img Cinta Terlarang Di Rumah Kakak Ku  /  Bab 5 Kinan tahu bahwa fokus itu hanya topeng | 15.15%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Kinan tahu bahwa fokus itu hanya topeng

Jumlah Kata:994    |    Dirilis Pada: 04/10/2025

Jakarta. Meskipun kondisi macet memaksa mobil berjalan lambat,

latex hitam yang ia kenakan terasa panas, tetapi bukan karena suhu udara. Di sebelahnya, Liam memegang

selama lima belas menit. Keheningan yang be

an besar, tangan kiri Liam perlahan bergerak dari kemudi. Gerakannya

pos karena gaun yang sangat pendek. Kinan menahan napas, tidak bergerak, t

uh bagian paling tepi dari kai

esaat. "Liam," bisiknya

. Dengan gerakan yang berani dan mendesak, Liam menyelipkan jarinya ke bawah gaun Kinan. Kinan hanya men

awahnya untuk menahan d

ari tengahnya menusuk, menemukan area sensitif Kinan yang su

arkannya dengan desahan batuk kecil. Ia

atanya tetap di jalanan yang macet. Kontras antara penampilan Lia

otes, tetapi tangannya justru bergerak, m

macetan mereka," jawab Liam, sambil meningkatkan ira

desah, kini tidak bisa

nya sejenak, menukar gigi, dan melaju pe

tah Liam. "Dudu

ejut. "Gil

k Liam, matanya menatap Kinan dengan campuran

melaju pelan, Kinan melepaskan sabuk pengamannya. Ia menarik tubu

enekan bagian intimnya. Mereka kini dalam posisi yang sangat berbahaya: Kin

ayang," b

urkan sejak tadi, dan membukanya sepenuhnya. Kinan merasakan p

ang Kinan erat-erat

dalam, Liam memasukkan penisnya ke dalam luba

sesak itu lebih kuat daripada di kamar mand

h mereka bertemu lagi, berbagi napas dan hasrat. Tangan Kinan m

ku suka kau di sini," bi

rayap di kemacetan. Tubuh Kinan mulai bergerak. Ia mem

ciumannya, matan

mu. Biar aku yang mengemudi, kau yang genjot," perin

Kinan mulai menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah, menciptakan ritme yang cepat da

u mau datang..." desah Kinan, air matanya

mudi, tangan lainnya mencengkeram bo

, Kinan. Aku gila k

dan mengerang. Gairahnya memuncak, dan i

r yang sangat dalam, Liam mengeluarkan cairan spermanya

a menegang karena pelepasan. Kinan menjerit kecil, merasakan kontraksi keras

, bersatu dalam kehen

patan dan kontrol yang menakutkan, ia membenarkan pakaiannya dan m

i dingin dan datar, seolah tidak ada yang

a kusut. Ia segera membenahi penampilannya, menyeka sisa gairah dari bibirnya. Ia melihat pantulan dirinya

tepat di depan sebuah

odel," kata Liam, mem

ta Liam. "Terima kasih atas tumpangannya," kata Kinan. Ia ingi

ia membuka bagasi mobil dan mengeluarkan k

iam. Itu bukan salam, melainkan

am yang langsung tancap gas menuju kantornya. Di balik senyum profesionalnya, Kinan tahu ia telah m

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY