knalpot, dan membenarkan langkahku selanjutnya. Ini bukan h
anya terdengar di telepo
ku. "Aku sudah mem
ngan dalam suaranya. Aku memang belum
ntu. Aku akan membawa kesepakatan Nusantara k
nya ketika dia berbicara. "Aku mendengarkan. Aku be
penuh. Dan aku ingin jabatan yang mencerminkan
ik pun. Kecepatan persetujuannya ha
ni akan menjadi pertarungan. Baskara tidak akan me
dalam suaranya. "Aku yang akan menangani Baskara.
kataku cepat, mungkin terlalu cepat. "Ini
a dia berbicara lagi, suarany
ah, Ki
erhana, tapi terasa se
an," kataku, suara
awal dalam satu jam," katanya, kembali ke mod
napas dalam-dalam. Satu masalah terpe
epada sopir. Apartemen yang kutinggali bersam
hukum. Hanya sepuluh tahun kehidupan bersam
selembar kertas mana pun. Kehidupan kecil yang rapu
hanya untukku
uhi hantu-hantu masa depan yang tidak akan pernah terjadi.
. Pakaian, buku, laptopku. Aku meninggal
membuatnya tahun lalu, tempat untuk menyimpan kenang-kenangan perjalanan kami. Sobeka
ah dan patah hati, ingin meninggalkan
bagian yang dingin dan penuh p
nya dengan kuku dan
an kami ada ponsel keduanya. Pons
a menyala dengan aliran notifikasi
ilnya, tanga. Puluhan. Ratusan. Sejak
kamu malam ini. Pakai kem
n banget di rapat tadi. Kapan s
etelah deal Nusantara. Aku janji.
ku nggak mau berbagi kamu atau
natan yang baru. Mereka telah merencanakan ini selama ber
puku. Ini adalah penyakit jiwa yang terasa fisik. Aku terhuyung-huyung
ucat dan berlinang air mata di cermin. Wan
l itu, dan dengan tangan yang mantap, mulai menerusk
ng keras dan ta