depan villa. Lampu taman memantulkan bayangan tubuhnya, langkahnya tenang tapi penuh kewaspadaan. Di belakang Aur
erak," bisik Au
mbahan. "Posisi kita sudah tepat. Kamera di taman belakang
. "Kalau dia mencoba memotong jalur kita, sistem akan memberi p
dan kamera mini tertanam rapi, hampir tidak terlihat. "Sekarang kita bisa deng
"Kita harus tetap tenang. Ingat... ini hanya pengint
mata yang mengamatinya, pasti akan terkejut. Mer
-
berbeda-ada energi yang tidak biasa, seperti diawasi. Namun saat ia menoleh ke villa, tidak terlihat apa-
ri, ekspresinya tetap tenang tapi matanya menyala waspada. Ia mu
-
a sumbernya," bisiknya. Adriel menatap layar tambahan, jari-jarinya menari di keyboard. "Kita
Semua data kita bisa disimpan dan dianalisis nanti. Dia pasti aka
oba menyelinap masuk ke villa... alarm aka
kan sedikit gangguan visual, kalau dia terlalu dekat. Sehingga
an cemas. Ia tahu mereka jenius, tapi perasaan ibu membuatnya was-was. Ia harus memutuskan seberapa jauh mereka
i tegas. "Kalian hanya mengumpulkan informasi.
ebentar. "Iya, M
-
a. Ia menunduk sebentar, lalu melangkah menuju area taman yang lebih terang. Dari jendela,
igital. "Pindahkan sensor tambahan ke arah s
menoleh ke jendela utama... kita harus tutup t
n untuk jendela samping. Kalau dia mencoba masuk dia
lucu... dia seakan berjalan di papan catur, ta
-
dari sesuatu yang tersembunyi. Ia menunduk, memperhatikan semak-semak, bayangan pohon, tapi tidak ada yang ter
"Kita bisa lakukan ini," katanya pada kakaknya. "Kita tahu ger
mua data. Kalau dia menyadari... dia pasti kaget. Lima anak ya
hanya ingin informasi, bukan balas dendam sekarang. Tap
-
u mereka terlalu agresif... bisa berbahaya." Ia menegakkan tubuhnya, menarik napas panjang, lalu berbicara pada dirinya sendiri. "T
-
dekat ke pagar samping villa. Aurora menahan napas, jari-jarin
ebar. "Siap. Semua sistem aktif. Kal
tanah. Ia tersenyum tipis. "Ini menarik... lima anak
Kita harus terus catat semua gerakan dia. Setiap ekspresi, s
Jadi kita bisa prediksi gerakannya besok atau lusa. Dia ti
ni menyenangkan... seperti pe
-
enyalakan alarm virtual, dan menyimpan semua data yang dikumpulkan. Isabella mema
"Tapi ingat... ini baru langkah pertama. Kita ha
guk. "Iya, Mam
sa analisis data, prediksi langkah
ael bukanlah lawan biasa. "Kalian harus tetap waspada. Dan Mama juga... harus b
mpur jadi satu. Anak-anaknya mulai belajar menghadapi dunia nyata, menghadapi pri
mbar mulai bergerak seperti pasukan kecil yang cerdas, siap menghadapi ayah mereka sen
hiasi wajahnya. Ia tahu, permainan baru telah dimulai, dan lima anak cerda