han emosi. Ia melangkah maju, berdiri di antara Rafa
ngan ayahku, bukan denganku. Jadi jika kau benar-benar ingin uangm
alu perlahan ia tertawa keras dan penuh ejekan. Tawanya menggem
lan menjauh darinya, ke arah jendela besar yang menghadap
kini dingin, wajahnya keras. Ia mengangk
ari seperti anjing, maka aku akan m
pi, dan terorganisir. Mereka langsung bergerak dan mulai membuka lemari, mencatat ba
i ke tengah ruangan, menghadang salah satu pria yang memba
alentino, properti ini disita
mereka semua. Salah satu dari mereka bahkan menarik koper yang masih tergeletak
likku, bukan ayahku!" teriak Aurora
Aurora terjatuh, kedua kopernya terlempar ke depan pintu. Nafasnya ter
ng ke arahnya, lalu berhenti di a
kan sesuatu, lalu melemparkannya k
mana harus menghubungiku," ucapnya ding
engan mata membara,
u, Rafael. Kau akan
enak, lalu menoleh s
pastikan kau bisa bayar
ggalkan Aurora yang terpuruk di ambang rumah, rambutnya beran
n gemetar, lalu tanpa ragu merobeknya tepat di tengah, serpihanny
gemis padamu? Mimpi," de
keluar dari halaman rumah yang dulu menjadi tempat ia dibesarkan. Tak ada lagi pelayan yang
aku kecil di jaket, menarik dompet lusuh. Isinya tipis. Tabungannya hampir h
Tapi ia tak menangis. Matanya tetap
a kecil di daerah pinggiran kota, murah dan sederhana. Dindingnya
ponselnya yang sejak tadi mati karena baterai habis. Setelah men
a membuat mat
rja di RV Group . Harap hadir besok
Aurora
kah di wajah yang sejak tadi dipenuhi luka. "Seti
-satunya setelan formal yang masih rapi. Disetrika seadanya di k
gambil rumah dan
a. Dan ia akan merebutnya kem
*
kan ha
lihat terlalu mewah untuk suasana hatinya pagi itu. Ia mengenakan blazer hitam sederha
intu ruangan paling ujung. "Silakan masuk.
erbaiki kerah blazernya, lalu menge
arvelo, pegawai baru untuk ba
kursi eksekutif itu berbalik dengan lambat, t
potong Rafael, suaranya rendah dan pen
it, dadanya bergemuruh karena kejutan dan
u ini perusahaanmu, aku tidak akan d
singa yang melihat rusa masuk kandang. "Sayangnya, kamu sudah data
gitu saja. Namun suara Rafael meng
ulah ayahmu, Edgar Marvelo. Aku bisa bawa ini ke pengad
memucat namun tetap garang. "Kau tak
a tenang namun dingin. "Jika kau keluar sekarang, aku pastikan tak satu pun perusahaan di
etar bukan karena takut, melainkan
peme
"Tapi jangan khawatir, aku tetap akan menggajimu. S
ah? Itu bahkan tidak cukup unt
ompensasi tambahan," katan
embara, ia tahu telah masuk ke medan perang,
ambun