img Perangkap Cinta Tuan CEO  /  Bab 3 Terdesak | 10.34%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Terdesak

Jumlah Kata:1103    |    Dirilis Pada: 02/10/2025

tak di kawasan elit Kensington. Pilar-pilar tinggi menopang balkon lantai dua, jendela

ah itu, melainkan fakta bahwa ia kini berdiri di depan

di sini?" g

nyelinap tepat di telinganya, me

ini, kau akan ting

rdiri sangat dekat di belakangnya, dengan seny

ipitkan mata, curiga. "Kau..

auh lebih sinis daripada menyenangkan. "Oh, Aurora. Jang

Aurora melangkah masuk dan mendapati interior rumah yang tak kalah mewahnya.

mengambil sesuatu, lalu melemparkannya ke arah Aurora. Gadis itu nya

seragam

?" tanyan

en rumah tangga pribadiku." Rafael melipat tangan,

ot tak percay

berimu kamar yang layak, ranjang empuk, dan dua kali makan sehari. Sarapa

annya. "Aku pegawai mark

tinggal yang layak," sahut Rafael, mendekat. "Kau bisa menolak, tentu saja. Tapi kal

rdiam. Taw

ar ingin memper

besok, jam lima pagi, kau harus menyiapkan sarapan. Jam enam, pakaian kerjaku

uh benci, tapi ia tahu

s tinggal di jalanan, aku tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah ini da

m licik, seolah akan ada kejutan l

*

kan begitu saja di depan gerbang rumah kos. Aurora berlari kecil, matanya membelalak tak percaya. Belum sempat ia mem

oper saya di luar?"

p kecil berisi uang. "Ini uang sewamu. Aku kembalikan.

napa? Ini satu-satunya tempat yang bisa

si ibu kos singkat, lalu memutar t

ang, walau hanya mendapatkan seteng

pintu. "Aku tak ingin masalah. Maaf,

an lebih lanjut

perti simbol betapa hidupnya sudah benar-benar kehilangan pijakan. Wajahnya tert

lai perih. Ia berdiri dengan lelah, menarik koper pelan,

kembali berkeroncong. Ia ragu sejenak di depan pintu, lalu masuk. Tidak ada pilihan l

asuk ke dalam restoran dan menabraknya dengan keras. Aurora terhuyung sedikit, pria itu sempat bergumam minta maaf, tapi wajahn

ng semakin aneh," gumamnya. Ia kemba

agihan datang, ia membuka tas kec

isi tas, menyibak saku jaket, bahkan

n uang sewa ko

gkin," bisiknya pani

ekspresi tak sabar. "Maaf

n wajah hampir menangis, tapi

nyaris kosong. Wajahnya pucat, rambutnya berantakan. Seorang polisi muda sedang menanyain

Suaranya lirih tapi tegas. "Dompetku dicopet, seseorang menabra

gan nada mencibir. "Sudah makan, terus pura-pura do

ungnya nyeri, bukan karena takut, tap

ngisi udara dengan aura dominasi. Pintu terbuka perlahan, dan berdiri

han kompensasi karena waktu Anda terbuang," katan

. "Ah... terima kasih, Tuan. Kalau begitu saya tidak akan perpanj

ecil. "Kalau begitu, kami anggap selesai. Tapi

enatap Rafael tajam, penuh rasa

ya diri. Aku hanya memastikan investasi baruk

ar. "Kau pikir aku senang menjadi orang yang harus

bantu. Tapi jika kau lebih suka kelaparan, aku bisa pergi sekara

ambun

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY