengan ketus dan
melihat sang suami. "Tapi motor kamu nggak ad
malah sibuk wawancara!" Saka melempar kasar tas
ak seperti itu ketika pertama datang ke rumah ini. Bersama Arini, Aks
s aja! Nggak sopan!" Alma
an!" Aksa langsung m
akan saat melihat meja makan. Ada banyak makanan, tetapi rasa laparnya
profil Arini sudah tidak ada lagi. Aksa sadar, wanita yang kini menjadi kakak iparnya itu mem
napa? Masih cinta?" tanya Alma yang tidak sengaj
ya itu. Alma tampak melipat tangan dan menatap tajam ke arah
tanya Aksa tanpa waj
!" Alma tidak bisa menahan amarah kali ini. "Status kalian sudah berbeda. Mbak Arini kakak i
i yang salah," jawab Aksa tanpa peduli e
ak kamu yang minta sama aku agar kamu bisa naik pangkat! Coba kalo kamu nika
enertawakan diri sendiri. Namun, tawa itu sangat menyi
ikin kamu naik pangkat, Mas. Bandingkan dengan Mbak
ng lebih baik dari Arini. Wanita tulus itu sangat baik di mata Aksa meski t
Kamu nggak akan bisa. Aku kena sanksi penundaan
di kepala Alma saat ini. Bagi seorang ASN, sanksi itu sangat mengerikan.
tu, nggak akan bisa. Kamu tahu, 'kan?" Aksa menatap ke arah Alma. "Pa
ekspresi sang suami. "Kamu kaya
mpai babak belur. Biar dia nggak seenaknya saja. Arini tidak boleh didekati oleh