gan kegiatan mereka masing-masing-ada yang menumpuk buku, ada yang menyusun model robot, dan ada yang tengah mempelajari layar tabl
rinya di atas skema grafik yang rumit. "Aurora, lihat ini," katanya. "ndongkan tubuh untuk mengamati. "Pola a
t cara dia bergerak, ke mana dia pergi, dan bahkan... ekspresi wajahnya k
adi maksudmu... kita mau 'mengintai' dia seperti detektif?
harus paham niatnya. Jika dia mencoba mengganggu Mama a
atap layar tablet dengan cermat. "Kalau dia berniat jahat... a
nya. "Aku bisa menambahkan sensor gerak di pintu mas
cerdasan dan ketajaman mereka membuatnya bangga sekaligus cemas. Ia tahu Rafael bukan pria biasa. Ia bukan hanya
"Kalian tahu bahwa ini serius, kan? Rafael Damar bukan main-main.
kami ingin tahu siapa dia. Dan kalau dia
kspresikan rasa penasaran, tapi jangan sampai ketahuan ata
s. "Kami akan berhati-hati, Mama. Ta
n keamanan, menyusun jadwal anak-anak, dan bahkan meneliti aktivitas Rafael melalui berita dan kontak bisnis yang bis
ebakan atau sistem perlindungan," gumam Isabella pada dirinya sendiri. Ia menatap fot
k mulai membuat rencan
i jauh?" ujar Aurora. "Kita bisa catat kapan dia dat
ia untuk catatan kita. Jadi kalau Mama melih
. Semua pergerakan dia bisa kita pantau. Kalau dia melakuk
ah. Sensor gerak, kamera tersembunyi, dan beberapa jebakan
ari psikologinya. Cara dia berbicara, gerak tubuhnya, int
tapi kecerdasan mereka... luar biasa. Dan sekaligus, ia merasa khawatir. Rafael bukan or
i salah satu acara bisnis tempat Isabella hadir dengan anak-anak. Dari jauh, ia mengamati
akan tatapan itu. Aurora menekuk bibirnya, bi
a harus tetap hati-hati. Kita tid
berkata, "Aku bisa lihat caranya menatap, carany
dah mulai belajar bagaimana menghadapi pria yang dulu menghancurkan hidupnya.
n anak-anaknya. "Ini akan menyenangkan," gumamnya sendiri. "Me
utuskan untuk berbicara jujur, tapi tidak seluruhnya. "Kalian harus tahu... ayah kalian bukan p
, Mama. Tapi kami juga ingin tahu siapa dia. Dan ka
a. Kita akan pelajari setiap langkah dia, set
s. Lima anaknya bukan hanya jenius, tapi juga pemb
aru dimulai. Anak-anak Isabella mulai mengeksekusi rencana kecil mereka, mengamati Rafae
strategi psikologis. Ia tahu Rafael bukan sekadar pria yang bisa dihadapi dengan amarah. Dibutuhkan kecerdi
a anak kembar yang jenius mulai bergerak seperti pasukan kecil, siap menghadapi ayah me
telah dimulai... dan ia siap menghadapi tantangan dari lima anak jenius yang menantangnya, serta Isabella