hidup dalam pernikahan terpaksa, tiga tahun menjadi pengganti, kini mencapai titik krisis. Nadira telah kembali, Rafael mulai goyah, dan Arina menyadari sat
hitam panjang dengan potongan elegan, rambut tersanggul rapi, dan tatapan yang tajam. Ia tidak datang untuk Rafael atau Nadira,
mengembang, tapi matanya penuh perhitungan. Nadira berjalan
memulai, suara lembut tapi menusuk. "
berbeda sekarang. Kau sendiri yang
elihatmu kuat... tapi jangan lupa,
ra yang selalu bisa membuatnya tersenyum. Selama tiga tahun, ia menganggap Arina hanya pengganti sementara, ta
mencari perhatian Rafael, ia hanya menunjukkan kekuatannya. Ini stra
. Ia mendekati Rafael di sisi lain ruangan. "Rafael," bisiknya, su
, tapi dengan cara yang berbeda. Nadira membawa nostalgia, cinta yang tertunda, kenangan yang belum s
r menanyakan tentang proyek sosial Arina. Nadira tersenyum manis, menatap Arina, lalu berkata, "P
nya jelas: "Cinta yang sejati tidak dipaksa, dan hidupk
engan ketenangan dan tegas. Dalam sekejap, ketegangan menyelimuti ruangan. Beberapa tamu yang meny
baru. Ia sadar bahwa Nadira tidak akan berhenti sampai Rafael sepenuhnya diambil kembali. Nadira mulai menunjukkan sisi a
-langkah: memperkuat jaringan sosialnya, memperlihatkan diri di depan publik sebagai wanita mandiri yang tidak tergan
r. Ia mulai menyadari, selama ini ia salah menilai Arina. Ia mengira Arina lemah, pasif, mudah digantikan. Tapi kini, A
el, menanyakan keseharian Arina, bahkan hadir di proyek sosial Arina dengan alasan "mendukung Rafael".
frontasi, tapi untuk menunjukkan dominasi baru. Ruang tamu yang dulu terasa dingin kini tampak hanga
tenang tapi tegas. "Tentang kita bertiga, dan t
an kekhawatiran. Ia tidak menyangka Arina akan berani mengundang mereka k
ni meningkat, dan ia tidak membutuhkan Rafael atau Nadira untuk membuktikan dirinya.
oba memprovokasi Arina dengan menyebut masa lalu: "Rafael
u itu? Tapi aku tidak lagi hidup dalam bayangan masa lalu
a cintai sejak lama, tapi Arina adalah wanita yang mengajarinya arti keteguhan
mnya. Ia sadar bahwa pertarungan ini belum selesai, tapi untuk pertama kalinya, ia merasa memiliki kendali. Rafael mungkin ra
lam. "Aku tidak lagi menunggu. Aku si
adari bahwa lawannya kali ini berbeda. Arina bukan lagi wanita
ang bisa diabaikan. Pertarungan hati, strategi, dan ego kini memasuki
i-seorang wanita yang tidak lagi pasif, tidak lagi menunggu keputusan orang lain. Ia memandang cermin di kamar, menyentuh wajahn
uara di ujung sana terdengar ragu.
entar, kemudian mengang
uaranya bergetar, menyiratkan keti
ap dan percaya diri, tapi kini matanya menatap Arina seolah mencari jawaban-jawaban yang bahkan ia sendiri
ulai, suaranya pelan.
tentang apa, Rafael? Tentang ak
. Aku mencintai Nadira, tapi... melihatmu sekarang, aku menyadari ada hal-hal yang tidak pernah kulihat sebelumn
afael... dengarkan aku. Aku bukan wanita yang menunggu cintamu untuk membuat
ku di sini. Kita punya sejarah. Arina hanya pengganti.
mungkin masa lalunya, Nadira, tapi aku masa depann
g tak pernah ia bayangkan: Nadira membawa cinta lama dan nostalgia, sementara Ari
eni, mengatur pertemuan di mana ia bisa menampilkan kekuatan dan independensinya. Setiap langkahnya cermat, sepert
proyek sosialnya. Nadira hadir juga, mencoba menarik perhatian Rafael di sisi lain ruangan. Tapi setiap kali Rafael melihat Arina,
adira untuk makan malam-ini kali kedua, tapi kali ini dengan
rina tegas. "Aku ingin semuanya jelas. Tidak ad
coba menenangkan situasi. "Aku setuju... tapi Ari
Arina. "Aku ingin kau jujur, Rafael. Kau di si
elum siap. Setiap kali memikirkan Nadira, ia teringat masa lalu; setiap
ra menatap Arina dengan mata penuh perhitungan. Ia tidak
i Arina, mengirim pesan kepada Rafael yang sengaja terlihat Arina, dan mulai menyinggung masa lalu mereka di hadapan publik
menempatkan diri sebagai wanita mandiri yang tidak tergantung pada Rafael atau Nadira. Ia menanggapi provokasi Nadira de
ke rumah Arina, larut malam. Ia tidak mengundang, ha
u... aku tidak tahu harus bagaiman
enunggu cintamu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Jika kau ingin memilih Nadira, aku tidak akan menghalangi. T
abaikan. Ia bukan sekadar pengganti Nadira; ia adalah wanita yang memiliki kekuatan untuk me
al. Arina menghadapi setiap langkahnya dengan ketenangan dan kecerdikan. Setiap konfrontasi publik, setia
Nadira secara langsung, menjaga integritasnya, dan menunjukkan kekuatannya. Ia tahu, perang ini belum selesai. Rafael masih
a tersenyum tipis, menatap langit: "Aku tidak akan mundur. Aku hid
Ia sadar bahwa lawannya kali ini berbeda. Arina bukan lagi wanita pasif yang mudah d
kirannya kacau. Ia harus memilih: masa lalu yang penuh nostalgia dan cinta lam
pihak kini bertarung bukan hanya untuk cinta, tapi juga unt
asuki babak baru. Dan Arina, untuk pertama kalinya,

GOOGLE PLAY