Baskara adala
enariknya ke arah pintu daru
lakang padaku. Dia hanya berla
Sebagian dari diriku, bagian kecil yang bodoh, in
Sebuah permainan kekuasaan. Dia menunjukkan padaku, dan
ah gaga
ku dari belakang, dan aku tersandung, kakiku terjerat di bawah
ki, dan punggungku. Rasa sakitnya tajam dan menyilaukan. Sebuah sepatu
s. Udara seakan dihanc
ku. Pikiran sadar terakhirku adalah
lagi. Bau antiseptik yang k
ela yang terbuka. Asapnya meliuk ke langit
ng rusukku yang pa
, gerakannya tersentak-sentak
alah dan cemas. "Maafkan aku. Kukira kamu tepat di belakangku
lalu ada alasan menga
kataku, suarak
ingung. "Kamu...
icara denganku. Dia sedang berbicara pada dirinya sendiri, mencoba meyak
na aku tidak melawann
menyapuku. Rasa s
kataku, kata-kata itu ada
. Begitu kamu sembuh, kita
rjam-jam, kehadiran yang diam dan merenung. P
gi," katanya,
ya meng
meresap ke dalam tulang
an ponsel sekali pakai yang dib
uanmu. Cari tahu di ma
. Dia tampak... hancur. Pakaian
elemparkan sebuah tablet ke tempa
ajahnya berlinang air mata. Judulnya berbunyi: "SEL
menyiksa Valerie yang rapuh dan tidak bersalah. Artikel itu merinci "riwayat kekerasanku,"
wajahnya berkerut karena marah. "Membo
ataku, sua
nya mencengkeram bagian depan gaun rumah sakitk
hidupnya!" teriaknya, ludahnya mengenai waja
bu keluar, meninggalkanku gemetar, bukan karena ta
sukku adalah denyutan yang tumpul dan konstan. Aku memikirkan janji
ya apakah dia ba