ar jeritan yang menyakitkan. Bagaimana bisa dia bertemu deng
rtimpa kesialan yang t
ak pernah memperdulikan, sekarang dia malah
ang terus menyeretnya dan menuruti tuann
atkan tas Hana yang di
ertuju pada tas yang dibuka oleh orang itu. Dia tidak punya nyali saat la
lancang dan berani sekali menabrakk
ang gadis itu dan menekann
a? Apa kau mata-mata yang d
-benar tidak mengerti dengan sem
an menunjukkan wajah polosmu yang seperti ini hanya untuk menggodaku. Cih. Hebat sekali Zian family itu. Berani
n pembelaan jika mulutnya dib
ng untuk meyakinkan lelaki it
Dia memang benar-benar tidak sengaja menabrak karena sedan
pikir aku akan takut dan terje
ku penasaran, bagaimana rasanya wanita polos seperti dirimu jika sedang di ranjang
asuklah laki-laki yang bernama R
i wanita kiriman dari Zian. Dia pikir, aku ak
wanita polos seperti ini," celetuk lelaki yang terus memind
ucapannya tadi. Dia
ki kejam itu, Hana tahu, d
enggodaku. Aku penasaran dengan teriakannya nanti. Aku yakin, dia
ebat. Dia tidak tahu bagaimana bisa m
olong aku, Mas, kamu ada
ak dan terus mena
anya sebuah mimpi. Bukan seperti
kemana mobil i
ia bepergian tanpa izin d
dan menghubungi Bima jika sampai malam
terbiasa se
ini, Hana masih menganggap
itu menatapku tak berkedip. Memang apa kesalahanku? Nggak, nggak, kamu m
rus menyalahkan diri. Otaknya berputar me
turun lebih dulu. Hana menolak keluar. Dia tidak yak
hku yang menyeret lagi," suara bar
depan pintu men
tetap
tidak ingin menuruti perintah laki-laki itu. Kal
gi saat tangannya ditarik denga
dak memerintahk
aat tubuh gadis itu di ambang pintu, laki laki itu menar
riman dari keluarga Zian dahulu," laki-laki itu sempat menghentikan langk
hnya terus berontak, tapi
?" tawar Radon, dia yakin tuannya pasti akan meminta hal yang ane
, aku akan membawanya ke kamarku, bukan kamar yang
tu adalah hal langka y
a para gadis yang hanya menghangat
bau busuk penghianat tadi," Radon hampir lupa kalau tuannya juga
ada tidak jauh dari Anda," Radon berbicara, tapi dia tidak mungkin benar-
erbalik kembali dan memba
at Hana menjerit dalam bungkam. Tangannya saja masih s
it banget," Hana ingin sekali melepask
ntar tubuhku. Sebaiknya kau patuh agar aku tidak terla
pa dengan mulutnya yang masih
a menyiratkan dan
. Harusnya aku yang marah. Kau sudah bodoh dan mau saj
ni, tapi entah kenapa saat melihat sorot mata Han
ya wajahmu saja yang polos, keluarga Zian itu memang benar-benar bisa menca
sar itu berdiri dan m
akut," Hana hanya bisa menangis kembali dalam beka