tapi untuk berkemas. Aku masuk ke kantor yang ramping dan minimalis yang telah
buka. Itu Bara, tampak kecokelatan dan beristirahat. Di belakangnya, memegang tali, adala
seakan
seolah-olah dia baru saja kembali dari perjalanan bisnis b
ing itu, dan kembali padany
. Dia menarik tali itu sedikit. Brutus terengah-engah, lidahnya menjulur keluar. Dia hanyal
bersalah atas apa yang terjadi. Kami data
pnya dengan mata memuja. "Dia sangat manis, merawat Brutus yang malang. Selu
wan yang telah merobek daging ibuku. Da
ungguh-sungguh. "Tapi kami hanya bisa melakukannya j
af dengan sya
Suaraku mantap, tanpa emosi. "Ap
tu menggantu
enegang. "Apa
dialah yang menggigit. Atau kamu lupa bagian itu? Mungkin d
m. "Kamu ini konyol sekal
"Dan ibuku hanya
ya tajam. Topeng penyesalannya telah
ah banyak menderita. Dia di sini, mencoba menjadi orang yang
familier menghantam dadaku. Dia m
n berbeda? Mengapa sedetik pun aku
ara. "Aku hanya ingin bilang aku minta maaf," rengek
ku tajam di atas kepala Helena. "Dia hanya seda
amu berutang permintaan maaf pada Helena.
ngerikan, hingga aku hampir tertawa. Meminta maaf? Pada
k," k
pi memiliki kekuat
kat
ilang
ma kalinya dalam seluruh hubungan kami. Kedengarannya seperti sebua
Biar kutanya sesuatu, Bara. Saat mereka memasukkan ibuku
hnya memucat. Dia t
ambil kotak barang-barangku
ke mana?"
elewati meja sekretarisnya, aku melet
pada wanita yang tampak ter
tujuannya untuk berhenti. Aku punya wewenang itu. Itu ada
mah itu, ruang yang pernah menjadi milik kami dan sekarang
tanpa henti. Banji
, kamu d
ini. Kita bisa
mang bodoh. T
encint
atu, dan tidak merasakan apa-apa selain
atikan