ander Harris, mengantarku ke sekolah, tetapi kam
ji kedewasaannya yang l
g, membawa tas desainer palsu,
mawan tua kaya yang menemanimu kemarin seharusnya menyewakanmu tempat
riak keras, "Kamu nggak mungkin serius!" Apakah masih ada orang yang suka menggali ema
saya tertawa
yang kaya?
anya anak dari
.
iah, Xander menemani
n orang tuaku, dan sudah waktunya ba
ami, dan ayah saya bahkan secara khusus menyetujui sebuah Maybach untuk saya
teman-teman sekamarku, khawatir kalau-kalau ada yang berganti p
ntu asrama terbuka lebar,
mbuatku nyaman, sebuah suara kasar terdengar dari amba
eorang wanita berdiri den
adi saya menghampiri dan meminta maaf, "Maaf, saya
akhirnya tatapannya tertuju pada tasku. "Untung saja kamu tidak melempar tasmu ke sana. "Saya pem
ainer t
utik, diantar langsung oleh pramunia
an persona yang kaya?" Katanya sambil memamerkan tasny
lar padaku." Dengan itu, dia mengayunkan tasnya ke bahunya
k tetap tenang dan meng
a tidak ta
lengan bajuku dan menjambak rambutnya
hidup rukun dengan orang lain, karena ini adalah ujian p
canggung menanggapi sanjungan wanita itu. "Halo Pak. Apakah kamu ke sini
ainnya yang dimanja. Saya datang sendiri. Tuan, pakaian Anda jauh lebih bagus dar
angan Xander, dan sambil menariknya, ia sengaj
cang khusus, mengingat kembali penghinaan Erika yang ta
kanku. Dia mundur beberapa langkah secara refleks, seperti orang